Buruknya Komunikasi Politik Ridwan Kamil Jadi Penyebab Parpol Hengkang
A
A
A
BANDUNG - Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf menganggap, pencabutan dukungan Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil tak lepas dari pola komunikasi Emil yang dinilai bermasalah.
Menurut Asep, kandidat cagub Jabar itu kurang menghargai parpol yang notabene akan menjadi kendaraannya di ajang Pilgub Jabar 2018. Ridwan Kamil juga dianggap terlalu percaya diri dan merasa di atas angin.
Menurut Asep, pola komunikasi Ridwan Kamil yang bermasalah, khususnya dengan parpol pendukung, menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Ridwan Kamil. Jika hal itu tidak lakukan, Asep yakin, pencabutan dukungan yang telah dilakukan Partai Golkar akan diikuti parpol pendukung lainnya.
"Masalahnya di komunikasi, padahal komunikasi menjadi penting dalam politik. Itu harus dibereskan oleh Ridwan Kamil jika tidak mau ditinggalkan partai pendukungnya," tutur Asep saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (19/12/2017).
Sebagai figur yang bukan kader parpol, pria yang akrab disapa Emil itu seharusnya menghargai parpol pengusungnya, salah satunya dengan membuka komunikasi politik sebaik-baiknya.
Apalagi, kata Asep, parpol kini menjadi satu-satunya pintu masuk agar Ridwan Kamil bisa melenggang di Pilgub Jabar 2018 setelah jalur perseorangan tertutup rapat.
Asep juga menyebut, Ridwan Kamil tak perlu merasa terlalu percaya diri dan di atas angin dengan nama besarnya yang kerap muncul di hasil survei atau media sosial.
"Jangan terfokus menang survei atau besar di medsos karena parpol kini menjadi bagian penting sebagai perahu yang akan mengantarkannya ke Pilgub Jabar," tegasnya.
Asep menambahkan, pencabutan dukungan Partai Golkar kepada Ridwan Kamil juga tak bisa dilepaskan dari dampak pergantian kepengurusan Partai Golkar di tingkat pusat.
"Mungkin juga ada lobi baru yang dilakukan Dedi Mulyadi (kandidat cagub Jabar dari Golkar) yang membawa aspirasi kader yang dinilai masuk akal oleh DPP (Partai Golkar)," tandasnya.
Diketahui, lewat surat yang dikeluarkan DPP Partai Golkar, partai berlambang pohon beringin itu mencabut dukungan kepada Ridwan Kamil. Sinyalemen serupa belakangan diikuti PPP dan PKB yang sama-sama mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar.
Selain menuntut kader terbaiknya masing-masing menjadi pendamping Ridwan Kamil, ketiga parpol pengusung Ridwan Kamil tersebut menilai, sosok yang diusungnya itu tak pernah mengajak bicara dalam proses penentuan pasangannya.
Menurut Asep, kandidat cagub Jabar itu kurang menghargai parpol yang notabene akan menjadi kendaraannya di ajang Pilgub Jabar 2018. Ridwan Kamil juga dianggap terlalu percaya diri dan merasa di atas angin.
Menurut Asep, pola komunikasi Ridwan Kamil yang bermasalah, khususnya dengan parpol pendukung, menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Ridwan Kamil. Jika hal itu tidak lakukan, Asep yakin, pencabutan dukungan yang telah dilakukan Partai Golkar akan diikuti parpol pendukung lainnya.
"Masalahnya di komunikasi, padahal komunikasi menjadi penting dalam politik. Itu harus dibereskan oleh Ridwan Kamil jika tidak mau ditinggalkan partai pendukungnya," tutur Asep saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (19/12/2017).
Sebagai figur yang bukan kader parpol, pria yang akrab disapa Emil itu seharusnya menghargai parpol pengusungnya, salah satunya dengan membuka komunikasi politik sebaik-baiknya.
Apalagi, kata Asep, parpol kini menjadi satu-satunya pintu masuk agar Ridwan Kamil bisa melenggang di Pilgub Jabar 2018 setelah jalur perseorangan tertutup rapat.
Asep juga menyebut, Ridwan Kamil tak perlu merasa terlalu percaya diri dan di atas angin dengan nama besarnya yang kerap muncul di hasil survei atau media sosial.
"Jangan terfokus menang survei atau besar di medsos karena parpol kini menjadi bagian penting sebagai perahu yang akan mengantarkannya ke Pilgub Jabar," tegasnya.
Asep menambahkan, pencabutan dukungan Partai Golkar kepada Ridwan Kamil juga tak bisa dilepaskan dari dampak pergantian kepengurusan Partai Golkar di tingkat pusat.
"Mungkin juga ada lobi baru yang dilakukan Dedi Mulyadi (kandidat cagub Jabar dari Golkar) yang membawa aspirasi kader yang dinilai masuk akal oleh DPP (Partai Golkar)," tandasnya.
Diketahui, lewat surat yang dikeluarkan DPP Partai Golkar, partai berlambang pohon beringin itu mencabut dukungan kepada Ridwan Kamil. Sinyalemen serupa belakangan diikuti PPP dan PKB yang sama-sama mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar.
Selain menuntut kader terbaiknya masing-masing menjadi pendamping Ridwan Kamil, ketiga parpol pengusung Ridwan Kamil tersebut menilai, sosok yang diusungnya itu tak pernah mengajak bicara dalam proses penentuan pasangannya.
(nag)