Cuaca Ekstrem, 47 Titik Jalur KA di Jabar Rawan Longsor
A
A
A
BANDUNG - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop II Bandung mewaspadai 47 titik rawan longsor di sepanjang jalur rel kereta api di Jawa Barat. Berbagai antisipasi telah dilakukan mewaspadai terjadinya bencana saat perjalanan KA.
Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Joni Martinus mengatakan, di Jawa Barat ada 47 titik rawan longsor yang membenang dari Purwakarta hingga Banjar. Kontur geografis Jawa Barat yang berbukit, jurang, dataran tinggi, dan rendah menjadikan kawasan ini rawan terjadi pergerakan tanah atau banjir.
"Titik rawan itu berpotensi terjadi longsor, banjir, amblas, dan pergerakan tanah. Tetapi sampai sejauh ini di wilayah Daop II aman. Dari Bandung atau ke Cianjur aman. Kami terus melakukan pemantauan pada cuaca ekstrem ini," kata Joni pada peluncuran program jazzy di Stasiun Bandung, Selasa (6/2/2018).
Dari puluhan titik rawan itu, beberapa kawasan yang menjadi pantauan ekstra Daop II Bandung adalah daerah Purwakarta antara Ciganea hingga Sukatani atau KM 110. Kemudian di kawasan Cirengas Cianjur, dan Plered di Tasikmalaya.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan, seperti peristiwa di Bogor, Daop II Bandung telah menyiapkan langkah antisipasi dengan membangun posko daerah rawan. Posko itu berisi para petugas yang berjaga selama 24 jam. Mereka melakukan pengawasan terhadap tanah rawan di sekitar jalur KA.
"Petugas itu dilengkapi alat komunikasi yang bisa terhubung dengan stasiun atau kereta api bila terjadi bencana. Tak hanya itu, petugas juga dilengkapi alat pengukur pergerakan tanah untuk memantau pergerakan titik rawan," ujarnya.
PT KAI Daop II juga menyiagakan regu terbang dari Purwakarta, Cimahi, Padalarang, hingga Bajar. “Mereka akan sigap menghadapi bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi," pungkas Joni.
Manajer Humas PT KAI Daop II Bandung Joni Martinus mengatakan, di Jawa Barat ada 47 titik rawan longsor yang membenang dari Purwakarta hingga Banjar. Kontur geografis Jawa Barat yang berbukit, jurang, dataran tinggi, dan rendah menjadikan kawasan ini rawan terjadi pergerakan tanah atau banjir.
"Titik rawan itu berpotensi terjadi longsor, banjir, amblas, dan pergerakan tanah. Tetapi sampai sejauh ini di wilayah Daop II aman. Dari Bandung atau ke Cianjur aman. Kami terus melakukan pemantauan pada cuaca ekstrem ini," kata Joni pada peluncuran program jazzy di Stasiun Bandung, Selasa (6/2/2018).
Dari puluhan titik rawan itu, beberapa kawasan yang menjadi pantauan ekstra Daop II Bandung adalah daerah Purwakarta antara Ciganea hingga Sukatani atau KM 110. Kemudian di kawasan Cirengas Cianjur, dan Plered di Tasikmalaya.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan, seperti peristiwa di Bogor, Daop II Bandung telah menyiapkan langkah antisipasi dengan membangun posko daerah rawan. Posko itu berisi para petugas yang berjaga selama 24 jam. Mereka melakukan pengawasan terhadap tanah rawan di sekitar jalur KA.
"Petugas itu dilengkapi alat komunikasi yang bisa terhubung dengan stasiun atau kereta api bila terjadi bencana. Tak hanya itu, petugas juga dilengkapi alat pengukur pergerakan tanah untuk memantau pergerakan titik rawan," ujarnya.
PT KAI Daop II juga menyiagakan regu terbang dari Purwakarta, Cimahi, Padalarang, hingga Bajar. “Mereka akan sigap menghadapi bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi," pungkas Joni.
(wib)