Gus Ipul Ajak Nelayan Jadi Wirausahawan
A
A
A
SURABAYA - Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) nomor urut 2 Saifullah Yusuf, bertemu dengan ratusan nelayan di kawasan Kenjeran, Bulak, Rabu (28/2/2018). Pertemuan bertajuk Silaturahmi dan Sosialisasi Gus Ipul Bersama Nelayan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi warga nelayan sehingga kelak kebijakan Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno bisa benar-benar sesuai keinginan masyarakat.
Gus Ipul tiba di kawasan Kenjeran sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung disambut para Slankers untuk masuk ke gang-gang sempit perkampungan nelayan.Bersalaman dan menyapa dilakukan wakil gubernur Jatim ini di sepanjang gang-gang sempit perkampungan padat penduduk itu.
Ketika berpapasan dengan anak-anak nelayan, Gus Ipul juga menyalaminya dan mengecup kening mereka.Di ujung gang tepatnya di pinggir laut, sebuah panggung didirikan para slanker ini. Gus Ipul lantas berdialog bersama para warga di lokasi ini.
Ketika bertemu mantan ketua umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor ini, Ketua Paguyuban Udang Renon Sukolilo, Abdul Rohim mengatakan di kampungnya saat ini terdapat 154 nelayan yang memiliki perahu sederhana untuk menangkap udang rebon. Di Kenjeran, udang rebon adalah ikan andalan yang menjadi tulang punggun mereka.
"Sayangnya kalau udang rebon melimpah kami ini tidak memiliki lokasi menjemur. Akhirnya udang banyak yang busuk dan kami buang lagi ke laut," kata Rohim.
Selain minimnya lokasi untuk menjemur ikan, para nelayan di kawasan ini juga mengeluhkan kondisi perahu mereka yang sudah tua dan banyak yang bocor. Keluhan yang sama juga diungkapkan Hanafi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Bulak. "Nelayan selama ini juga masih cenderung menjual ikan mentah yang murah sehingga belum menguntungkan," ujarnya.
Terkait keluhan ini, Gus Ipul menyebut satu di antara strategi yang akan dia gunakan dalam meningkatkan taraf hidup nelayan, yakni dengan meningkatkan nilai hasil produksi. Menurut keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini, nelayan seharusnya tak lagi menjual hasil mentah, namun telah menjadikannya dalam bentuk olahan.
"Kami harus bekerja keras untuk memberikan nilai tambah hasil para nelayan. Caranya, bapaknya yang nangkap, ibunya memroses ke produk lain," ujar mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Dia mencontohkan produk olahan ikan teripang. Untuk satu kilogram teripang basah, hanya dihargai sebesar Rp3.000. Harga ini jauh di bawah teripang yang telah diproses, yang mencapai Rp200.000 per kilogramnya.
"Kami ingin menumbuhkembangkan jiwa wirausaha di kalangan keluarga nelayan. Anak nelayan akan kami bimbing menjadi pengusaha dengan menciptakan pasar," ujarnya.
Gus Ipul tiba di kawasan Kenjeran sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung disambut para Slankers untuk masuk ke gang-gang sempit perkampungan nelayan.Bersalaman dan menyapa dilakukan wakil gubernur Jatim ini di sepanjang gang-gang sempit perkampungan padat penduduk itu.
Ketika berpapasan dengan anak-anak nelayan, Gus Ipul juga menyalaminya dan mengecup kening mereka.Di ujung gang tepatnya di pinggir laut, sebuah panggung didirikan para slanker ini. Gus Ipul lantas berdialog bersama para warga di lokasi ini.
Ketika bertemu mantan ketua umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor ini, Ketua Paguyuban Udang Renon Sukolilo, Abdul Rohim mengatakan di kampungnya saat ini terdapat 154 nelayan yang memiliki perahu sederhana untuk menangkap udang rebon. Di Kenjeran, udang rebon adalah ikan andalan yang menjadi tulang punggun mereka.
"Sayangnya kalau udang rebon melimpah kami ini tidak memiliki lokasi menjemur. Akhirnya udang banyak yang busuk dan kami buang lagi ke laut," kata Rohim.
Selain minimnya lokasi untuk menjemur ikan, para nelayan di kawasan ini juga mengeluhkan kondisi perahu mereka yang sudah tua dan banyak yang bocor. Keluhan yang sama juga diungkapkan Hanafi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Bulak. "Nelayan selama ini juga masih cenderung menjual ikan mentah yang murah sehingga belum menguntungkan," ujarnya.
Terkait keluhan ini, Gus Ipul menyebut satu di antara strategi yang akan dia gunakan dalam meningkatkan taraf hidup nelayan, yakni dengan meningkatkan nilai hasil produksi. Menurut keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini, nelayan seharusnya tak lagi menjual hasil mentah, namun telah menjadikannya dalam bentuk olahan.
"Kami harus bekerja keras untuk memberikan nilai tambah hasil para nelayan. Caranya, bapaknya yang nangkap, ibunya memroses ke produk lain," ujar mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Dia mencontohkan produk olahan ikan teripang. Untuk satu kilogram teripang basah, hanya dihargai sebesar Rp3.000. Harga ini jauh di bawah teripang yang telah diproses, yang mencapai Rp200.000 per kilogramnya.
"Kami ingin menumbuhkembangkan jiwa wirausaha di kalangan keluarga nelayan. Anak nelayan akan kami bimbing menjadi pengusaha dengan menciptakan pasar," ujarnya.
(wib)