Khofifah Maju Pilgub Jatim, Muslimat NU Pilih Netral

SURABAYA - Meski ketuanya maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2017, namun Muslimat Nadhatul Ulama (NU) memilih sikap netral. Diketahui, Khofifah Indar Parawansa, selain menjabat sebagai menteri sosial (mensos), juga menjabat sebagai ketua umum PP Muslimat NU.

Wakil Ketua Umum PP Muslimat NU Nurhayati Aqil Siroj mengatakan, seluruh warga Muslimat tetap bebas memilih tanpa harus takut pada Ketua Umum Muslimat Khofifah Indar Parawansa yang saat ini mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur (Jatim).

Muslimat, kata dia, adalah ormas keagamaan seperti NU, Fatayat dan GP Ansor. Sehingga tidak mungkin akan terlibat aktif memberikan dukungan meskipun itu terhadap ketuanya sendiri. "Setiap anggota dipersilakan menentukan pilihan dan menggunakan hak politiknya sesuai dengan hati nurani masing-masing," katanya, Jum'at (24/11/2017)

Organisasi, lanjut dia, hanya memberi penilaian baik dan buruk masing-masing kandidat. Untuk menentukan pilihan, dikembalikan pada anggota. Ditanya apakah tidak ada sanksi bagi pengurus atau anggota Muslimat yang tidak memilih ketuanya pada Pilgub Jatim 2018 nanti.

Nurhayati mengatakan, pilkada azasnya sama dengan pemilu langsung bebas dan rahasia. Artinya kebebasan menentukan pilihan itu dilindungi Undang-undang.

"Anggota Muslimat bebas menentukan pilihannya. Pilih Khofifah silahkan, ingin memilih Saifullah Yusuf jjuga tidak dilarang. Yang dilarang itu tidak nenggunakan hak pilih," ujar istri Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ini.

Diketahui, Khofifah berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak Bupati Trenggalek di Pilgub Jatim 2018. Khofifah-Emil diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem dan Partai Hanura.

Pasangan ini akan menghadapi Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas yang diusung PKB dan PDIP. Pilgub Jatim 2018 merupakan pertarungan ketiga antara Khofifah dengan Saifullah Yusuf. Dua kali Pilgub sebelumnya, Khofifah kalah dengan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf.