Polres Karawang Belum Tetapkan Tersangka Pembuang Karung Bekas Limbah

Rabu, 24 Januari 2018 - 07:00 WIB
Polres Karawang Belum...
Polres Karawang Belum Tetapkan Tersangka Pembuang Karung Bekas Limbah
A A A
KARAWANG - Polres Karawang belum menetapkan tersangka kasus pembuangan karung bekas limbah B3 yang mengandung Poly Aluminium clorid dan coustic soda di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Karung bekas limbah ini dibuang ke Karawang dari Palembang sebanyak 78 ton diangkut menggunakan 5 unit truk fuso.

Untuk menetapkan tersangka polisi masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui kandungan limbah. Polisi sudah memeriksa belasan orang terkait karung limbah yang mencemari sungai Cibeet dan Citarum ini.

Kapolres Karawang, AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan pihaknya belum akan menetapkan tersangka karena masih menunggu hasil laboratorium. Meski penyidik sudah bisa menduga pelaku yang bertanggung jawab dalam kasus ini, namun untuk kebutuhan pemeriksaan masih dibutuhkan alat bukti pendukung lainnya.

“Kami profesional saja manangani kasus ini tidak harus buru-buru, ikuti saja tahapannya hingga selesai nanti. Apalagi kasus ini cukup unik karena kami harus melibatkan instansi lain untuk kepentingan pemeriksaan. Misalnya dari dinas lingkungan hidup, malah dari Kementerian LHK datang langsung ke lokasi. Nanti kita akan bekerja sama untuk mengungkap kasus ini," Kata Hendy, Selasa 23 Januari 2018.

Sejauh ini polisi sudah memeriksa saksi kunci NN yang merupakan pengusaha di Bekasi. 78 ton karung itui awalnya akan dibawa ke Bekasi. Namun SN selaku pengirim mengirimkan ke rekannya yakni NN di Karawang.

"NN warga Bekasi yang punya perusahaan di Karawang. Seharusnya truk itu ke Cikarang, Bekasi, namun diantarkan ke Karawang dengan alasan lokasi perusahaan NN lebih dekat ke sungai Citarum," katanya.

Sementara itu Kepala Desa Taman Sari Kecamatan Pangkalan, Udin Syarifudin mengatakan jika warganya tidak mengetahui jika timbunan karung yang disimpan di wilayahnya mengandung limbah B3. Pasalnya warganya sudah terbiasa dengan polusi karena dekat dengan pabrik kapur.

"Kalau polusi udara kami sudah terbiasa karena banyak pabrik kapur di sini. Tapi Kalau limbah cair ini menyerang kulit. Ada warga saya yang terkena luka bakar," katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1746 seconds (0.1#10.140)