Pangdam III/Siliwangi Soroti Lingkungan Jabar

Senin, 20 November 2017 - 17:35 WIB
Pangdam III/Siliwangi Soroti Lingkungan Jabar
Pangdam III/Siliwangi Soroti Lingkungan Jabar
A A A
BANDUNG - Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo memberi perhatian kepada kondisi lingkungan di Jawa Barat dengan mengundang para pegiat lingkungan untuk hadir dalam acara bertajuk "Silaturahmi dan Masukan Para Pegiat Lingkungan Hidup kepada Kodam III/Siliwangi" di Ruang Silihwangi Makodam III/Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin (20/11/2017).

Acara ini digelar dengan tujuan Kodam III/Siliwangi membuka diri untuk mendapat masukan dari berbagai pihak terkait masalah lingkungan hidup di Jabar. Hadir dalam acara itu, organisasi pencinta alam Wanadri, Komunitas Peduli Citarum, Ciluwung, Tahura, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jabar Anang, dan lain-lain.

Doni Monardo mengatakan, dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia harus mampu menjadi bangsa besar, pemenang, unggul, cerdas, dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Salah satu syarat untuk dapat mencapai hal tersebut, ujar Doni, bangsa ini harus memiliki imunitas serta pertahanan kuat.

Untuk memiliki imunitas dan pertahanan, sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus sehat dan kuat. SDM unggul itu ditentukan oleh empat faktor, yakni, genetik, pendidikan, makanan dan air, serta lingkungan.

"SDM yang mampu mengelola kekayaan sumber daya alam. SDM sehat dan kuat salah satunya harus didukung makanan yang dihasilkan oleh lingkungan dan air yang bersih. Singkat kata, ekosistem lingkungan hidup, terutama air, harus bevas dari segala macam pencemaran," kata Doni saat memberikan sambutan.

Pangdam mengemukakan, Kodam III/Siliwangi berkomitmen meningkatkan pertahanan wilayah Jawa Barat sebagai bagian dari NKRI melalui pelestarian lingkungan hidup dan air. inilah yang segera dilaksanakan.

Posisi strategis Jabar, ujar Doni, terdapat 17 gunung. Jabar memiliki nilai strategis bagi Jakarta. Kawasan Bogor dan Cianjur merupakan daerah resapan air. Oksigen dari Gunung Gedepangrango. Air Sungai Ciliwung sebagian besar airnya dari wilayah Jabar. Jika hulu sungai tercemar, untuk jangka panjang air ibukota tercemar. Kalau lingkungan Jabar rusak, tentu mengancam hidup jutaan manusia baik Jakarta maupun Bogor dan Cianjur.

"Karena itu, lingkungan Jabar harus dijaga. Ini modal. Kita harus bahu membahu menata kembali lingkungan hidup. Gunung leuweung ulah diruksak, cai beak manusia balangsak (Gunung dan hutan jangan dirusak, air habis manusia sengsara)," ujar mantan Pangdam.

Sejak Januari 2015, tutur Doni, Kodam III/Siliwangi ikut menata Sungai Citarum. Namun berkali-kali dibersihkan, Citarum kotor lagi. Pertemuan ini momentum baik untuk kontemplasi, terkait program penataan Sungai Citarum. Ke depan penataan Cutarum harus melibatkan warga di tepian sungai terpanjang di Jabar itu.

"Sebesar 9-10% kawasan di Jabar dialiri Citarum. Dalam satu tahun menghasilkan jutaan ton beras. Kalau citarum tercemar, berarti banyak anak bangsa mengonsumsi nasi dari beras yang telah tercemar. Ini berbahaya bagi pertahanan bangsa," tutur Doni.

Aat Suratin, pegiat lingkungan dan anggota Wanardi mengatakan, menjaga lingkungan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan cara kerja orkestra. Setiap stakeholder harus menaati komitmen yang telah disepakaati. Untuk itu perlu dirijen atau jendral yang memimpin kerja orkestra ini.

"Saya menilai, Pangdam III/Siliwangi Doni Monardo sangat cocok untuk merangkul semua pihak untuk mengelola lingkungan hidup Jabar. Pangdam bisa menjadi dirijen dalam kerja orkestra itu," kata Aat.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 8.5980 seconds (0.1#10.140)