TNI-Polri dan Pemkab Kobar Pasang Spanduk Stop Karhutla
A
A
A
PANGKALAN BUN - Untuk menekan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, TNI-Polri dan Pemkab Kobar memasang sejumlah spanduk bertuliskan 'stop membakar hutan dan lahan' di sejumlah wilayah yang rawan terjadi karhutla.
"Spanduk ini kita pasang di sejumlah wilayah yang rawan karhutla, seperti di Jalan Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kolam dan di Kecamatan Kumai. Hal ini dilakukan supaya warga tidak membakar lahan lagi dan bila tetap melakukan akab kami proses sesuai aturan yang berlaku," ujar Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy ZS kepada MNC Media di sela-sela kegiatan, Rabu (28/2/2018).
Sejauh ini, lanjut dia, sejumlah pemilik lahan dan warga di lokasi karhutla di Jalan Kolam di kilometer 12-18 sudah diperiksa. Sebab, pada pekan lalu lahan seluas 150 hektare di wilayah itu terbakar hebat dan Pangkalan Bun sempat diselimuti kabut asap selama empat hari.
"Untuk peristiwa karhutla di Jalan Kolam sudah kita periksa para pemilik lahan untuk mengetahui siapa yang pertama kali membakar yang kemudian merembet ke lahan lainnya."
Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah mengimbau kepada suruh masyarakat untuk tidak membakar lahan. Sebab, jika karhutla terjadi, imbasnya akan merugikan banyak orang.
"Membuat susah aparat untuk memadamkan dan dapat mengganggu aktivitas warga karena kabut asap. Untuk itu mari kita sama-sama menjaga lingkungan kita dan stop membakar hutan dan lahan," ujarnya.
"Spanduk ini kita pasang di sejumlah wilayah yang rawan karhutla, seperti di Jalan Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kolam dan di Kecamatan Kumai. Hal ini dilakukan supaya warga tidak membakar lahan lagi dan bila tetap melakukan akab kami proses sesuai aturan yang berlaku," ujar Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy ZS kepada MNC Media di sela-sela kegiatan, Rabu (28/2/2018).
Sejauh ini, lanjut dia, sejumlah pemilik lahan dan warga di lokasi karhutla di Jalan Kolam di kilometer 12-18 sudah diperiksa. Sebab, pada pekan lalu lahan seluas 150 hektare di wilayah itu terbakar hebat dan Pangkalan Bun sempat diselimuti kabut asap selama empat hari.
"Untuk peristiwa karhutla di Jalan Kolam sudah kita periksa para pemilik lahan untuk mengetahui siapa yang pertama kali membakar yang kemudian merembet ke lahan lainnya."
Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah mengimbau kepada suruh masyarakat untuk tidak membakar lahan. Sebab, jika karhutla terjadi, imbasnya akan merugikan banyak orang.
"Membuat susah aparat untuk memadamkan dan dapat mengganggu aktivitas warga karena kabut asap. Untuk itu mari kita sama-sama menjaga lingkungan kita dan stop membakar hutan dan lahan," ujarnya.
(zik)