Pelajar SMAN 1 Matauli Pandan Harumkan Nama Indonesia

Jum'at, 23 Februari 2018 - 15:11 WIB
Pelajar SMAN 1 Matauli Pandan Harumkan Nama Indonesia
Pelajar SMAN 1 Matauli Pandan Harumkan Nama Indonesia
A A A
JAKARTA - Dua tim pelajar dari SMAN 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang penelitian internasional. Tim pelajar dari Sumatera Utara ini meraih medali emas dalam dua ajang penelitian tersebut.

Hasil penelitian mereka berupa teh herbal dari biji alpukat dan hand sanitizer dari rambut dan bonggol jagung mengantarkan dua medali emas. Pelajar SMAN I Matauli Pandan Reyhan Khaira Helmita yang mewakili Tim Corncob and Cornhair as Hand Sanitizer (COCOHAS) mengatakan, timnya berhasil membuat hand sanitizer berbahan dasar bonggol jagung dan rambut jagung.

Bahan yang biasanya terbuang sia-sia ini ternyata mengandung Flavonoid yang manfaatnya banyak sekali bagi tubuh. Yakni sebagai antibacterial, antiviral, anti inflammasi, anti-tumor dan antioksidan. ''Bonggol dan rambut jagung biasanya dibuang. Padahal keduanya bisa diolah sebagai hand sanitizer dengan kandungan Flavonoid yang berguna bagi kebersihan tangan,'' katanya di Jakarta.

Reyhan menjelaskan, hand sanitizer yang dibuat timnya tidak hanya efektif membersihkan tangan dari kuman, namun juga ramah lingkungan. Sebab, tidak ada kandungan kimia yang dimasukkan didalam ramuan pembersih itu. Hanya ada bonggol dan rambut jagung yang dicampur dengan aloe vera, ekstrak mawar dan jeruk serta sedikit alkohol. Itu sebabnya saat dipakai di tangan produk mereka tidak berbau menyengat dan cepat meresap ke kulit.

Penelitian ini mengantarkan Reyhan, Shafira Citra Desrika Putri, Mita Yudistiara, Diana Puspita Surbakti dan Jenvi Ivanka Ningrum meraih emas pada International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition di Bangkok Februari ini.

Sementara siswa SMAN 1 Matauli Pandan Zidan Dzulyadain Amri mewakili Tim Avoteaman mengatakan, selama ini hanya daging alpukat saja yang dikonsumsi masyarakat. Padahal biji alpukat mengandung aktivitas biologi seperti antioksidan dan antihipertensi.

''Biji alpukat bermanfaat untuk diare, disentri, sakit gigi, parasit usus dan pengobatan kulit dan kecantikan. Kami mengekstraksi bijinya menjadi teh herbal,'' jelasnya.

Zidan menjelaskan, BPS menyatakan produksi alpukat mencapai 307.326 ton. Biji alpukat pun sangat potensial menjadi nilai tambah lain seperti teh herbal. Produk Avoteaman yang diciptakan mereka selain mengandung Flavonoid juga karotenoid, vitamin c dan vitamin e yang sangat baik bagi kesehatan.

Teh ini aman dikonsumsi semua kalangan usia. Dia pun berharap implementasi dari gagasan ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan limbah biji alpukat. Zidan bersama kelima temannya meraih emas di Kaohsiung International Invention dan Design Expo (KIDE) di Taiwan.

Zidan tidak menyangka jika mereka akan mendapatkan medali emas apalagi ini adalah kompetisi internasional pertama mereka. ''Kami juga mendapat spesial award dari National Research Council Thailand. Kami juga mendapat Best Invention Award dari Lembaga Kesehatan Hongkong. Kami sangat bersyukur dengan penghargaan ini karena membuat bangga negara dan sekolah,'' katanya.

Kepala SMAN 1 Matauli Pandan Murdianto menjelaskan, sekolahnya didirikan oleh para tokoh asal Tapanuli Tengah seperti almarhum Jend TNI (Purn) Faisal Tanjung, Akbar Tanjung, almarhum Zarlon Zaglul, Chuzairin Pasaribu dan sejumlah tokoh lain. Visi misi yang diusung sekolah ini ialah menjadi pusat kecemerlangan kehidupan akademik yang inspiratif, aspiratif terhadap perubahan zaman dan memberi manfaat kepada peradaban dan kemanusiaan.

“Kita buat iklim pendidikan yang dikndisikan untuk memenuhi esensi kompetensi abad 21. Siswa harus mampu mengolah informasi jadi ilmu pengetahuan dan menjadikannya kompetensi untuk mengatasi masalah kehidupan,” katanya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7966 seconds (0.1#10.140)