5 Gereja yang Jadi Sasaran Bom Amrozi Cs di Mojokerto Disisir Tim Gegana
A
A
A
MOJOKERTO - Menjelang datangnya Natal, Polres Mojokerto Kota meningkatkan pengamanan di sejumlah gereja. Pengamanan difokuskan terhadap lima gereja yang tahun 2000 silam menjadi sasaran pengeboman teroris.
Sejumlah tim Gegana Polri dari Polda Jatim melakukan penyisiran di lima gereja yang menjadi sasaran pengeboman Amrozi CS pada tahun 2000 silam itu, Jumat (22/12/2017).
Kelima gereja itu diantaranya Gereja Allah Baik di Jalan HOS Cokroaminto, Santo Yosep dan Bethani di Jalan Pemuda, Eben Heizer di Jalan Kartini dan GKI di Jalan Lawu. Teror bom di lima gereja ini juga memakan korban jiwa satu petugas dari Banser, Riyanto, yang saat melakukan penjagaan di malam Natal.
Di Gereja Allah Baik, petugas menyisir setiap ruangan dengan alat metal detector. Tak hanya fokus di ruang utama peribadatan saja, penyisiran juga dilakukan di tempat-tempat yang tersembunyi.
Halaman gereja juga tak luput dari penyisiran petugas untuk mengantisipasi adanya bahan peledak. Penyisiran dilakukan saat sejumlah jemaat sedang melakukan persiapan penyambutan Natal.
Aksi yang sama juga dilakukan petugas Gegana di Gereja Santo Yosef, di Jalan Pemuda, Kota Mojokerto. Petugas juga melakukan penyisiran di setiap ruang gereja. Tak luput sejumlah hiasan Natal termasuk pohon Natal dan ornamen lain yang dimungkinkan tersimpan benda berbahaya.
Di lima gereja yang disisir ini, tampak jemaah sudah mulai melakukan persiapan untuk Misa Natal. Meski begitu, jemaah merasa tak terganggu. Dan sebaliknya, mereka merasa tenang lantaran ada petugas yang memastikan keamanan mereka saat beribadah nanti.
AKBP Puji Hendro Wibowo menegaskan, persiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru sudah ia lakukan dengan menggelar apel bersama petugas yang bakal menjadi petugas pengamanan. Penyisiran gereja dari bahan peledak (handak), kata Puji, dilakukan sebagai langkah antisipasi mengingat peristiwa bom gereja tahun 2000 silam.
”Karena ada sejarah seperti itu (bom gereja). Ini sekaligus menciptakan rasa aman bagi umat Kristiani yang akan merayakan Natal,” ujar Puji.
Setiap gereja, kata dia, akan dipasang petugas dari kepolisian dan petugas keamanan gabungan. Jemaat yang akan masuk gereja, diharuskan melalui proses pemeriksaan oleh petugas.
Hal ini menurutnya, juga sebagai langkah antisipasi dan untuk memberikan kenyamanan jemaat saat beribadah. ”Prosedurnya seperti itu. Kita tak ingin kecolongan. Lebih baik langkah antisipasi,” tegasnya.
Penyisiran gereja, lanjut dia, tak hanya dilakukan terhadap gereja yang memilikis sejarah bom gereja tahun 2000. Menurutnya, semua gereja di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota akan secara bergiliran melakukan penyisiran.
Begitu juga dengan pengamanan. Ia ingin seluruh umat Kristiani tak was-was dalam menjalankan ibadah maupun perayaan Natal di gereja. ”Ada 800 personel lebih yang akan kita siagakan nanti,” pungkasnya.
Salah satu jemaah di Gereja Santo Yosef, Totok mengaku, hingga kini masih ada trauma jemaat saat merayakan Natal di gereja. Terutama gereja-gereja yang sempat menjadi sasaran pemboman tahun 2000 lalu.
Terlebih, mereka yang sempat menyaksikan bagaimana bom di gereja masing-masing meledak secara bergiliran. ”Tentu saja masih ada trauma,” terang Totok.
Namun, sejak adanya penyisiran rutin setiap menjelang Natal, jemaat merasa aman. Lantaran itu, pihak gereja maupun jemaat menyambut baik langkah petugas yang melakukan penyisiran maupun penjagaan di gereja saat misa Natal.
