Jabar Dilanda Banjir-Longsor, Tb Hasanudin Paparkan Strategi Penanganannya
A
A
A
BANDUNG - Hujan deras yang turun sejak dua hari terakhir mengakibatkan sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat nyaris lumpuh akibat diterjang banjir. Tak hanya di Kota Bandung yang merupakan Ibu Kota Provinsi Jabar, banjir juga merendam tiga kecamatan di Kabupaten Bandung. Selain itu, banjir dan longsor juga melanda lima kecamatan di Kabupaten Majalengka.
Banjir juga menerjang empat dusun serta ratusan hektare sawah di Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, di Kabupaten Kuningan, dari 14 desa yang tersebar di delapan kecamatan juga terdampak banjir dan longsor.
Terkait musibah banjir dan tanah longsor yang melanda Jabar, calon gubernur Jabar nomor urut 2 Tubagus (Tb) Hasanuddin menyampaikan keprihatinannya.
"Saya turut prihatin, semoga saudara-saudara kita yang mendapat musibah banjir diberikan kesabaran," ungkap Kang Hasan, sapaan akrabnya saat dihubungi, Jumat (23/2/2018).
Menurut Kang Hasan, persoalan banjir dan tanah longsor tak lepas dari manajemen air permukaan yang tidak baik. Sebab, kata Kang Hasan, seharusnya air permukaan bisa diserap oleh tanah dan sebagian lagi mengalir ke sungai.
"Ada tiga bagian yang harus dilakukan untuk menanggulangi banjir dalam jangka pendek dan panjang," tuturnya.
Pertama, di bagian hulu sungai atau gunung harus dibuat embung-embung penahan aliran air. Kedua, sungai harus dinormalisasi melalui pengerukan sedimentasi dan pembebasan daerah sempadan sungai.
"Ketiga, untuk wilayah permukiman atau perkotaan harus dibuat kawasan serapan air, seperti taman atau hutan kota, juga pembangunan sumur serapan di setiap rumah dan sumur injeksi di setiap kawasan permukiman," paparnya.
Disebutkan Kang Hasan, strategi yang lebih luas adalah tata ruang yang pro-lingkungan hidup, salah satunya mewujudkan 30% kawasan hutan dari total luas wilayah Provinsi Jabar.
"Pemukiman di perkotaan didorong agar menjadi konsep vertikal, seperti rumah susun," tandasnya.
Banjir juga menerjang empat dusun serta ratusan hektare sawah di Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, di Kabupaten Kuningan, dari 14 desa yang tersebar di delapan kecamatan juga terdampak banjir dan longsor.
Terkait musibah banjir dan tanah longsor yang melanda Jabar, calon gubernur Jabar nomor urut 2 Tubagus (Tb) Hasanuddin menyampaikan keprihatinannya.
"Saya turut prihatin, semoga saudara-saudara kita yang mendapat musibah banjir diberikan kesabaran," ungkap Kang Hasan, sapaan akrabnya saat dihubungi, Jumat (23/2/2018).
Menurut Kang Hasan, persoalan banjir dan tanah longsor tak lepas dari manajemen air permukaan yang tidak baik. Sebab, kata Kang Hasan, seharusnya air permukaan bisa diserap oleh tanah dan sebagian lagi mengalir ke sungai.
"Ada tiga bagian yang harus dilakukan untuk menanggulangi banjir dalam jangka pendek dan panjang," tuturnya.
Pertama, di bagian hulu sungai atau gunung harus dibuat embung-embung penahan aliran air. Kedua, sungai harus dinormalisasi melalui pengerukan sedimentasi dan pembebasan daerah sempadan sungai.
"Ketiga, untuk wilayah permukiman atau perkotaan harus dibuat kawasan serapan air, seperti taman atau hutan kota, juga pembangunan sumur serapan di setiap rumah dan sumur injeksi di setiap kawasan permukiman," paparnya.
Disebutkan Kang Hasan, strategi yang lebih luas adalah tata ruang yang pro-lingkungan hidup, salah satunya mewujudkan 30% kawasan hutan dari total luas wilayah Provinsi Jabar.
"Pemukiman di perkotaan didorong agar menjadi konsep vertikal, seperti rumah susun," tandasnya.
(sms)