Angkat UKM Bordir, Bupati Kudus Musthofa Raih Gelar Doktor

Senin, 11 Desember 2017 - 12:42 WIB
Angkat UKM Bordir, Bupati Kudus Musthofa Raih Gelar Doktor
Angkat UKM Bordir, Bupati Kudus Musthofa Raih Gelar Doktor
A A A
SEMARANG - Rasa syukur dan bangga tampak terpancar pada raut wajah Bupati Kudus Musthofa saat sukses menyandang gelar doktor dari Kampus Pascasarjana Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan tersebut diraih Musthofa seusai menjalani Sidang Ujian Promosi Doktor Ilmu Sosial Undip pada Sabtu (9/12/2017).

Dalam sidang ujian tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Kudus ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Membangun Fleksibilitas Relasional Akulturatif dalam Orientasi Kewirausahaan dalam Upaya Peningkatan Kinerja Bisnis, Studi Empiris Pada UKM Bordir di Kudus".

Dalam sidang ujian promosi doktor, bertindak sebagai ketua sidang penguji adalah Dekan FISIP Dr Sunarto didampingi penguji eksternal dan promotor serta co-promotor. Sebagai penguji eksternal yakni Prof Agus Suroso dari Unsoed Purwokerto dan Prof Asri Laksmi Riani dari UNS Solo. Sementara, bertindak sebagai promotor adalah Prof Sugeng Wahjudi. Co-promotor Dr Naili Farida dan Dr Ngatno.

"Saya berterima kasih kepada tim penguji dan promotor/co-promotor atas arahan dan bimbingannya. Semoga capaian ini bisa menginspirasi seluruh pejabat di Kudus untuk semangat belajar," kata Musthofa.

Dalam disertasinya, Musthofa memaparkan bahwa untuk menuju sebuah kesejahteraan, dibutuhkan terobosan baru atau yang secara teoritis diangkat sebagai kebaruan tentang fleksibilitas relasional akulturatif (FRA). Fleksibilitas relasional akulturatif oleh Musthofa berhasil mengangkat para pelaku UKM bordir pada tahun 2017.

"Melalui FRA, pelaku usaha bordir harus luwes dan mampu membangun hubungan/relasi jangka panjang, serta bisa menghargai budaya lain tanpa meninggalkan budaya lokal," beber Mushofa.

Temuan tersebut telah dipraktikkan oleh Musthofa selama menjabat Bupati Kudus dua periode ini dengan mengaplikasikan kebaruannya. Di antaranya dengan menggandeng desainer Ivan Gunawan untuk mengangkat bordir Kudus. Hingga saat ini, bordir Kudus telah dikolaborasi dengan desain modern bahkan budaya asing. "Jadi, FRA ini kebaruan yang aplikatif. Bukan hanya teori dalam buku yang tertata rapi di rak perpustakaan," bebernya.

Dalam penelitiannya, peraih gelar doktor ilmu sosial dengan IPK 3,51 ini menerangkan konsep baru dalam dunia UMKM berdasarkan sisi positif dan negatif atas hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Dia mengungkapkan, saat membangun UKM, orientasi kerja dan bisnis harus fleksibel

Musthofa menilai, pemilihan usaha bordir di Kabupaten Kudus mempunyai potensi bisnis yang ternyata cukup luar biasa. "Bordir Kudus dulu tidak terkenal, namun ternyata bahan dan desainnya lebih bagus," ungkapnya.

Sebab itu, pihaknya berharap bukan hanya bordir yang mengaplikasikan kebaruan ini. Semua bidang usaha lain tentunya bisa menerapkan ini untuk peningkatan pendapatan bagi kesejahteraan.

Sementara itu, Prof Sugeng Wahjudi mengapresiasi positif kebaruan Bupati Kudus tersebut. Menurutnya, teori FRA telah dibuktikan dengan mengaplikasikan dan berhasil di Kabupaten Kudus. "Harus ada sebuah keberanian dan inisiatif untuk sebuah keberhasilan. Dan, Pak Musthofa ini telah membuktikan dan mengaplikasikan dengan baik," puji Prof Sugeng.

Dia berharap, gelar doktor yang diraih Musthofa bisa bermanfaat bagi keluarga, civitas akademika, dan masyarakat luas. "Kita doakan agar ilmunya bisa diaplikasikan ke wilayah yang lebih luas, bukan hanya sebatas Kudus."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6826 seconds (0.1#10.140)