Jalur Ganda Kereta Api Solusi Kemacetan Bogor-Sukabumi
A
A
A
SUKABUMI - Jalur ganda kereta api (KA) Bogor-Sukabumi bisa menjadi moda transportasi alternatif bagi masyarakat selain melalui jalan raya yang kerap mengalami kemacetan parah. Selain itu, KA jalur tersebut juga diharapkan mendorong perekonomian wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Dengan KA jalur ganda, jarak tempuh kedua kota itu dengan menggunakan kereta bisa lebih singkat menjadi hanya 1 jam, dibandingkan saat ini 2,5 jam. Sedangkan apabila menggunakan jalan raya Sukabumi-Bogor, waktu tempuhnya bisa mencapai 6-8 jam karena di beberapa titik kerap macet parah seperti di daerah Cibadak, Parungkuda, dan Cicurug.
Kemacetan jalur darat Sukabumi-Bogor itu sempat dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Kepala Negara, dirinya pernah terjebak macet di Sukabumi saat belum menjadi presiden. Tanpa pengawalan voorijder, jarak 60 kilometer yang seharusnya bisa ditempuh maksimal dua jam menjadi enam jam.
"Saya pernah mencoba naik mobil dari Bogor sampai Sukabumi tanpa pengawalan, tapi sebelum jadi presiden. Harusnya itu satu setengah jam, paling lama dua jam. Hal-hal seperti ini tidak boleh kita teruskan," kata Presiden saat peletakan batu pertama pembangunan jalur ganda kereta api di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (15/12/2017).
Presiden pun menginstruksikan jalur KA ganda Bogor-Sukabumi segera dimulai pembangunannya sehingga bisa diselesaikan pada 2020. Pemerintah menargetkan, tahap pertama pembangunan jalur ganda KA untuk segmen Bogor-Paledang-Cicurug sepanjang 26,7 kilometer selesai 2019 mendatang. Sementara pada segmen Cicurug-Sukabumi sepanjang 30,5 kilometer pekerjaan konstruksinya ditargetkan rampung pada 2020.
"Saya saja sudah nggak kuat, apalagi masyarakat. Saya sudah perintahkan agar jalur ganda ini segera dimulai dan hari ini kita mulai pengerjaannya kita harapkan selesai 2020 rampung seluruhnya," terangnya.
Presiden juga meminta agar proyek tersebut dilakukan secara padat karya. Pola ini dimaksudkan untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. "Jangan memakai alat-alat berat terlalu banyak sehingga akan banyak orang yang bisa bekerja di dalam proyek ini. Nanti akan saya lihat di lapangan seperti apa," tuturnya.
Saat ini jalur kereta api Bogor-Sukabumi sudah terhubung sepanjang 57 km. Namun, rel yang digunakan baru satu jalur sehingga perjalanan kereta apinya kurang optimal. Setiap harinya hanya ada tiga perjalanan KA Bogor-Sukabumi dan sebaliknya dengan jumlah penumpang sekitar 3.000 orang. Dengan jalur ganda KA yang menelan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) sebesar Rp2,45 triliun itu, penumpang diharapkan dapat bertambah menjadi 11.000 orang per hari.
"Saat ini dengan menggunakan KA lama waktu perjalanan ditempuh selama 3,5 jam, sekarang dapat berkurang apabila jalur ganda ini sudah dibangun," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dia menambahkan, wilayah Jawa Barat bagian selatan khususnya Bogor dan Sukabumi memiliki banyak potensi ekonomi, seperti pariwisata, perdagangan, industri, properti, dan pangan. "Potensi ini diharapkan jadi lebih maksimal apabila jalur KA ganda telah beroperasi, ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan," lanjut Budi.
Dia pun berharap, selain penumpang umum, pelaku industri dan perdagangan pun mau beralih untuk pengangkutan barang dari moda transportasi berbasis jalan raya menjadi menggunakan moda transportasi berbasis rel.
