Investigasi Ambruknya Box Girder LRT Butuh Waktu Dua Pekan

Rabu, 24 Januari 2018 - 06:32 WIB
Investigasi Ambruknya...
Investigasi Ambruknya Box Girder LRT Butuh Waktu Dua Pekan
A A A
JAKARTA - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) meminta waktu dua pekan untuk mengetahui penyebab runtuhnya box girder light rapid rransit (LRT) bentang P28-P29 di Jalan Kayu Putih Raya, Pulogadung, Jakarta Timur. Unsur pekerja dan teknis dipastikan sudah sesuai prosedur.

Direktur PT Jakpro Satya Heragandhi mengatakan, pasa kejadian ambruknya box grider LRT pihaknya telah melakukan serangkaian proses untuk melakukan investigasi lanjutan dan melengkapi dokumen-dokumen terkait dengan proses keselamatan kerja pada saat proses itu lagi dilakukan.

"Investigasi yang terdiri dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, tim internal PT Wijaya Karya (WIKA) selaku kontraktor pelaksana utama, dan PT VSL Indonesia selaku subkontraktor, masih melakukan penyelidikan. Tim diberi waktu dua pekan untuk menyelesaikan investigasi," ujar Satya seusai rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/1/2018.

Satya menyebutkan, berdasarkan temuan investigasi sementara, box girder tidak patah ke atas atau tidak patah ke bawah. Box girder tiba-tiba runtuh tanpa menunjukan arah patahan baik ke atas atau ke bawah.

Menurut Satya, apabila patahan ke atas artinya ada kelebihan tekanan saat stressing (penekanan). Sedangkan patahan ke arah bawah itu tandanya kekurangan tekanan dalam pemasangan box girder. Tapi berdasarkan hasil investigasi sementara tidak ditemukan keduanya.

"Semua prosedur sudah dilakukan dengan baik. Fakta bahwa pengerjaan sudah selesai pekerja sedang beberes itu masih kami selidiki. Padahal ini sambungan bentang yang terakhir dari seluruh jalur," ungkapnya.

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Panji Virgianto Sedyo Setiawan mengungkapkan, terkadang dalam pengerjaan suatu proyek antara kontraktor pelaksana utama dan subkontraktor kerap tidak sinkron. Akibatnya, pengerjaan proyek dilakukan dengan tidak hati-hati dan membahayakan.

"Di pembangunan jalan non-tol yang menyambungkan Antasari-Blok M saya temukan ada space sekitar 50 cm antara sambungan gelagar yang juga dikerjakan oleh WIKA. Saya yakin 1000% sambungan ini ke depannya akan memuai. Ini berbahaya," tegasnya.

Adapun Ketua Komisi B Yusriah Dzinnun pun menyampaikan, warga Jakarta memiliki harapan besar terhadap adanya transportasi berbasis rel, seperti LRT. Seharusnya, anggaran pembiayaan yang memakai APBD Pemprov bisa dipastikan dibangun aman untuk warga Jakarta.

"Anggaran yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Anggaran asalnya kan dari pajak-pajak masyarakat, jadi konstruksi yang dilakukan itu harus kuat, bisa tahan 20 sampai 30 tahun lagi," tegasnya.

Terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menginstruksikan kepada seluruh pihak kontraktor pembangunan yang ada di Jakarta untuk menjadikan keselamatan kerj sebagai budaya. Sebab, musibah itu tidak ada yang tahu kapan akan terjadi.

Selain itu, Sandi juga meminta seluruh pihak terkait memetakan resiko kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Menurut dia, insiden ambruknya box grider sangat jarang terjadi dan akhirnya terjadi.

"Saya sudah sampaikan ke kepala dinas bahwa kita akan bangun LRT, MRT, infrastruktur transportasi, pariwisata, Transit Orinted Development (TOD) yang sangat luar biasa kedepan. Kita akan bangun lima kali lipat lebih banyak dari kegiatan sekarang, jadi petakan risikonya, petakan kemungkinan yang terjadi," tegasnya.
(thm)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.24)