Waspada, Magma Gunung Agung Terdeteksi Mendekat ke Atas Kawah
A
A
A
KARANGASEM - Magma Gunung Agung terdeteksi sudah mulai mendekat ke atas kawah, hal ini terlihat dari hasil pengamatan drone PVMBG yang diterbangkan pada Kamis 23 November 2017. Sebelumnya Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menerbangkan drone ke kawah Gunung Agung, Karangasem.
Staf Ahli Madya PVMBG, Umar Rosadi menyatakan bahwa hasil drone tipe AI 450 berhasil terbang selama 29 menit 27 detik.
Dia menjelaskan, hasilnya yang didapat ada SO2 0,4 sampai 0,6 Part Per Milion (PPM) konsentrasi CO2 70 PPM rasionya SO2 ke CO2 itu 82.
Umar menerangkan bahwa pada Selasa 21 November 2017 sebelum meletus pihaknya juga menerbangkan drone pada saat itu SO2nya belum terdeteksi. Hanya terdeteksi CO2 35 PPM dan rasionya diatas 100.
"Artinya kalau dibandingkan CO2nya semakin meningkat. Kami lihat daripada rasio CO2 terhadap SO2 itu 82 sebelumnya diangka lebih dari 100. Logikanya angka ini semakin mengecil itu magmanya semakin mendekat ke kawah tapi ini masih jauh," katanya di Karangasem, Jumat (24/11/2017).
Dia menyatakan, dalam beberapa tulisan yang menyatakan 2 sampai 3 rasio CO2 terhadap SO2 dalam satu minggu biasanya bisa erupsi. "Itu diluar negeri biasanya seperti itu," ungkapnya.
Pihaknya menegaskan, bahwa SO2nya sudah terdeteksi, namun kadarnya masih normal. "Yang keluar ini antara CO2 dan SO2. Saat ini masih sama-sama besar kan berbanding antara CO2 dan SO2," timpalnya.
Dia mengatakan, kemarin seharusnya ada dua drone yang diterbangkan, namun hanya satu saja yang berhasil.
"Rencananya kemarin memang ada dua drone yang diterbangkan. Karena disana hujan jadi cuma satu yang berhasil diterbangkan," pungkasnya.
Staf Ahli Madya PVMBG, Umar Rosadi menyatakan bahwa hasil drone tipe AI 450 berhasil terbang selama 29 menit 27 detik.
Dia menjelaskan, hasilnya yang didapat ada SO2 0,4 sampai 0,6 Part Per Milion (PPM) konsentrasi CO2 70 PPM rasionya SO2 ke CO2 itu 82.
Umar menerangkan bahwa pada Selasa 21 November 2017 sebelum meletus pihaknya juga menerbangkan drone pada saat itu SO2nya belum terdeteksi. Hanya terdeteksi CO2 35 PPM dan rasionya diatas 100.
"Artinya kalau dibandingkan CO2nya semakin meningkat. Kami lihat daripada rasio CO2 terhadap SO2 itu 82 sebelumnya diangka lebih dari 100. Logikanya angka ini semakin mengecil itu magmanya semakin mendekat ke kawah tapi ini masih jauh," katanya di Karangasem, Jumat (24/11/2017).
Dia menyatakan, dalam beberapa tulisan yang menyatakan 2 sampai 3 rasio CO2 terhadap SO2 dalam satu minggu biasanya bisa erupsi. "Itu diluar negeri biasanya seperti itu," ungkapnya.
Pihaknya menegaskan, bahwa SO2nya sudah terdeteksi, namun kadarnya masih normal. "Yang keluar ini antara CO2 dan SO2. Saat ini masih sama-sama besar kan berbanding antara CO2 dan SO2," timpalnya.
Dia mengatakan, kemarin seharusnya ada dua drone yang diterbangkan, namun hanya satu saja yang berhasil.
"Rencananya kemarin memang ada dua drone yang diterbangkan. Karena disana hujan jadi cuma satu yang berhasil diterbangkan," pungkasnya.
(sms)