Disambut Antusias
Peresmian pembangunan rel ganda KA Bogor-Sukabumi disambut baik oleh masyarakat. Iwan, salah seorang warga Sukabumi yang kerap bolakbalik ke Jakarta melalui Bogor, berharap bisa lebih nyaman apabila melakukan perjalanan dengan KA. Maklum, Iwan trauma jika harus berkendara melalui jalan raya Bogor-Sukabumi yang kerap mengalami macet parah hingga 7-8 jam akibat adanya pem bangunan Jembatan Cisadane, di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. "Padahal, normalnya hanya dua jam perjalanan untuk sampai ke Bogor dari Sukabumi," ujar Iwan yang kini bekerja di Jakarta.
Karena itu, ujar dia, banyak pengguna jalan yang akhirnya memilih menggunakan moda transportasi kereta. Selain lebih nyaman, mereka tidak akan menemui kemacetan seperti di jalan raya. "Tapi kendalanya adalah jadwal yang terbatas. Apalagi kalau weekend, pasti sulit mendapat tiket. Jangankan beli langsung di stasiun, memesan via online saja susah setengah mati. Semua sudah status terjual baik ekonomi maupun eksekutif," ujar Iwan.
Dia mengatakan, untuk mendapatkan tiket pulang ke Sukabumi atau tiket Balik ke Bogor saat weekend, itu harus jauh-jauh hari memesannya via online. Kalau hanya dua atau tiga hari sebelum keberangkatan, dipastikan tidak akan dapat. "Saya pernah memesan tiket ke Sukabumi untuk jadwal Sabtu dan kembali pada Minggu, tidak bisa saya dapatkan. Padahal, saya memesannya pada Senin pagi. Jadi, memang harus jauh-jauh hari untuk bisa mendapatkan tiket kereta untuk weekend. Paling tidak 10 hari sebelum berangkat," ujarnya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan, pengembangan jalur ganda KA Bogor-Sukabumi merupakan bagian dari revitalisasi jalur KA Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang. Jalur tersebut adalah bagian dari jalur besar lintasan KA Bogor-Yogyakarta. Untuk jalur KA Bogor-Sukabumi-Padalarang sepanjang kurang lebih 140 kilometer, jalur yang aktif hanya 95 kilometer membentang dari Bogor sampai Cianjur. Sementara jalur yang belum aktif sepanjang 45 kilometer, yakni dari Cianjur ke arah Padalarang.
Menurut Aher, saat ini selain jalur Bogor-Sukabumi yang aktif, juga ada rute Sukabumi-Cianjur sepanjang 38 kilometer telah beroperasi dengan KA Siliwangi. "Ini sudah sangat membantu masyarakat untuk mengatasi kemacetan," ungkap Aher.
Aher berharap pembangunan jalur ganda KA Bogor-Sukbumi dan revitalisasi Cianjur-Padalarang dapat mengurangi kepadatan angkutan pada jalur mobil dan motor. "Kami juga berharap pembangunan ini dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Bogor ke Sukabumi yang semula dua jam menjadi satu jam," harapnya. Aher bercerita, jalur KA Bogor-Sukabumi memiliki sejarah tersendiri bagi dirinya yang terlahir di Sukabumi. Menurutnya, jalur KA ini akan menjadi merupakan alternatif yang baik bagi masyarakat.
Tol Bocimi Mulai Maret 2018
Selain membangun jalur ganda KA, Pemerintah saat ini juga sedang menyelesaikan pembangunan jalan tol Bogor- Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang sejak 1997 tertunda. Presiden mengatakan tol tersebut selalu tertunda pembangunannya karena empat kali berganti investor. Presiden pun berharap sesi satu Bogor-Cigombong akan selesai Maret tahun depan.
Dengan tersedianya sejumlah sarana transportasi tersebut, masyarakat Sukabumi diharapkan memiliki beragam pilihan transportasi. Presiden berharap masalah kemacetan yang pernah dialami sendiri olehnya dan sebagian masyarakat di sana dapat diselesaikan dengan pembangunan infrastruktur transportasi itu. "Kita tidak ingin terjadi lagi Bogor-Sukabumi itu enam jam. Atau yang dari bandara Soekarno-Hatta ke Sukabumi, ada yang menyampaikan ke saya, delapan sampai sembilan jam. Ini sudah sangat keterlaluan. Betul-betul terlalu,” ujarnya.
