Peringati Hari Ayah, Ratusan Anak Menangis Haru
A
A
A
KARANGANYAR - Tangis haru ratusan anak meledak saat mereka melakukan sungkeman kepada ayahnya di halaman SMP Bharata 2 Dusun Tengklik, Desa Kedawung, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah.
Acara yang digelar Minggu ini (12/11/2017) bertepatan dengan Peringatan Hari Ayah Nasional Indonesia yang bertemakan Ayah Sehat Indonesia Kuat. Tak sedikit pula sang ayah tampak tak kuasa menahan tetes air mata saat anak-anak mereka mengucap permohonan maaf.
Salah seorang anak, Angela Mauro Santi mengungkapkan, tak kuasa menahan rasa harunya saat ia harus sungkeman kepada ayahnya. Perasaan campur aduk ia rasakan begitu berada dalam dekapan sang ayah.
“Benar-benar mengharukan saat saya menundukkan kepala sambil mengucap maaf sebagai anak,” ungkap Angela, Minggu (12/11/2017).
Menurutnya, sungkem kepada ayah merupakan wujud ketaatan dan penghormatan kepada orang tua, khususnya seorang ayah. Sebelum sungkeman, prosesi acara diawali dengan aksi dua pemuda yang memerankan tokoh pewayangan, yakni Janoko dan Bagong. Keduanya melakukan pengucapan dan permohonan maaf di bawah replikan tokoh pewayangan, Semar.
Usai prosesi tersebut, sejumlah siswa Pasukan Penolong Ayah (Paspena) melakukan pembacaan kalimat-kalimat mutiara tentang harapan anak kepada ayahnya. Puncaknya, sekitar 250 anak melakukan sungkeman kepada ayahnya yang diawali dengan pemberian segelas teh sebagai tanda penghormatan.
Pemrakarsa kegiatan sungkeman memperingati Hari Ayah Nasional Indonesia, Gregorius Gesi Raya menyambut gembira atas antusias yang diperlihatkan anak-anak sekolah yang mengajak teman-temannya merefleksi bersama pada peranan ayah mereka.
Menurutnya, Hari Ayah bukan hari gagah-gagahan untuk menyaingi Hari Ibu, tapi lebih untuk mengenang peran dan jasa ayah. “Kegiatan peringatan Hari Ayah Nasional Indonesia ini bertujuan mengekspresikan rasa syukur anak atas peran ayahnya dalam hidup pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara,” ujar Gregorius.
Sementara, kegiatan massal sungkeman anak kepada ayahnya tersebut diapresiasi oleh Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (Leprid). Menurut Pendiri dan Direktur Leprid, Paulus Pangka, kegiatan tersebut telah menginspirasi dan merupakan apresiasi bentuk ketaatan anak kepada orang tuanya.
Acara yang digelar Minggu ini (12/11/2017) bertepatan dengan Peringatan Hari Ayah Nasional Indonesia yang bertemakan Ayah Sehat Indonesia Kuat. Tak sedikit pula sang ayah tampak tak kuasa menahan tetes air mata saat anak-anak mereka mengucap permohonan maaf.
Salah seorang anak, Angela Mauro Santi mengungkapkan, tak kuasa menahan rasa harunya saat ia harus sungkeman kepada ayahnya. Perasaan campur aduk ia rasakan begitu berada dalam dekapan sang ayah.
“Benar-benar mengharukan saat saya menundukkan kepala sambil mengucap maaf sebagai anak,” ungkap Angela, Minggu (12/11/2017).
Menurutnya, sungkem kepada ayah merupakan wujud ketaatan dan penghormatan kepada orang tua, khususnya seorang ayah. Sebelum sungkeman, prosesi acara diawali dengan aksi dua pemuda yang memerankan tokoh pewayangan, yakni Janoko dan Bagong. Keduanya melakukan pengucapan dan permohonan maaf di bawah replikan tokoh pewayangan, Semar.
Usai prosesi tersebut, sejumlah siswa Pasukan Penolong Ayah (Paspena) melakukan pembacaan kalimat-kalimat mutiara tentang harapan anak kepada ayahnya. Puncaknya, sekitar 250 anak melakukan sungkeman kepada ayahnya yang diawali dengan pemberian segelas teh sebagai tanda penghormatan.
Pemrakarsa kegiatan sungkeman memperingati Hari Ayah Nasional Indonesia, Gregorius Gesi Raya menyambut gembira atas antusias yang diperlihatkan anak-anak sekolah yang mengajak teman-temannya merefleksi bersama pada peranan ayah mereka.
Menurutnya, Hari Ayah bukan hari gagah-gagahan untuk menyaingi Hari Ibu, tapi lebih untuk mengenang peran dan jasa ayah. “Kegiatan peringatan Hari Ayah Nasional Indonesia ini bertujuan mengekspresikan rasa syukur anak atas peran ayahnya dalam hidup pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara,” ujar Gregorius.
Sementara, kegiatan massal sungkeman anak kepada ayahnya tersebut diapresiasi oleh Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (Leprid). Menurut Pendiri dan Direktur Leprid, Paulus Pangka, kegiatan tersebut telah menginspirasi dan merupakan apresiasi bentuk ketaatan anak kepada orang tuanya.
(rhs)