6 Korban Perahu Karam di Waduk Cirata Diperkirakan Bergeser ke Timur
A
A
A
PURWAKARTA - Badan SAR Nasional (Basarnas) memperkirakan enam korban perahu karam di perairan Waduk Cirata, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sudah bergeser ke arah timur dari lokasi kejadian. Sehingga di hari kelima ini pencarian korban pun diperluas 1 sampai 2 kilometer ke arah timur.
Perkiraan Basarnas seperti itu didasari perhitungan manual dan aplikasi komputer dengan mempertimbangkan arus air dan arah angin. Selain itu pencarian pun menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV).
Peralatan ini merupakan robot bawah air yang dapat bermanuver dengan dioperasikan seseorang di atas kapal/ LCR. ROV ini buatan Amerika yang dilengkapi kamera depan dan belakang serta side cam cammera kanan dan kiri.
Untuk penerangan dilengkapi lampu led 2.200 lumen yang membantu disaat visibility kurang baik. Selain itu memiliki robotic handle dan bisa operasikan oleh operator, untuk pencarian rov di lengkapi sonar dan metal detector dengan metode circle bisa radius pencarian 60 meter dengan maksimal kedalaman 200 meter, untuk melihat anomali dibawah air apabila di lihat ada tanda-tanda objek.
"ROV ini kami gunakan juga dengan perkiraan pergerakan korban ke arah timur. Sejauh ini di lokasi kejadian serta bawah keramba jaring apung sudah disisir. Namun belum membuahkan hasil. Besar harapan kita semua, upaya yang kami lakukan terus dimaksimalkan agar semua korban dapat ditemukan, meskipun sesuai SOP (standard operational procedure) hanya tujuh hari," ungkap Kepala Kantor Basarnas Jawa Barat Riyadi kepada SINDOnews, Senin (25/12/2017).
Dia juga menyebutkan, di hari kelima pencarian ini, jumlah personel yang diterjunkan pun bertambah, dari sebelumnya sebanyak 87 orang menjadi 112 orang. Selain memaksimalkan perlengkapan penunjang, yakni perahu karet sebanyak 9 unit dan perahu fiber 2 unit.
Ada pun penggunaan ROV diharapkan bisa memberikan hasil, karena pernah digunakan saat pencarian pesawat Air Asia di perairan Kalimantan dan pencarian helikopter di dasar Danau Toba, Sumatera Utara.
Perkiraan Basarnas seperti itu didasari perhitungan manual dan aplikasi komputer dengan mempertimbangkan arus air dan arah angin. Selain itu pencarian pun menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV).
Peralatan ini merupakan robot bawah air yang dapat bermanuver dengan dioperasikan seseorang di atas kapal/ LCR. ROV ini buatan Amerika yang dilengkapi kamera depan dan belakang serta side cam cammera kanan dan kiri.
Untuk penerangan dilengkapi lampu led 2.200 lumen yang membantu disaat visibility kurang baik. Selain itu memiliki robotic handle dan bisa operasikan oleh operator, untuk pencarian rov di lengkapi sonar dan metal detector dengan metode circle bisa radius pencarian 60 meter dengan maksimal kedalaman 200 meter, untuk melihat anomali dibawah air apabila di lihat ada tanda-tanda objek.
"ROV ini kami gunakan juga dengan perkiraan pergerakan korban ke arah timur. Sejauh ini di lokasi kejadian serta bawah keramba jaring apung sudah disisir. Namun belum membuahkan hasil. Besar harapan kita semua, upaya yang kami lakukan terus dimaksimalkan agar semua korban dapat ditemukan, meskipun sesuai SOP (standard operational procedure) hanya tujuh hari," ungkap Kepala Kantor Basarnas Jawa Barat Riyadi kepada SINDOnews, Senin (25/12/2017).
Dia juga menyebutkan, di hari kelima pencarian ini, jumlah personel yang diterjunkan pun bertambah, dari sebelumnya sebanyak 87 orang menjadi 112 orang. Selain memaksimalkan perlengkapan penunjang, yakni perahu karet sebanyak 9 unit dan perahu fiber 2 unit.
Ada pun penggunaan ROV diharapkan bisa memberikan hasil, karena pernah digunakan saat pencarian pesawat Air Asia di perairan Kalimantan dan pencarian helikopter di dasar Danau Toba, Sumatera Utara.
(nag)