Pada kunjungan kerjanya kemarin, Presiden Jokowi juga meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi dan Waduk Ciawi, Bogor. Menurut Jokowi, bendungan tersebut bisa membantu menyelesaikan banjir di Jakarta. "Kalau ingin mengatasi banjir harus diselesaikan masalah di hulunya," ujar Presiden.
Dengan KA jalur ganda, jarak tempuh kedua kota itu dengan menggunakan kereta bisa lebih singkat menjadi hanya 1 jam, dibandingkan saat ini 2,5 jam. Sedangkan apabila menggunakan jalan raya Sukabumi-Bogor, waktu tempuhnya bisa mencapai 6-8 jam karena di beberapa titik kerap macet parah seperti di daerah Cibadak, Parungkuda, dan Cicurug.
Kemacetan jalur darat Sukabumi-Bogor itu sempat dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Kepala Negara, dirinya pernah terjebak macet di Sukabumi saat belum menjadi presiden. Tanpa pengawalan voorijder, jarak 60 kilometer yang seharusnya bisa ditempuh maksimal dua jam menjadi enam jam.
"Saya pernah mencoba naik mobil dari Bogor sampai Sukabumi tanpa pengawalan, tapi sebelum jadi presiden. Harusnya itu satu setengah jam, paling lama dua jam. Hal-hal seperti ini tidak boleh kita teruskan," kata Presiden saat peletakan batu pertama pembangunan jalur ganda kereta api di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (15/12/2017).
Presiden pun menginstruksikan jalur KA ganda Bogor-Sukabumi segera dimulai pembangunannya sehingga bisa diselesaikan pada 2020. Pemerintah menargetkan, tahap pertama pembangunan jalur ganda KA untuk segmen Bogor-Paledang-Cicurug sepanjang 26,7 kilometer selesai 2019 mendatang. Sementara pada segmen Cicurug-Sukabumi sepanjang 30,5 kilometer pekerjaan konstruksinya ditargetkan rampung pada 2020.
"Saya saja sudah nggak kuat, apalagi masyarakat. Saya sudah perintahkan agar jalur ganda ini segera dimulai dan hari ini kita mulai pengerjaannya kita harapkan selesai 2020 rampung seluruhnya," terangnya.
Presiden juga meminta agar proyek tersebut dilakukan secara padat karya. Pola ini dimaksudkan untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. "Jangan memakai alat-alat berat terlalu banyak sehingga akan banyak orang yang bisa bekerja di dalam proyek ini. Nanti akan saya lihat di lapangan seperti apa," tuturnya.
Saat ini jalur kereta api Bogor-Sukabumi sudah terhubung sepanjang 57 km. Namun, rel yang digunakan baru satu jalur sehingga perjalanan kereta apinya kurang optimal. Setiap harinya hanya ada tiga perjalanan KA Bogor-Sukabumi dan sebaliknya dengan jumlah penumpang sekitar 3.000 orang. Dengan jalur ganda KA yang menelan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) sebesar Rp2,45 triliun itu, penumpang diharapkan dapat bertambah menjadi 11.000 orang per hari.
"Saat ini dengan menggunakan KA lama waktu perjalanan ditempuh selama 3,5 jam, sekarang dapat berkurang apabila jalur ganda ini sudah dibangun," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dia menambahkan, wilayah Jawa Barat bagian selatan khususnya Bogor dan Sukabumi memiliki banyak potensi ekonomi, seperti pariwisata, perdagangan, industri, properti, dan pangan. "Potensi ini diharapkan jadi lebih maksimal apabila jalur KA ganda telah beroperasi, ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan," lanjut Budi.
Dia pun berharap, selain penumpang umum, pelaku industri dan perdagangan pun mau beralih untuk pengangkutan barang dari moda transportasi berbasis jalan raya menjadi menggunakan moda transportasi berbasis rel.
Disambut Antusias
Peresmian pembangunan rel ganda KA Bogor-Sukabumi disambut baik oleh masyarakat. Iwan, salah seorang warga Sukabumi yang kerap bolakbalik ke Jakarta melalui Bogor, berharap bisa lebih nyaman apabila melakukan perjalanan dengan KA. Maklum, Iwan trauma jika harus berkendara melalui jalan raya Bogor-Sukabumi yang kerap mengalami macet parah hingga 7-8 jam akibat adanya pem bangunan Jembatan Cisadane, di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. "Padahal, normalnya hanya dua jam perjalanan untuk sampai ke Bogor dari Sukabumi," ujar Iwan yang kini bekerja di Jakarta.
