Salak, Flora Fauna dan Hanoman Akan Jadi Ikon di Perbatasan Sleman
A
A
A
SLEMAN - Pemkab Sleman akan membuat penanda masuk ke kabupaten tersebut. Karena penanda itu penting, selain untuk memberitahu sudah memasuki wilayah juga dapat menjadi ikon sekaligus promosi daerah tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih mengatakan sedikitnya akan memasang empat penanda di wilayah perbatasan, yaitu di Tempel pintu masuk Sleman sisi utara, Gamping sebagai pintu masuk barat, Prambanan pintu masuk timur dan Taman Denggung sebagai pusat pemerintahan Sleman.
“Penanda nanti akan berupa tugu dan gapura yang menunjukkan ciri khas Sleman,” kata Sudarningsih.
Penanda di Tempel rencananya akan berupa Tugu Salak yang dilengkapi dengan elemen dekoratif dan struktur pendukung lainnya. Penanda di Gamping berupa gerbang dengan konten relief yang menampilkan budaya, sejarah, flora dan fauna Sleman.
Penanda di Prambanan berupa Tugu Hanoman sebagai unsur epos Ramayana yang ditampilkan di candi Prambanan. Sedangkan penanda di Taman Denggung, berupa Tugu Salak berukuran besar sekaligus menjadi tempat air. “Penanda ini untuk menonjolkan ciri khas daerah sekligus promosi,” ungkapnya.
Untuk konsep penanda tersebut sudah dirumuskan dengan tim penyusun yang terdiri dari Eko Hadiati dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Sektiadi dari akademisi UGM, Darto Harnoko dari BPNB DIY, dan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jatiningrat. Pembangunannya sendiri akan dilakukan bertahap.
“Diharapakan pembangunan fisiknya sudah dapat dilaksanakan tahun depan,” timpalnya .
DPRD Sleman sendiri sangat mendukung dengan langkah Pemkab Sleman tersebut. Sebagai wujudnya akan segera melakukan pembuat peraturan yang khusus mengatur tentang penanda tersebut.
Termasuk untuk pembangunannya akan memasukkan dalam anggaran daerah. Sehingga segera bisa direalisasikan.
“Karena itu kami mendesak pemkab segera membuat usulan soal penada di batas wilayah Sleman ke dewan, sehingga segara dapat kami bahas, sebagai payung hukum pelaksanaannya,” tandas ketua komisi B DPRD Sleman Nurhidayat.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih mengatakan sedikitnya akan memasang empat penanda di wilayah perbatasan, yaitu di Tempel pintu masuk Sleman sisi utara, Gamping sebagai pintu masuk barat, Prambanan pintu masuk timur dan Taman Denggung sebagai pusat pemerintahan Sleman.
“Penanda nanti akan berupa tugu dan gapura yang menunjukkan ciri khas Sleman,” kata Sudarningsih.
Penanda di Tempel rencananya akan berupa Tugu Salak yang dilengkapi dengan elemen dekoratif dan struktur pendukung lainnya. Penanda di Gamping berupa gerbang dengan konten relief yang menampilkan budaya, sejarah, flora dan fauna Sleman.
Penanda di Prambanan berupa Tugu Hanoman sebagai unsur epos Ramayana yang ditampilkan di candi Prambanan. Sedangkan penanda di Taman Denggung, berupa Tugu Salak berukuran besar sekaligus menjadi tempat air. “Penanda ini untuk menonjolkan ciri khas daerah sekligus promosi,” ungkapnya.
Untuk konsep penanda tersebut sudah dirumuskan dengan tim penyusun yang terdiri dari Eko Hadiati dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Sektiadi dari akademisi UGM, Darto Harnoko dari BPNB DIY, dan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jatiningrat. Pembangunannya sendiri akan dilakukan bertahap.
“Diharapakan pembangunan fisiknya sudah dapat dilaksanakan tahun depan,” timpalnya .
DPRD Sleman sendiri sangat mendukung dengan langkah Pemkab Sleman tersebut. Sebagai wujudnya akan segera melakukan pembuat peraturan yang khusus mengatur tentang penanda tersebut.
Termasuk untuk pembangunannya akan memasukkan dalam anggaran daerah. Sehingga segera bisa direalisasikan.
“Karena itu kami mendesak pemkab segera membuat usulan soal penada di batas wilayah Sleman ke dewan, sehingga segara dapat kami bahas, sebagai payung hukum pelaksanaannya,” tandas ketua komisi B DPRD Sleman Nurhidayat.
(sms)