Harga Beras Stabil, Pemkot Salatiga Batalkan Operasi Pasar
A
A
A
SALATIGA - Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, Jawa Tengah membatalkan rencana operasi pasar (OP) beras. Kebijakan ini diambil menyusul stabilnya harga beras di pasaran dalam beberapa hari belakangan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Muthoin menyatakan, pembatalan OP beras didasarkan pada perkembangan harga beras yang sudah stabil dan kondisi ketersedian stok yang dimiliki sejumlah distributor masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan ke depan.
Selain itu, juga didasarkan pada saran dan penilaian para distributor yang menilai saat ini belum perlu dilakukan OP lantaran ada kemungkinan harga beras segera turun.
"Menimbang perkembangan harga dan stok yang ada, maka OP beras kami batalkan. Namun pertengah Februari kami akan lakukan evaluasi. Apabila harga beras belum turun, maka kami akan mengajukan usulan OP ke Bulog," katanya, Kamis (1/2/2018).
Menurut dia, harga beras untuk kualitas medium di pasaran saat ini berkisar Rp11.000 per kg. Sedangkan harga beras untuk kualitas premiun masih Rp13.000 per kg. "Kalau stok untuk semua jenis beras yang dimiliki empat distributor di Salatiga masih banyak dan cukup untuk memenuhi permintaan konsumen," tukasnya.
Sementara itu, beberapa pemilik warung makan di Salatiga menilai, fluktuasi harga beras pada musim penghujan sudah menjadi hal wajar. Sebab, saat curah hujan tinggi, petani kesulitan mengeringkan gabah, sehingga stok gabah kering yang siap giling menipis. Imbasnya, stok beras menurun dan harganya melambung.
"Saat musim penghujan, kenaikan harga beras memang sudah wajar. Hanya, kali ini kenaikannya lebih tinggi dibanding sebelumnya. Biasanya harga beras paling naik antara Rp500 hingga Rp1.000 per kg. Sekarang naik antara Rp2.000 sampai Rp3.000 per kg," kata Matias (50) pemilik warung makan di lingkungan Pemkot Salatiga.
Menurut dia, saat ini harga beras jenis C4 biasa di pasar masih Rp11.000 per kg. Sedangkan harga beras kualitas premiun berkisar antara Rp13.000 - Rp13.500 per kg. "Saya berharap, harga beras segera turun dan stabil," ucapnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Muthoin menyatakan, pembatalan OP beras didasarkan pada perkembangan harga beras yang sudah stabil dan kondisi ketersedian stok yang dimiliki sejumlah distributor masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama beberapa bulan ke depan.
Selain itu, juga didasarkan pada saran dan penilaian para distributor yang menilai saat ini belum perlu dilakukan OP lantaran ada kemungkinan harga beras segera turun.
"Menimbang perkembangan harga dan stok yang ada, maka OP beras kami batalkan. Namun pertengah Februari kami akan lakukan evaluasi. Apabila harga beras belum turun, maka kami akan mengajukan usulan OP ke Bulog," katanya, Kamis (1/2/2018).
Menurut dia, harga beras untuk kualitas medium di pasaran saat ini berkisar Rp11.000 per kg. Sedangkan harga beras untuk kualitas premiun masih Rp13.000 per kg. "Kalau stok untuk semua jenis beras yang dimiliki empat distributor di Salatiga masih banyak dan cukup untuk memenuhi permintaan konsumen," tukasnya.
Sementara itu, beberapa pemilik warung makan di Salatiga menilai, fluktuasi harga beras pada musim penghujan sudah menjadi hal wajar. Sebab, saat curah hujan tinggi, petani kesulitan mengeringkan gabah, sehingga stok gabah kering yang siap giling menipis. Imbasnya, stok beras menurun dan harganya melambung.
"Saat musim penghujan, kenaikan harga beras memang sudah wajar. Hanya, kali ini kenaikannya lebih tinggi dibanding sebelumnya. Biasanya harga beras paling naik antara Rp500 hingga Rp1.000 per kg. Sekarang naik antara Rp2.000 sampai Rp3.000 per kg," kata Matias (50) pemilik warung makan di lingkungan Pemkot Salatiga.
Menurut dia, saat ini harga beras jenis C4 biasa di pasar masih Rp11.000 per kg. Sedangkan harga beras kualitas premiun berkisar antara Rp13.000 - Rp13.500 per kg. "Saya berharap, harga beras segera turun dan stabil," ucapnya.
(rhs)