”Tenang saja kalau sudah disisir begini. Apalagi kalau Misa Natal nanti ada banyak petugas yang melakukan penjagaan,” tandasnya.
Sejumlah tim Gegana Polri dari Polda Jatim melakukan penyisiran di lima gereja yang menjadi sasaran pengeboman Amrozi CS pada tahun 2000 silam itu, Jumat (22/12/2017).
Kelima gereja itu diantaranya Gereja Allah Baik di Jalan HOS Cokroaminto, Santo Yosep dan Bethani di Jalan Pemuda, Eben Heizer di Jalan Kartini dan GKI di Jalan Lawu. Teror bom di lima gereja ini juga memakan korban jiwa satu petugas dari Banser, Riyanto, yang saat melakukan penjagaan di malam Natal.
Di Gereja Allah Baik, petugas menyisir setiap ruangan dengan alat metal detector. Tak hanya fokus di ruang utama peribadatan saja, penyisiran juga dilakukan di tempat-tempat yang tersembunyi.
Halaman gereja juga tak luput dari penyisiran petugas untuk mengantisipasi adanya bahan peledak. Penyisiran dilakukan saat sejumlah jemaat sedang melakukan persiapan penyambutan Natal.
Aksi yang sama juga dilakukan petugas Gegana di Gereja Santo Yosef, di Jalan Pemuda, Kota Mojokerto. Petugas juga melakukan penyisiran di setiap ruang gereja. Tak luput sejumlah hiasan Natal termasuk pohon Natal dan ornamen lain yang dimungkinkan tersimpan benda berbahaya.
Di lima gereja yang disisir ini, tampak jemaah sudah mulai melakukan persiapan untuk Misa Natal. Meski begitu, jemaah merasa tak terganggu. Dan sebaliknya, mereka merasa tenang lantaran ada petugas yang memastikan keamanan mereka saat beribadah nanti.
AKBP Puji Hendro Wibowo menegaskan, persiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru sudah ia lakukan dengan menggelar apel bersama petugas yang bakal menjadi petugas pengamanan. Penyisiran gereja dari bahan peledak (handak), kata Puji, dilakukan sebagai langkah antisipasi mengingat peristiwa bom gereja tahun 2000 silam.
”Karena ada sejarah seperti itu (bom gereja). Ini sekaligus menciptakan rasa aman bagi umat Kristiani yang akan merayakan Natal,” ujar Puji.
Setiap gereja, kata dia, akan dipasang petugas dari kepolisian dan petugas keamanan gabungan. Jemaat yang akan masuk gereja, diharuskan melalui proses pemeriksaan oleh petugas.
Hal ini menurutnya, juga sebagai langkah antisipasi dan untuk memberikan kenyamanan jemaat saat beribadah. ”Prosedurnya seperti itu. Kita tak ingin kecolongan. Lebih baik langkah antisipasi,” tegasnya.
Penyisiran gereja, lanjut dia, tak hanya dilakukan terhadap gereja yang memilikis sejarah bom gereja tahun 2000. Menurutnya, semua gereja di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota akan secara bergiliran melakukan penyisiran.
Begitu juga dengan pengamanan. Ia ingin seluruh umat Kristiani tak was-was dalam menjalankan ibadah maupun perayaan Natal di gereja. ”Ada 800 personel lebih yang akan kita siagakan nanti,” pungkasnya.
Salah satu jemaah di Gereja Santo Yosef, Totok mengaku, hingga kini masih ada trauma jemaat saat merayakan Natal di gereja. Terutama gereja-gereja yang sempat menjadi sasaran pemboman tahun 2000 lalu.
Terlebih, mereka yang sempat menyaksikan bagaimana bom di gereja masing-masing meledak secara bergiliran. ”Tentu saja masih ada trauma,” terang Totok.
Namun, sejak adanya penyisiran rutin setiap menjelang Natal, jemaat merasa aman. Lantaran itu, pihak gereja maupun jemaat menyambut baik langkah petugas yang melakukan penyisiran maupun penjagaan di gereja saat misa Natal.
”Tenang saja kalau sudah disisir begini. Apalagi kalau Misa Natal nanti ada banyak petugas yang melakukan penjagaan,” tandasnya.
(sms)