Karena itu, ujar dia, banyak pengguna jalan yang akhirnya memilih menggunakan moda transportasi kereta. Selain lebih nyaman, mereka tidak akan menemui kemacetan seperti di jalan raya. "Tapi kendalanya adalah jadwal yang terbatas. Apalagi kalau weekend, pasti sulit mendapat tiket. Jangankan beli langsung di stasiun, memesan via online saja susah setengah mati. Semua sudah status terjual baik ekonomi maupun eksekutif," ujar Iwan.
Dia mengatakan, untuk mendapatkan tiket pulang ke Sukabumi atau tiket Balik ke Bogor saat weekend, itu harus jauh-jauh hari memesannya via online. Kalau hanya dua atau tiga hari sebelum keberangkatan, dipastikan tidak akan dapat. "Saya pernah memesan tiket ke Sukabumi untuk jadwal Sabtu dan kembali pada Minggu, tidak bisa saya dapatkan. Padahal, saya memesannya pada Senin pagi. Jadi, memang harus jauh-jauh hari untuk bisa mendapatkan tiket kereta untuk weekend. Paling tidak 10 hari sebelum berangkat," ujarnya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan, pengembangan jalur ganda KA Bogor-Sukabumi merupakan bagian dari revitalisasi jalur KA Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang. Jalur tersebut adalah bagian dari jalur besar lintasan KA Bogor-Yogyakarta. Untuk jalur KA Bogor-Sukabumi-Padalarang sepanjang kurang lebih 140 kilometer, jalur yang aktif hanya 95 kilometer membentang dari Bogor sampai Cianjur. Sementara jalur yang belum aktif sepanjang 45 kilometer, yakni dari Cianjur ke arah Padalarang.
Menurut Aher, saat ini selain jalur Bogor-Sukabumi yang aktif, juga ada rute Sukabumi-Cianjur sepanjang 38 kilometer telah beroperasi dengan KA Siliwangi. "Ini sudah sangat membantu masyarakat untuk mengatasi kemacetan," ungkap Aher.
Aher berharap pembangunan jalur ganda KA Bogor-Sukbumi dan revitalisasi Cianjur-Padalarang dapat mengurangi kepadatan angkutan pada jalur mobil dan motor. "Kami juga berharap pembangunan ini dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Bogor ke Sukabumi yang semula dua jam menjadi satu jam," harapnya. Aher bercerita, jalur KA Bogor-Sukabumi memiliki sejarah tersendiri bagi dirinya yang terlahir di Sukabumi. Menurutnya, jalur KA ini akan menjadi merupakan alternatif yang baik bagi masyarakat.
Tol Bocimi Mulai Maret 2018
Selain membangun jalur ganda KA, Pemerintah saat ini juga sedang menyelesaikan pembangunan jalan tol Bogor- Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang sejak 1997 tertunda. Presiden mengatakan tol tersebut selalu tertunda pembangunannya karena empat kali berganti investor. Presiden pun berharap sesi satu Bogor-Cigombong akan selesai Maret tahun depan.
Dengan tersedianya sejumlah sarana transportasi tersebut, masyarakat Sukabumi diharapkan memiliki beragam pilihan transportasi. Presiden berharap masalah kemacetan yang pernah dialami sendiri olehnya dan sebagian masyarakat di sana dapat diselesaikan dengan pembangunan infrastruktur transportasi itu. "Kita tidak ingin terjadi lagi Bogor-Sukabumi itu enam jam. Atau yang dari bandara Soekarno-Hatta ke Sukabumi, ada yang menyampaikan ke saya, delapan sampai sembilan jam. Ini sudah sangat keterlaluan. Betul-betul terlalu,” ujarnya.
Pada kunjungan kerjanya kemarin, Presiden Jokowi juga meninjau pembangunan Bendungan Sukamahi dan Waduk Ciawi, Bogor. Menurut Jokowi, bendungan tersebut bisa membantu menyelesaikan banjir di Jakarta. "Kalau ingin mengatasi banjir harus diselesaikan masalah di hulunya," ujar Presiden.
(amm)