Pasokan Minim, Ribuan Pengusaha Penggilingan Padi Hentikan Produksi

Senin, 05 Februari 2018 - 16:31 WIB
Pasokan Minim, Ribuan...
Pasokan Minim, Ribuan Pengusaha Penggilingan Padi Hentikan Produksi
A A A
KARAWANG - Ribuan usaha penggilingan padi terpaksa mengurangi kegiatan produksinya akibat pasokan gabah dari petani masih sangat minim. Bahkan untuk usaha penggilingan padi kelas kecil dan menengah sudah banyak yang menghentikan kegiatan produksi karena tidak ada pasokan sama sekali dari petani.

Penyebab minimnya pasokan padi dari petani karena panen belum menyeluruh. Di tambah lagi kebanyakan petani lebih memilih menahan padi daripada harus menjualnya.

"Setidaknya ada 38 ribu usaha penggilingan padi di Jawa Barat yang kebanyakan usaha penggilingan padi kelas kecil dan menengah. Dan mereka ini yang paling berdampak karena harus menghentikan usahanya sementara menunggu pasokan lagi. Kalau penggilingan besar masih mendapat pasokan namun jumlahnya juga sangat minim hanya 15 persen dari kondisi normal," kata Sekretaris Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) Jawa Barat Muchlis Anwar, Senin (5/2/2018).

Menurut Muchlis usaha penggilingan padi kecil yang paling terpukul karena petani disekitarnya tidak lagi memasok sehingga harus menghentikan kegiatannya. Jika pun ada pasokan dari petani sekitar itu terlalu minim, karena kebanyakan petani tidak mau menjual gabahnya ke penggilingan.

"Dalam seminggu paling lama mereka usaha hanya 4 hari kerja selebihnya mereka libur. Memang benar panen ada di Jawa Barat, tetapi kondisinya belum menyeluruh. Selain itu petani juga saat ini belum melakukan penjualan karena masih menyimpan gabahnya," ujarnya.

Pasokan padi menurun bukan hanya karena petani menahan padi untuk dijual, alasan lain karena faktor cuaca buruk. Alasan lain karena banyak penggilingan padi yang tidak memiliki teknologi pengeringan gabah.

Sehingga, proses penggilingan masih menunggu proses pengeringan yang bergantung dengan cuaca. "Kalau yang punya mesin pengeringan bisa dilakukan pengeringan setiap hari. Tetapi itu pun stoknya sedikit. Namun banyak juga yang tidak punya pengeringan, mereka harus menunggu cuaca untuk pengeringan gabah," pungkasnya.

Oleh karena itu, kata Muchlis, pemerintah harus memiliki program bagaimana pelaku usaha penggilingan padi bisa mengganti alat pengeringannya dengan tehnologi moderen.

Hal ini tidak hanya untuk mengejar target produksi tapi juga kualitas beras bisa menjadi lebih baik. "Alat penggilingan padi yang dimiliki pengusaha penggilingan sudah usang dan harus segera diganti. Pemerintah harus memiliki program itu secepatnya agar produksi jalan terus," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7259 seconds (0.1#10.140)