Bik Nunnah Mringis, Biskuit Ibu Hamil Buatan Mahasiswa Unusa
A
A
A
SURABAYA - Mahasiswa Universitas NU Surabaya (Unusa) berinovasi membuat biskuit yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Biskuit berbahan kurma itu diberi nama Bik Nunnah Mringis.
Rasa mual yang kerap menyerang ibu hamil di pagi hari selalu menjadi momen yang paling dibenci kaum hawa. Pagi yang hangat menjadi teror yang selalu melanda, nafsu makan berkurang yang ujungnya berpengaruh pada pertumbuhan janin.
Situasi sulit yang dihadapi para ibu hamil coba dipahami oleh mahasiswa Universitas NU Surabaya (Unusa). Mereka melakukan inovasi dengan menciptakan biskuit dari buah kurma. Selama ini, kurma dikenal sebagai salah satu buah yang memiliki efek positif dikonsumsi oleh para ibu hamil.
Mahasiswa D3 Kebidanan Unusa Nurul Afifatul Azizah menuturkan, hasil olahan kurma bisa mengatasi mual-mual pada ibu hamil. Tiga bulan pertama kehamilan yang selalu dijalani dengan rasa mual, kini bisa dihindari.
Ia dan beberapa temannya sadar khasiat kurma sangat bagus untuk menggantikan nutrisi ibu hamil yang berkurang karena mengalami morning sickness. Rasa mual yang menyergap bisa hilang.
"Morning sickness ini sangat memengaruhi pertumbuhan janin karena sang ibu sulit untuk mengonsumsi makanan,” ujar Afif, panggilan akrabnya, Selasa (23/1/2018).
Ia melanjutkan, morning sickness ini banyak dialami para ibu hamil saat awal-awal kehamilannya. Dari hasil praktiknya di bidan mandiri, sebanyak 80% ibu hamil yang datang itu mengalami morning sickness. Makanya ia dan teman-temannya bertekad membuat sesuatu yang bisa mengurangi rasa mual dan juga bisa menggantikan nutrisi ibu yang mengalami morning sickness. Maka, jadilah Bik Nunnah Mringis atau Biskuit Nutrisi Sunnah Atasi Morning Sickness.
Bik Nunnah Mringis, lanjutnya, mulai dicoba untuk dibagikan ke para ibu hamil yang kontrol di bidan mandiri. Mereka sangat menyukai biskuit yang dibuatnya dari kurma. "Katanya bisa mengurangi rasa mual. Alhamdulillah berhasil," ucapnya.
Efek positif yang berhasil dialami para ibu hamil membuatnya semakin percaya diri untuk terus memproduksi Bik Nunnah Mringis. Bersama kawan-kawannya, Afif kini berhasil memproduksi Bik Nunnah Mringis sebanyak enam kali dalam sebulan. Satu kali produksi bisa menghasilkan 40 pak yang berisi 300 gram atau 15 keping biskuit. Mereka pun menjualnya dengan harga Rp28 ribu per pak.
Awal pembuatan Bik Nunnah Mringis sendiri dimulai ketika empat mahasiswa Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Unusa mendapatkan hibah dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Bantuan tersebut disalurkan melalui program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI).
Afif dibantu oleh Wahyu Erisa Fitri, Tika Pratama Putri, dan Khoirun Nabila untuk melakukan berbagai riset serta uji coba mendalam tentang biskuit kurma. Mereka awalnya tidak menyangka akan lolos seleksi Kemristekdikti untuk mendapatkan hibah program KBMI.
"Kami waktu itu berpikir manfaat yang bisa digunakan oleh masyarakat. makanya muncul ide biskuit bagi ibu hamil," jelasnya.
Makanya, kata Afif, sejak Juli 2017 proposal dikirimkan ke panitia seleksi. Pada akhir Agustus diumumkan mendapatkan hibah senilai Rp30 juta dari Rp35 juta yang diajukan. Dari dana yang cair 80% itu dibuat untuk berproduksi biskuit kurma.
Afif dan teman-temannya sengaja memilih bahan baku kurma karena kandungan nutrisinya. Apalagi, sejak lama buah kurma disunahkan Nabi Muhammad SAW untuk dikonsumsi umatnya karena kandungannya yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
"Kami pernah ikut seminar tentang kandungan buah kurma ini. Karenanya saya membuat sesuatu dari kurma ini," katanya.
Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa Umdatus Saleha mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi tinggi pada mahasiswanya yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang. Pergulatan yang dilakukan juga memberikan inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya.
Ia pun gembira ketika banyak mahasiswa Unusa mulai giat untuk mengikuti kompetisi yang digelar Kemristekdikti. Karena, dengan mengikuti ajang-ajang seperti itu tidak hanya mengangkat nama mahasiswa namun juga mengangkat almamater. Penelitian serta riset yang dilakukan bisa menjadi rujukan untuk hasil yang maksimal di kemudian hari.
