Gereja Merah, Peninggalan Belanda di Kota Probolinggo
A
A
A
PROBOLINGGO - JIka Anda berkunjung ke Probolinggo, Jawa Timur, tidak lengkap rasanya bila tidak berkunjung ke Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel, Jalan Suroyo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Gereja ini dikenal sebagai Gereja Merah.
Gereja Merah ini merupakan gereja tua di Probolinggo dengan sistem bongkar pasang yang materialnya didatangkan langsung dari negara asalnya yaitu Belanda pada 1862 setelah dipesan dari Jerman. Sebanyak 1.668 item material gereja ini kemudian dikirim langsung ke Indonesia.
Yang unik dari Gereja Merah ini adalah sistem bongkar pasang dan semua material seperti kerangka, dinding, jendela, dan lantai depan terbuat dari besi baja. Untuk menahan panas saat jemaat melakukan kebaktian, dinding gereja bagian sisi dalam dilapisi kayu.
Gereja jenis ini hanya ada dua di dunia yaitu di Indonesia dan negara asalnya, Belanda. Meski tua, gereja ini masih terawat dan berdiri kokoh. Selain itu, pernik gereja seperti kitab, perangkat cawan untuk perjamuan kudus juga masih tersimpan rapi di gereja ini.
"Ornamen gotik. Dipesan langsung dari Jerman oleh Belanda dan dibawa ke Indonesia," ujar Ribca Yuneri Atalaka, pendeta Gereja Merah.
Dinamakan Gereja Merah karena sejak awal GPIB Immanuel ini berwarna merah. Pada saat itu, lantaran posisi gereja berbahan baja ini dekat pantai dan untuk menahan korosi, akhirnya dicat meni atau pelapis korosi.
Karena keberadaannya yang asli dan eksotik, oleh pemerintah setempat gereja ini dijadikan aset cagar budaya dan tempat wisata sejarah. Turis antara lain dari Belanda, Austria, dan Jerman juga kerap berkunjung ke gereja ini jika sedang berwisata di Probolinggo.
Gereja Merah ini merupakan gereja tua di Probolinggo dengan sistem bongkar pasang yang materialnya didatangkan langsung dari negara asalnya yaitu Belanda pada 1862 setelah dipesan dari Jerman. Sebanyak 1.668 item material gereja ini kemudian dikirim langsung ke Indonesia.
Yang unik dari Gereja Merah ini adalah sistem bongkar pasang dan semua material seperti kerangka, dinding, jendela, dan lantai depan terbuat dari besi baja. Untuk menahan panas saat jemaat melakukan kebaktian, dinding gereja bagian sisi dalam dilapisi kayu.
Gereja jenis ini hanya ada dua di dunia yaitu di Indonesia dan negara asalnya, Belanda. Meski tua, gereja ini masih terawat dan berdiri kokoh. Selain itu, pernik gereja seperti kitab, perangkat cawan untuk perjamuan kudus juga masih tersimpan rapi di gereja ini.
"Ornamen gotik. Dipesan langsung dari Jerman oleh Belanda dan dibawa ke Indonesia," ujar Ribca Yuneri Atalaka, pendeta Gereja Merah.
Dinamakan Gereja Merah karena sejak awal GPIB Immanuel ini berwarna merah. Pada saat itu, lantaran posisi gereja berbahan baja ini dekat pantai dan untuk menahan korosi, akhirnya dicat meni atau pelapis korosi.
Karena keberadaannya yang asli dan eksotik, oleh pemerintah setempat gereja ini dijadikan aset cagar budaya dan tempat wisata sejarah. Turis antara lain dari Belanda, Austria, dan Jerman juga kerap berkunjung ke gereja ini jika sedang berwisata di Probolinggo.
(zik)