Irjen Anton Charliyan Keliling Jabar Perangi Paham Radikalisme dan Intoleransi

Kamis, 26 Oktober 2017 - 18:27 WIB
Irjen Anton Charliyan...
Irjen Anton Charliyan Keliling Jabar Perangi Paham Radikalisme dan Intoleransi
A A A
BANDUNG - Selama delapan bulan lebih Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan mengemban tugas sebagai pimpinan tertinggi di Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat (Jabar). Berbagai rangkaian peristiwa, baik teror bom maupun tindakan kriminal lainnya, terus mewarnai perjalanan kepemimpinan pria kelahiran Tasikmalaya tahun 1960 silam itu.

Bahkan di masa kepemimpinannya, 40 orang dari 60 tersangka pelaku tindakan terorisme adalah warga Jawa Barat yang berhasil diamankan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai usaha yang ia lakukan untuk membawa dan memberikan rasa aman dan nyaman serta kondusif bagi warga Jawa Barat. Seperti diketahui, Jawa Barat merupakan kantong kantong tumbuhnya paham radikaslime.

Namun hal itu tidak membuat surut semangat Jenderal Bintang dua itu dalam membumi hanguskan gerakan gerakan radikalisme di bumi Tatar Pasundan. Delapan bulan lebih mengemban tugas sebagai Kapolda Jawa Barat, selama itu pula ia intens memerangi gerakan yang hendak memecah belah bangsa. Anton terus merangkul para tokoh agama, tokoh budaya, LSM, Ormas, rektor, dekan, para dosen dan Mahasiswa se-Jawa Barat untuk bersama sama memerangi gerakan yang anti-Pancasila.

Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, misalnya, Anton bersilaturahmi ke Pondok Pesantren As-shidqu. Di sana Anton disambut dengan sangat meriah oleh seluruh santri dan santriwati bersama dengan pimpinan pondok pesantren tersebut, kemudian bersama FKPD, Toga, Tomas se-kabupaten Kuningan.

Begitu juga di Kabupaten Subang, Jawa Barat, setelah Anton memaparkan tentang bagaimana gerakan radikalisme dan intolerans berkembang dan bagaimana cara memerangi radikalisme, FKPD, Ormas, Toga, Tomas, LSM se-Kabupaten Subang yang hadir saat itu langsung melakukan deklarasi kebangsaan berikrar bersama sama menjaga NKRI dari perpecahan.

Gerakan memerangi Radikalisme dan Intolerans terus ia gelorakan dari pondok pesantren yang satu ke pondok pesantren yang lain. Anton bahkan keliling ke beberapa kampus di Jawa Barat hingga ke beberapa kampus ibu kota Jakarta. Tujuan Anton adalah untuk membawa Jawa Barat ini terbebas dari paham paham radikalisme dan intolerans.

"Karena di Jawa Barat itu rentan radikalisme dan intoleransi. Di sini (Jawa Barat) diperlukan seorang pemimpin yang tegas dan berani yang mampu menjamin keamanan dan kepastian hukum, karena di sini masih ada ideologi ideologi yang ingin mendirikan NII dan inilah akar dari radikalisme dan intolerans" ujar Anton dalam keterangan persnya yang diterima SINDOnews, Kamis (26/10/2017).

Anton kini bersiap kembali ke Jawa Barat. Ia sudah menyatakan kesiapannya maju dalam Pilgub Jabar 2018. Sebagai wujud keseriusannya, Anton kemarin menghadiri undangan Curah Gagasan Balon Gubernur Jawa Barat yang digelar oleh PDIP, di Hotel Horison, Bandung.

Salah satu tokoh agama di Jawa Barat, yakni Pimpinan Majlis Al-arifiyah Wal Muhibbiin Pesantren Surya Medar, R Mohamad Arif Nujabah, mengatakan, jenderal yang getol memerangi gerakan radikalisme itu kini diusung oleh para tokoh agama dan masyarakat untuk maju sebagai balon Gubernur Jawa Barat.

"Mari kita sama sama memanjatkan doa semoga apa yang diinginkan oleh masyarakat (mengusung Anton jadi Gubernur) dapat terkabulkan dan Jawa Barat di pimpin oleh pemimpin yang revolusioner dan siap membawa Jawa Barat jauh lebih baik lagi" imbuh Mohamad Arif Nujaba.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1116 seconds (0.1#10.140)