"Apalagi dari empat mahasiswa itu semuanya masuk melalui jalur bidikmisi. Kami semua tentu bangga dengan mereka," jelasnya.
Rasa mual yang kerap menyerang ibu hamil di pagi hari selalu menjadi momen yang paling dibenci kaum hawa. Pagi yang hangat menjadi teror yang selalu melanda, nafsu makan berkurang yang ujungnya berpengaruh pada pertumbuhan janin.
Situasi sulit yang dihadapi para ibu hamil coba dipahami oleh mahasiswa Universitas NU Surabaya (Unusa). Mereka melakukan inovasi dengan menciptakan biskuit dari buah kurma. Selama ini, kurma dikenal sebagai salah satu buah yang memiliki efek positif dikonsumsi oleh para ibu hamil.
Mahasiswa D3 Kebidanan Unusa Nurul Afifatul Azizah menuturkan, hasil olahan kurma bisa mengatasi mual-mual pada ibu hamil. Tiga bulan pertama kehamilan yang selalu dijalani dengan rasa mual, kini bisa dihindari.
Ia dan beberapa temannya sadar khasiat kurma sangat bagus untuk menggantikan nutrisi ibu hamil yang berkurang karena mengalami morning sickness. Rasa mual yang menyergap bisa hilang.
"Morning sickness ini sangat memengaruhi pertumbuhan janin karena sang ibu sulit untuk mengonsumsi makanan,” ujar Afif, panggilan akrabnya, Selasa (23/1/2018).
Ia melanjutkan, morning sickness ini banyak dialami para ibu hamil saat awal-awal kehamilannya. Dari hasil praktiknya di bidan mandiri, sebanyak 80% ibu hamil yang datang itu mengalami morning sickness. Makanya ia dan teman-temannya bertekad membuat sesuatu yang bisa mengurangi rasa mual dan juga bisa menggantikan nutrisi ibu yang mengalami morning sickness. Maka, jadilah Bik Nunnah Mringis atau Biskuit Nutrisi Sunnah Atasi Morning Sickness.
Bik Nunnah Mringis, lanjutnya, mulai dicoba untuk dibagikan ke para ibu hamil yang kontrol di bidan mandiri. Mereka sangat menyukai biskuit yang dibuatnya dari kurma. "Katanya bisa mengurangi rasa mual. Alhamdulillah berhasil," ucapnya.
Efek positif yang berhasil dialami para ibu hamil membuatnya semakin percaya diri untuk terus memproduksi Bik Nunnah Mringis. Bersama kawan-kawannya, Afif kini berhasil memproduksi Bik Nunnah Mringis sebanyak enam kali dalam sebulan. Satu kali produksi bisa menghasilkan 40 pak yang berisi 300 gram atau 15 keping biskuit. Mereka pun menjualnya dengan harga Rp28 ribu per pak.
Awal pembuatan Bik Nunnah Mringis sendiri dimulai ketika empat mahasiswa Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Unusa mendapatkan hibah dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Bantuan tersebut disalurkan melalui program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI).
Afif dibantu oleh Wahyu Erisa Fitri, Tika Pratama Putri, dan Khoirun Nabila untuk melakukan berbagai riset serta uji coba mendalam tentang biskuit kurma. Mereka awalnya tidak menyangka akan lolos seleksi Kemristekdikti untuk mendapatkan hibah program KBMI.
"Kami waktu itu berpikir manfaat yang bisa digunakan oleh masyarakat. makanya muncul ide biskuit bagi ibu hamil," jelasnya.
Makanya, kata Afif, sejak Juli 2017 proposal dikirimkan ke panitia seleksi. Pada akhir Agustus diumumkan mendapatkan hibah senilai Rp30 juta dari Rp35 juta yang diajukan. Dari dana yang cair 80% itu dibuat untuk berproduksi biskuit kurma.
Afif dan teman-temannya sengaja memilih bahan baku kurma karena kandungan nutrisinya. Apalagi, sejak lama buah kurma disunahkan Nabi Muhammad SAW untuk dikonsumsi umatnya karena kandungannya yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
"Kami pernah ikut seminar tentang kandungan buah kurma ini. Karenanya saya membuat sesuatu dari kurma ini," katanya.
Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa Umdatus Saleha mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi tinggi pada mahasiswanya yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang. Pergulatan yang dilakukan juga memberikan inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya.
Ia pun gembira ketika banyak mahasiswa Unusa mulai giat untuk mengikuti kompetisi yang digelar Kemristekdikti. Karena, dengan mengikuti ajang-ajang seperti itu tidak hanya mengangkat nama mahasiswa namun juga mengangkat almamater. Penelitian serta riset yang dilakukan bisa menjadi rujukan untuk hasil yang maksimal di kemudian hari.
"Apalagi dari empat mahasiswa itu semuanya masuk melalui jalur bidikmisi. Kami semua tentu bangga dengan mereka," jelasnya.
(zik)