Wabup Trenggalek dan Ribuan Warga Antusias Sambut Puti Soekarno
A
A
A
TRENGGALEK - Bakal Calon Wakil Gubernur (Bacawagub) Jawa Timur (Jatim) Puti Guntur Soekarno disambut meriah di Kabupaten Trenggalek, Senin 5 Februari 2018 malam. Ribuan warga mengiringi Puti menikmati kesenian tradisional Barongan, yang menjadi salah satu ciri budaya di kawasan Mataraman (Jatim bagian barat).
Warga dari berbagai daerah di Trenggalek dating berduyun-duyun datang ke lapangan Karangan. “Woro-woronya sekitar empat hari lalu, bahwa Mbak Puti akan datang ke sini. Kami ingin melihat cucu Bung Karno,” kata Supardi, warga yang datang bersama istrinya.“Tetangga-tetangga saya semua membicarakan sosok Mbak Puti, cucu Bung Karno yang kita cintai bersama,” imbuh Slamet, warga lainnya.
Warga Trenggalek punya kenangan sendiri terhadap Bung Karno. Semasa menjabat presiden pertama, “Putera Sang Fajar” itu pernah berkunjung ke sana. Puti Guntur Soekarno datang didampingi Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.
“Selamat datang Mbak Puti di bumi Trenggalek. Beliau cucu Bung Karno, yang saat ini menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul,” teriak Ketua DPC PDIP Trenggalek, Doding Rachmadi.
Grup-grup seni tradisional Barongan berirama menyambut Puti. Suara gamelan berdentang keras, disertai tetabuhan kendang bertalu-talu dan suara seruling yang keras melengking. Di atas pentas, meledak-ledak cambuk yang melecuti. Terlihat pembawa Barongan makin kencang meliuk dan berguling.
Dalam pertemuan dengan warga itu, hadir pula mantan Bupati Trenggalek, Mulyadi. Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin mempromosikan Puti Guntur Soekarno kepada warganya. “Saya mohon doa restu warga untuk Mbak Puti Guntur Soekarno yang mendapat tugas menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul,” kata Wabup Nur Arifin.
Puti Guntur Soekarno menyampaikan terima kasih atas keramahan dan kemeriahan sambutan warga Trenggalek. “Salam dari Gus Ipul untuk rakyat Trenggalek. Beliau ada kegiatan di tempat lain, sehingga tidak bisa ke sini,” kata Puti.
Dosen tamu di Universitas Kokushikan, Jepang, itu berpesan agar segala seni budaya yang hidup di Trenggalek, dan diwariskan para pendahulu ke generasi sekarang, tetap dijaga dan dirawat. “Kesenian ini harus dipertahankan karena menjadi ciri khas warga di sini. Jangan sampai punah ya,” pesan Puti.
Warga dari berbagai daerah di Trenggalek dating berduyun-duyun datang ke lapangan Karangan. “Woro-woronya sekitar empat hari lalu, bahwa Mbak Puti akan datang ke sini. Kami ingin melihat cucu Bung Karno,” kata Supardi, warga yang datang bersama istrinya.“Tetangga-tetangga saya semua membicarakan sosok Mbak Puti, cucu Bung Karno yang kita cintai bersama,” imbuh Slamet, warga lainnya.
Warga Trenggalek punya kenangan sendiri terhadap Bung Karno. Semasa menjabat presiden pertama, “Putera Sang Fajar” itu pernah berkunjung ke sana. Puti Guntur Soekarno datang didampingi Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.
“Selamat datang Mbak Puti di bumi Trenggalek. Beliau cucu Bung Karno, yang saat ini menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul,” teriak Ketua DPC PDIP Trenggalek, Doding Rachmadi.
Grup-grup seni tradisional Barongan berirama menyambut Puti. Suara gamelan berdentang keras, disertai tetabuhan kendang bertalu-talu dan suara seruling yang keras melengking. Di atas pentas, meledak-ledak cambuk yang melecuti. Terlihat pembawa Barongan makin kencang meliuk dan berguling.
Dalam pertemuan dengan warga itu, hadir pula mantan Bupati Trenggalek, Mulyadi. Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin mempromosikan Puti Guntur Soekarno kepada warganya. “Saya mohon doa restu warga untuk Mbak Puti Guntur Soekarno yang mendapat tugas menjadi Calon Wakil Gubernur, mendampingi Gus Ipul,” kata Wabup Nur Arifin.
Puti Guntur Soekarno menyampaikan terima kasih atas keramahan dan kemeriahan sambutan warga Trenggalek. “Salam dari Gus Ipul untuk rakyat Trenggalek. Beliau ada kegiatan di tempat lain, sehingga tidak bisa ke sini,” kata Puti.
Dosen tamu di Universitas Kokushikan, Jepang, itu berpesan agar segala seni budaya yang hidup di Trenggalek, dan diwariskan para pendahulu ke generasi sekarang, tetap dijaga dan dirawat. “Kesenian ini harus dipertahankan karena menjadi ciri khas warga di sini. Jangan sampai punah ya,” pesan Puti.
(wib)