68 Orang Gila di Surabaya Dipulangkan ke Kampung Halaman

Selasa, 27 Februari 2018 - 18:47 WIB
68 Orang Gila di Surabaya Dipulangkan ke Kampung Halaman
68 Orang Gila di Surabaya Dipulangkan ke Kampung Halaman
A A A
SURABAYA - Peredaran orang gila di berbagai kota terus meresahkan. Kiriman orang gila yang datang di Kota Pahlawan berhasil disembuhkan. Sebanyak 68 orang gila yang sudah sembuh dikirim kembali ke kampung halamannya masing-masing.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) termasuk orang gila terus dirawat dan diobati. Mereka dikarantina dengan diberi tahapan pengobatan sebelum dikirim kembali ke kampung halamannya.
68 Orang Gila di Surabaya Dipulangkan ke Kampung Halaman

"Kalau sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter, mereka langsung dipulangkan ke daerahnya masing-masing," ujar Risma ketika ditemui di sela-sela pemulangan PMKS di Taman Surya, Surabaya, Selasa (27/2/2018).

Risma melanjutkan, para orang gila sudah lama tinggal bersama di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Saat ini, pihak dokter telah menyatakan bahwa mereka bisa kembali ke daerah asalnya masing-masing. “Total hari ini yang dipulangkan 90 PMKS,” sambungnya.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan itu menjelaskan, dari 90 orang itu terdiri dari 22 orang gelandangan dan pengemis, sedangkan sisanya 68 orang psikotik.
68 Orang Gila di Surabaya Dipulangkan ke Kampung Halaman

Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Timur 19 gelandangan dan pengemis serta 23 orang yang psikotik.

Dari Jawa Barat 18 psikotik, Jawa Tengah dua orang gelandangan dan pengemis serta 18 orang psikotik, DKI Jakarta seorang gendangan dan pengemis serta dua orang psikotik, Banten tiga orang psikotik, Lampung dua orang psikotik, Bali satu orang psikotik dan Sumatera Selatan satu orang psikotik.

Risma pun meminta kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Surabaya untuk memberitahukan kepada keluarganya supaya mengurus BPJS. Sebab, Pemkot Surabaya akan mengirimkan surat kepada Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan untuk mereka dibuatkan BPJS. “Tolong diurus saja supaya mereka bisa terus minum obat,” ujarnya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga memastikan pihaknya akan terus berusaha merawat dan mengobati serta meneruskan pemulangan para PMKS ke daerah asalnya masing-masing.

Sebab, saat ini kapasitas daya tampung Liponsos sudah tidak memadai. Bahkan, saat ini di Liponsos masih tersisa sekitar 1.485 orang, sehingga akan terus dilakukan pemulangan.
Risma menegaskan kalau dirinya tidak mau ada lagi PMKS yang dibuang ke Surabaya.

“Jadi, tolong jangan dibuang ke Surabaya lah, saya tahu ada yang by desain dibuang ke Surabaya. Jadi tolonglah dirawat, saya pikir kita bisa memberi bantuan dengan BPJS, mereka bisa minum obat rutin, mereka juga manusia, saya mohon sekali lagi tolong yang by desain itu jangan lah, itu dosa kalau kita membuang manusia,” paparnya.

Salah satu psikiater di Liponsos Keputih Agung BS menjelaskan, para penyandang PMKS yang dipulangkan merupakan orang yang sudah melewati fase-fase akut. Meskipun pada hakekatnya mereka belum sembuh sempurna. “Mereka yang dipulangkan itu remisi tidak sempurna namanya,” jelasnya.

Dia melanjutkan, para penyandang PMKS itu sudah mendapatkan perawatan dan terapi. Sehingga yang awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sakit, kini mereka sudah sadar kondisinya.

Bahkan, mereka sudah tahu siapa dirinya, berada di mana dan sudah mulai kangen rumah, serta sudah tahu alamat rumahnya. “Jadi, mereka sudah ingat semua tentang dirinya,” ujarnya.

Setelah para PMKS itu ingat alamat rumahnya, pemkot mengkonfirmasi ke alamat rumahnya itu. Setelah cocok, maka dilakukan proses pemulangan.

“Ke depan, kami akan terus memulangkan para PMKS itu setelah dinyatakan sembuh atau melewati masa akutnya,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8569 seconds (0.1#10.140)
pixels