Duh, Bocah Korban Perceraian Ini Menderita Penyakit Langka
A
A
A
PURWAKARTA - Seorang bocah laki-laki, Vicky (8), warga Kampung Talaga RT 10/4, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menderita penyakit aneh. Beberapa bagian tubuhnya membengkak akibat penumpukan cairan. Selintas anak itu seperti menderita penyakit gondok, karena di bagian lehernya membesar.
Awalnya dia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Dia mengaku cukup kesakitan dengan pembengkakan di beberapa bagian tubuhnya, terutama di leher. Bocah ini terbilang sangat malang karena selama ini sudah tidak bersama ibu bapaknya sejak masih bayi.
Namun selama ini tinggal dan diurus oleh neneknya, Warsih (55). Sementara kedua orang tuanya Usman (35) dan Ati (25), sudah lama bercerai dan pergi entah kemana. Berdasarkan kabar, masing-masing sudah menikah lagi dan punya anak. "Selama ini saya yang mengurusnya," ujar Warsih.
Menurut dia, penyakit yang diderita cucunya itu terbilang sudah lama, hanya saja kondisinya semakin parah sejak tiga bulan terakhir. Atau bertepatan dengan terputusnya pengobatan, sehingga beberapa bagian tubuh Vicky kembali membengkak.
Sekolahnya pun harus terhenti karena sama sekali tidak bisa beraktivitas sebagaimana layaknya anak seusia dia. Padahal, Vicky memiliki kelebihan, yakni termasuk pandai mengaji.
Pemerintahan Kecamatan Sukasari baru mengetahui terdapat warganya menderita penyakit itu ketika melakukan pelayanan terpadu secara rutin ke kampung-kampung.
Ketika itu Camat Sukasari Jaya Pranolo mendapat kabar adanya bocah yang menderita penyakit aneh. Lalu bersama petugas kesehatan mengecek langsung ke rumahnya.
Pada kesempatan itu, dokter Puskesmas sempat mendiagnosa Vicky menderita sindrom nefrotik, atau gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein yang dibuang melalui urine. Meski jarang terjadi, sindrom nefrotik dapat dialami oleh siapa saja. Sindrom nefrotik umumnya terdeteksi pertama kali pada anak-anak, terutama yang berusia antara 2 sampai 5 tahun.
"Kami langsung bawa ke Rumah Sakit Umum Bayu Asih. Prioritas pertama kami adalah bagaimana anak ini sermbuh. Alhamdulillah Vicky sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit. Kami terus pantau setiap perkembangan kesehatannya. Kami juga mengapresiasi kesigapan aparat desa, tim kesehatan, dan pihak lain dalam menangani persoalan ini," ungkap Camat Sukasari, Jaya Parnolo kepada SINDOnews, Selasa (13/2/2018).
Awalnya dia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Dia mengaku cukup kesakitan dengan pembengkakan di beberapa bagian tubuhnya, terutama di leher. Bocah ini terbilang sangat malang karena selama ini sudah tidak bersama ibu bapaknya sejak masih bayi.
Namun selama ini tinggal dan diurus oleh neneknya, Warsih (55). Sementara kedua orang tuanya Usman (35) dan Ati (25), sudah lama bercerai dan pergi entah kemana. Berdasarkan kabar, masing-masing sudah menikah lagi dan punya anak. "Selama ini saya yang mengurusnya," ujar Warsih.
Menurut dia, penyakit yang diderita cucunya itu terbilang sudah lama, hanya saja kondisinya semakin parah sejak tiga bulan terakhir. Atau bertepatan dengan terputusnya pengobatan, sehingga beberapa bagian tubuh Vicky kembali membengkak.
Sekolahnya pun harus terhenti karena sama sekali tidak bisa beraktivitas sebagaimana layaknya anak seusia dia. Padahal, Vicky memiliki kelebihan, yakni termasuk pandai mengaji.
Pemerintahan Kecamatan Sukasari baru mengetahui terdapat warganya menderita penyakit itu ketika melakukan pelayanan terpadu secara rutin ke kampung-kampung.
Ketika itu Camat Sukasari Jaya Pranolo mendapat kabar adanya bocah yang menderita penyakit aneh. Lalu bersama petugas kesehatan mengecek langsung ke rumahnya.
Pada kesempatan itu, dokter Puskesmas sempat mendiagnosa Vicky menderita sindrom nefrotik, atau gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein yang dibuang melalui urine. Meski jarang terjadi, sindrom nefrotik dapat dialami oleh siapa saja. Sindrom nefrotik umumnya terdeteksi pertama kali pada anak-anak, terutama yang berusia antara 2 sampai 5 tahun.
"Kami langsung bawa ke Rumah Sakit Umum Bayu Asih. Prioritas pertama kami adalah bagaimana anak ini sermbuh. Alhamdulillah Vicky sudah mendapat penanganan medis di rumah sakit. Kami terus pantau setiap perkembangan kesehatannya. Kami juga mengapresiasi kesigapan aparat desa, tim kesehatan, dan pihak lain dalam menangani persoalan ini," ungkap Camat Sukasari, Jaya Parnolo kepada SINDOnews, Selasa (13/2/2018).
(nag)