Tak Kuat Bayar Utang, Alasan Kakek Tirto Nekat Gantung Diri
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Tak kuat bayar utang, seorang kakek Tirto Sikun (50) warga Warga RT 10, Desa Sei Kapitan, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalteng nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di warungnya, Selasa petang kemarin 14 November 2017.
Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Tri Wibowo mengatakan, sebelum mengakhiri hidupnya, korban sempat bercerita kepada tetangganya bahwa dirinya tak sanggup lagi bayar utang yang kian menumpuk.
“Kalau menurut saksi yakni tetangga korban, Supri, korban sempat bercerita bahwa dia punya utang banyak dan tak sanggup melunasinya. Dan sorenya sudah ditemukan gantung diri di warungnya,” ujar Tri Wibowo saat ditemui MNC Media di ruang kerjanya, Rabu (15/11/2017) siang.
Sebelumnya, warga Desa Sei Kapitan digegerkan dengan temuan peristiwa gantung diri di belakang warung milik korban Tirto di Jalan Panglima Utar (sebelum Bundaran Monyet), RT10, Desa Sei Kapitan, Selasa (14/11/2017) sekitar pukul 16.00 WIB.
Danramil Kumai 02-1014/PBN Kapten Arm Zubaidi menuturkan, pria paruh baya tersebut ditemukan oleh istrinya sendiri di belakang warung dengan posisi gantung diri. Setelah dicek nadinya masih berdenyut dan dievakuasi ke Puskesmas Kumai. “Murni gantung diri, korban langsung dibawa ke Puskesmas Kumai,” ujar Zubaidi.
Sementara itu, Kepala Desa Sei Kapitan, Mulkan membenarkan kejadian yang menimpa warganya tersebut. Korban merupakan seorang pedagang penjual nasi yang baru seminggu ini berjualan di RT 10 sebelum Bundaran Monyet.
“Ditemukan istrinya posisi dibelakang warungnya, tali menggantung di bawah atap warung itu,” kata Mulkan.
Mulkan meneruskan, di belakang warung tepat di bawah korban gantung diri tidak ditemukan adanya kursi atau alat bantu untuk membantu korban meloncat dari tali tersebut.
Terpisah, Kepala Puskesmas Kumai, Abimanyu menyampaikan, korban mengenakan kaos berwarna hijau berlambang Korps Brimob dengan mengenakan sarung bermotif kotak-kotak.
Tinggi badan korban sekitar 170 cm, diarea kemaluan korban telah mengeluarkan cairan sperma dan di bagian leher terdapat luka melingkar.
“Lidahnya tidak keluar dan tidak ada ditemukan bekas luka kekerasan selain bekas tali di bagian leher,” terang Abimanyu. Dia melanjutkan, korban diperkirakan meninggal saat sampai di IGD Puskesmas Kumai.
Karena berdasarkan informasi dari istri korban, saat ditemukan korban masih bisa bernafas dan denyut nadi masih ada. “Diperkirakan korban meninggal setelah sampai di IGD, karena suhu tubuhnya masih terasa hangat,” pungkasnya.
Kasat Reskrim Polres Kobar AKP Tri Wibowo mengatakan, sebelum mengakhiri hidupnya, korban sempat bercerita kepada tetangganya bahwa dirinya tak sanggup lagi bayar utang yang kian menumpuk.
“Kalau menurut saksi yakni tetangga korban, Supri, korban sempat bercerita bahwa dia punya utang banyak dan tak sanggup melunasinya. Dan sorenya sudah ditemukan gantung diri di warungnya,” ujar Tri Wibowo saat ditemui MNC Media di ruang kerjanya, Rabu (15/11/2017) siang.
Sebelumnya, warga Desa Sei Kapitan digegerkan dengan temuan peristiwa gantung diri di belakang warung milik korban Tirto di Jalan Panglima Utar (sebelum Bundaran Monyet), RT10, Desa Sei Kapitan, Selasa (14/11/2017) sekitar pukul 16.00 WIB.
Danramil Kumai 02-1014/PBN Kapten Arm Zubaidi menuturkan, pria paruh baya tersebut ditemukan oleh istrinya sendiri di belakang warung dengan posisi gantung diri. Setelah dicek nadinya masih berdenyut dan dievakuasi ke Puskesmas Kumai. “Murni gantung diri, korban langsung dibawa ke Puskesmas Kumai,” ujar Zubaidi.
Sementara itu, Kepala Desa Sei Kapitan, Mulkan membenarkan kejadian yang menimpa warganya tersebut. Korban merupakan seorang pedagang penjual nasi yang baru seminggu ini berjualan di RT 10 sebelum Bundaran Monyet.
“Ditemukan istrinya posisi dibelakang warungnya, tali menggantung di bawah atap warung itu,” kata Mulkan.
Mulkan meneruskan, di belakang warung tepat di bawah korban gantung diri tidak ditemukan adanya kursi atau alat bantu untuk membantu korban meloncat dari tali tersebut.
Terpisah, Kepala Puskesmas Kumai, Abimanyu menyampaikan, korban mengenakan kaos berwarna hijau berlambang Korps Brimob dengan mengenakan sarung bermotif kotak-kotak.
Tinggi badan korban sekitar 170 cm, diarea kemaluan korban telah mengeluarkan cairan sperma dan di bagian leher terdapat luka melingkar.
“Lidahnya tidak keluar dan tidak ada ditemukan bekas luka kekerasan selain bekas tali di bagian leher,” terang Abimanyu. Dia melanjutkan, korban diperkirakan meninggal saat sampai di IGD Puskesmas Kumai.
Karena berdasarkan informasi dari istri korban, saat ditemukan korban masih bisa bernafas dan denyut nadi masih ada. “Diperkirakan korban meninggal setelah sampai di IGD, karena suhu tubuhnya masih terasa hangat,” pungkasnya.
(sms)