344 Sandera di Papua Berhasil Dibebaskan

Sabtu, 18 November 2017 - 15:23 WIB
344 Sandera di Papua...
344 Sandera di Papua Berhasil Dibebaskan
A A A
JAKARTA - Tim gabungan TNI-Polri berhasil membebaskan 344 warga Kampung Kimbely dan Kampung Longsoran, Kecamatan Tembagapura, Mimika, Papua yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) selama sepekan lebih.

Operasi pembebasan kemarin dipimpin langsung Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit, dan Asisten Bidang Operasi Kapolri Irjen Pol M Iriawan. Operasi pembebasan dilakukan secara bertahap sejak pagi hari hingga petang hari.

"Evakuasi berlangsung secara bertahap karena jalan masih rusak, sedang diperbaiki. Kita akan berupaya untuk berjalan kaki ke atas. Kita berharap teman-teman yang lain menjaga d alam proses perjalanan," kata Boy dalam keterangan videonya yang disampaikan Divisi Humas Polri kepada wartawan di Jakarta, Jumat (17/11/2017).

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan jumlah warga yang berhasil dievakuasi sebanyak 344 orang. Perinciannya 104 laki-laki, 32 wanita, dan 14 anak-anak berasal dari Kampung Kimbely. Sementara dari Kampung Longsoran laki-laki 153 orang, wanita 31 orang, dan anak-anak 10 orang. "Mereka dievakuasi ke Kota Timika. Ada juga warga yang asli Kimbely dan Longsoran tak mau dievakuasi, mereka hanya minta perlindungan untuk tetap di kampung sampai situasi aman dan kondusif," ujar Setyo.

Jenderal bintang dua itu mengungkapkan belum semua sandera berhasil dibebaskan karena lokasinya jauh dan sulit dijangkau. Dia berharap evakuasi warga akan selesai dalam satu atau dua hari ke depan. "Kami berharap tidak ada korban dalam proses evakuasi ini," terangnya.

Operasi pembebasan warga berlangsung menegangkan. Kombes Pol Tornagogo Sihombing yang ikut dalam operasi itu secara eksklusif mengungkapkan kepada KORAN SINDO. Dia menjelaskan penyelamatan para sandera dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 5 km bersama Kapolda, Pangdam, dan Asisten Operasi Kapolri dari Polsek Tembagapura. Rombongan lalu melintasi Kampung Utikini, Longsoran, dan terakhir Kimbely.

"Di situ kami menemukan sandera sebanyak 344 orang yang sebagian besar penduduk pendatang terdiri atas Suku Buton, Tator, Maluku, dan Jawa," ujar mantan Kasat Keamanan Negara (Kamneg) Direskrimum Polda Metro Jaya itu.

Satu per satu sandera berhasil dievakuasi dengan pengawalan ketat aparat gabungan. Namun saat tiba di Utikini, rombongan tiba-tiba diberondong tembakan oleh KKB dari arah bukit. Baku tembak antara KKB dan rombongan termasuk Kapolda, Pangdam, dan Asisten Operasi Kapolri berlangsung selama hampir satu jam. "Kami terpaksa balas menembak KKB agar mereka tidak menghambat jalan menuju Polsek Tembagapura," ungkap mantan Kapolres Bandara Soekarno-Hatta itu.

Menurut Tornagogo, dalam baku tembak tersebut tidak ada korban jiwa baik dari TNI-Polri ataupun warga. Sementara dari pihak KKB diketahui ada tiga orang yang terluka. "Tiga dari mereka terluka dan melarikan diri ke atas bukit. Rencananya besok (hari ini), selain membebaskan sandera, ada tim yang akan mengejar pelaku yang terkena tembakan karena dia yakin mereka masih berada di wilayah Tembagapura," terangnya.

Operasi pembebasan warga kemarin juga melibatkan 13 personel pasukan elite Kopassus dibantu 30 anggota Raider 751. Dua tim dari Tontaipur Kostrad juga diperbantukan dalam pembebasan sandera di pedalaman Tembagapura tersebut.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kol Inf M Aidi Nubic mengatakan, pergerakan pasukan khusus tersebut di bawah koordinasi langsung Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Goerge Elnadus Supit. Menurut dia, sebanyak 13 anggota Kopassus 13 orang dibantu 30 pasukan Yonif 751/ Raider bergerak cepat menguasai Kimbely. Adapun dua tim dari Taipur Kostrad bertugas menguasai Banti.

Selain itu sekitar 20 orang Yonif 754/ENK diatur sebagai pengamanan ring luar untuk penyekatan. "Pada waktu yang telah dikoordinasikan pada pukul 07.00 WIT Kimbely berhasil dikuasai. Pangdam perintahkan untuk bergerak menguasai pospos pengamanan separatis TPN/OPM. Kurang dari 2 jam seluruh medan berhasil dikuasai, para separatis melarikan diri ke hutan dan gunung. Belum bisa dipastikan apakah kelompok separatis ada yang korban karena cuaca berkabut sangat tebal," katanya.

Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit mengatakan operasi pembebasan ini berjalan aman dan lancar. Tidak ada satu pun warga yang mengalami luka-luka.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sebelumnya menengarai ada beragam motif yang mendasari KKB melakukan aksi penyanderaan terhadap 1.300 warga di Desa Banti dan Kimbely, Tembagapura, Mimika, Papua. Selain masalah ekonomi atau perebutan tempat pendulang, mereka juga ada motif lain, yakni minta saham Freeport. "Macam-macam, saya dengar-dengar mereka juga minta saham Freeport," katanya.

Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku siap membantu melakukan mediasi. Pihak Komnas HAM di Papua juga telah mendapatkan akses komunikasi dengan pihak kelompok bersenjata di Timika, Papua. Tapi Komnas belum mendapatkan komitmen eksplisit mengenai kesediaan mereka untuk melakukan mediasi.

"Komnas HAM belum mendapatkan komitmen eksplisit dari mereka mengenai kesediaan untuk melakukan mediasi," ungkap Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM Amiruddin al-Rahab di Jakarta, Jumat (17/11/2017).
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8949 seconds (0.1#10.140)