Kenalkan Pancasila ke Anak Muda Zaman Now
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebanyak 1.500 mahasiswa dari delapan kampus di Yogya kemarin mengikuti talkshow tentang Pancasila. Mereka dikenalkan lebih mendalam tentang nilai nilai Pancasila.
Talkshow “Pancasila di Zamanku” ini diselenggarakan Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang) di Grand Pacific Hall Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018). Hadir sebagai Pembicara adalah Mahfud MD, Inayah Wahid dan Tantri Kotak.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menegaskan Pancasila adalah hasil kesepakatan para pendiri bangsa Indonesia. Untuk itu tidak ada ideologi apapun yang bisa menggantikannya sebagai dasar negara. “Pancasila adalah akte kelahiran bangsa. Kalau diganti berarti sudah bukan Indonesia lagi,” tegas pakar hukum tata negara ini.
Di hadapan sebanyak 1.500 mahasiswa di Yogyakarta, Mahfud menjelaskan, Pancasila sepanjang zaman selalu aktual, selalu menjadi pedoman bangsa untuk persatuan. Menurut Mahfud, Indonesia adalah laboratorium pluralisme.
Di Indonesia ada sebanyak 17.500 pulau, 1.360 suku dan 726 bahasa daerah. “Namun dengan Pancasila semua bisa bersatu. Banyangkan di Afganistan ada tujuh suku dan mereka sekarang pecah menjadi tujuh kelompok. Di India ada yang berperang tiap hari gara gara beda bahasa. Di Indonesia semua bersatu karena Pancasila,” jelasnya.
Talkshow ini dipandu jurnalis senior Rosianna Silalahi dan diikuti mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Yogyakarta, yakni Universitas Proklamasi 45, Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Kemudian Institut Seni Indonesia (ISI), STIE YKPN, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) dan Universitas Sanata Dharma.
Mahfud menambahkan Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. “Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Mahfud.
Sementara itu Inayah Wahid yang juga hadir sebagai narasumber menyebut Pancasila adalah intisari dari semua nilai-nilai kearifan yang bersifat universal. Sehingga sampai kapan pun Pancasila tidak akan ketinggalan zaman, termasuk di tengah generasi milenial sekarang ini.
“Pancasila selalu relevan. Pancasila selalu bersumber dari nilai-nilai kebaikan dan selalu sejalan dengan agama apa pun,” ujar Inayah.
Putri bungsu Presiden Indonesia ke empat KH Abdurrahman Wahid ini juga menyebut almahrum ayahnya adalah orang yang sangat mencintai Allah.
Untuk itu dalam hidupnya Abudrrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur selalu melindungi masyarakat yang tertindas sebagai bentuk mencintai mahluk ciptaan Allah. “Gus Dur mencintai Allah, untuk itu beliau selalu membela mahluk-mahluk ciptaan Allah yang dianiaya apapun itu agamanya. Itu adalah bentuk pengamalan Pancasila,” tambahnya.
Sementara itu pembicara ketiga Tantri Kotak menyebut minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila bisa membuat generasi muda saat ini semakin individualistis dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global. “Saya mengajak semua anak-anak muda saat ini agar terus berkarya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan,” jelasnya.
Putri, salah satu mahasiswi yang ikut dalam acara tersebut mengaku jika pemahaman Pancasila memang perlu ditanamkan kepada anak muda. Dia menyadari saat ini tidak sedikit anak muda seusianya yang yang cenderung tidak punya pegangan dalam era globalisasi saat ini. “Memahami Pancasila secara utuh bisa menjauhkan kita dari faham yang radikal,” ujarnya.
Respons positif ditunjukan oleh ribuan peserta. Mereka antusias mengikuti acara sampai berakhir. Usai talkshow, para peserta juga dihibur oleh aksi panggung band Kotak yang dimotori Tantri. Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H Serad mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan.
Talkshow “Pancasila di Zamanku” ini diselenggarakan Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang) di Grand Pacific Hall Yogyakarta, Sabtu (3/2/2018). Hadir sebagai Pembicara adalah Mahfud MD, Inayah Wahid dan Tantri Kotak.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menegaskan Pancasila adalah hasil kesepakatan para pendiri bangsa Indonesia. Untuk itu tidak ada ideologi apapun yang bisa menggantikannya sebagai dasar negara. “Pancasila adalah akte kelahiran bangsa. Kalau diganti berarti sudah bukan Indonesia lagi,” tegas pakar hukum tata negara ini.
Di hadapan sebanyak 1.500 mahasiswa di Yogyakarta, Mahfud menjelaskan, Pancasila sepanjang zaman selalu aktual, selalu menjadi pedoman bangsa untuk persatuan. Menurut Mahfud, Indonesia adalah laboratorium pluralisme.
Di Indonesia ada sebanyak 17.500 pulau, 1.360 suku dan 726 bahasa daerah. “Namun dengan Pancasila semua bisa bersatu. Banyangkan di Afganistan ada tujuh suku dan mereka sekarang pecah menjadi tujuh kelompok. Di India ada yang berperang tiap hari gara gara beda bahasa. Di Indonesia semua bersatu karena Pancasila,” jelasnya.
Talkshow ini dipandu jurnalis senior Rosianna Silalahi dan diikuti mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Yogyakarta, yakni Universitas Proklamasi 45, Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Kemudian Institut Seni Indonesia (ISI), STIE YKPN, Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) dan Universitas Sanata Dharma.
Mahfud menambahkan Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. “Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Mahfud.
Sementara itu Inayah Wahid yang juga hadir sebagai narasumber menyebut Pancasila adalah intisari dari semua nilai-nilai kearifan yang bersifat universal. Sehingga sampai kapan pun Pancasila tidak akan ketinggalan zaman, termasuk di tengah generasi milenial sekarang ini.
“Pancasila selalu relevan. Pancasila selalu bersumber dari nilai-nilai kebaikan dan selalu sejalan dengan agama apa pun,” ujar Inayah.
Putri bungsu Presiden Indonesia ke empat KH Abdurrahman Wahid ini juga menyebut almahrum ayahnya adalah orang yang sangat mencintai Allah.
Untuk itu dalam hidupnya Abudrrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur selalu melindungi masyarakat yang tertindas sebagai bentuk mencintai mahluk ciptaan Allah. “Gus Dur mencintai Allah, untuk itu beliau selalu membela mahluk-mahluk ciptaan Allah yang dianiaya apapun itu agamanya. Itu adalah bentuk pengamalan Pancasila,” tambahnya.
Sementara itu pembicara ketiga Tantri Kotak menyebut minimnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila bisa membuat generasi muda saat ini semakin individualistis dan tidak mempunyai pegangan di tengah arus informasi global. “Saya mengajak semua anak-anak muda saat ini agar terus berkarya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan,” jelasnya.
Putri, salah satu mahasiswi yang ikut dalam acara tersebut mengaku jika pemahaman Pancasila memang perlu ditanamkan kepada anak muda. Dia menyadari saat ini tidak sedikit anak muda seusianya yang yang cenderung tidak punya pegangan dalam era globalisasi saat ini. “Memahami Pancasila secara utuh bisa menjauhkan kita dari faham yang radikal,” ujarnya.
Respons positif ditunjukan oleh ribuan peserta. Mereka antusias mengikuti acara sampai berakhir. Usai talkshow, para peserta juga dihibur oleh aksi panggung band Kotak yang dimotori Tantri. Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H Serad mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan.
(whb)