Ketika Mahasiswa Asing Belajar Budaya di Kampung Samin Blora
A
A
A
BLORA - Belasan mahasiswa asing mendatangi Kampung Samin di Dusun Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Mereka disambut hangat sesepuh Sedulur Sikep (Samin) Pramugi Prawiro Wijoyo.
Alunan musik kotekan lesung yang dimainkan para wanita Samin, turut mengiringi kedatangan mereka. Mahasiswa asing itu spontan ikut bergabung untuk mencoba kotekan lesung dengan antan (alu).
Pria Samin yang mengenakan pakaian serba hitam dengan ikat kepala hitam, kemudian mempersilakan mereka masuk ke sebuah bangunan pendapa. Meski sedikit terkendala bahasa, tak mengurangi keakraban mereka dengan warga.
Suasana kekeluargaan sangat terasa ketika para mahasiswa asing tersebut disuguhi sajian kuliner tradisional khas masyarakat Samin Sambongrejo. Tanpa canggung, mereka menikmati beragam makanan yang diberi alas daun pisang tersebut.
"Beginilah suasana Kampung Adat Samin di sini, semoga berkesan. Saya doakan semoga semuanya sehat dan selamat. Sami seger waras (sehat walafiat)," ujar Pramugi setelah memperkenalkan diri, Minggu (22/10/2017).
Rabeea Mond Manshor, mahasiswa dari Libya, mengaku senang bisa berkunjung ke Kampung Samin. Gadis cantik itu terkesan dengan sikap ramah warga dan beberapa kali diajak foto bersama oleh penduduk Samin.
"Orang Indonesia baik, saya suka. Nanti foto saya dikirim lewat WhatsApp ya," ucapnya sambil memberi nomor telepon kepada warga.
Para mahasiswa asing itu berasal dari Amerika, Uganda, Malaysia, Tanzania, Vietnam, Libya, Rwanda, Timor Leste, Nigeria, Perancis, dan Etiopia. Turis yang masih berstatus sebagai mahasiswa asing program International Study Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini tiba di Blora pada hari Kamis, 19 Oktober 2017.
Rombongan diajak mengenali sejarah perminyakan dan seni budaya untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Blora. Setelah menyaksikan pertunjukan seni tradisional barongan, mereka mengunjungi kawasan Perhutani KPH Cepu.
Di lokasi ini terdapat benda bersejarah berupa loko uap buatan Jerman, peninggalan Belanda kepada masyarakat Blora dan sekitarnya. "Saya suka. Itu kereta lama yang unik," kata Moses Isdor Mgunda, mahasiswa dari Tanzania yang fasih berbahasa Indonesia.
Para mahasiswa asing itu kemudian diajak ke objek wisata edukasi sumur pengeboran minyak peninggalan Belanda di Desa Ledok, Kecamatan Sambong. Mereka ditunjukkan sumur minyak pertama di Indonesia yang dieksploitasi oleh Belanda.
Perjalanan menempuh kawasan hutan jati dilanjutkan melihat aktivitas para penambang minyak di sumur 142 dan sumur 98 yang dikelola oleh Pertamina. Para mahasiswa asing itu tertarik dan melihat dari dekat proses menimba minyak dari kedalaman sumur 600 meter. Selain itu, mereka juga melihat dari dekat sumur angguk yang ada di kawasan setempat.
"Kami mengapresiasi kedatangan para mahasiswa ke Blora. Selamat datang, ini baru sebagian yang bisa ditampilkan Kabupaten Blora. Tentu saja bisa lebih dikenalkan dan dipromosikan melalui agen wisata," ujar Wakil Bupati Blora Arief Rohman.
Alunan musik kotekan lesung yang dimainkan para wanita Samin, turut mengiringi kedatangan mereka. Mahasiswa asing itu spontan ikut bergabung untuk mencoba kotekan lesung dengan antan (alu).
Pria Samin yang mengenakan pakaian serba hitam dengan ikat kepala hitam, kemudian mempersilakan mereka masuk ke sebuah bangunan pendapa. Meski sedikit terkendala bahasa, tak mengurangi keakraban mereka dengan warga.
Suasana kekeluargaan sangat terasa ketika para mahasiswa asing tersebut disuguhi sajian kuliner tradisional khas masyarakat Samin Sambongrejo. Tanpa canggung, mereka menikmati beragam makanan yang diberi alas daun pisang tersebut.
"Beginilah suasana Kampung Adat Samin di sini, semoga berkesan. Saya doakan semoga semuanya sehat dan selamat. Sami seger waras (sehat walafiat)," ujar Pramugi setelah memperkenalkan diri, Minggu (22/10/2017).
Rabeea Mond Manshor, mahasiswa dari Libya, mengaku senang bisa berkunjung ke Kampung Samin. Gadis cantik itu terkesan dengan sikap ramah warga dan beberapa kali diajak foto bersama oleh penduduk Samin.
"Orang Indonesia baik, saya suka. Nanti foto saya dikirim lewat WhatsApp ya," ucapnya sambil memberi nomor telepon kepada warga.
Para mahasiswa asing itu berasal dari Amerika, Uganda, Malaysia, Tanzania, Vietnam, Libya, Rwanda, Timor Leste, Nigeria, Perancis, dan Etiopia. Turis yang masih berstatus sebagai mahasiswa asing program International Study Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini tiba di Blora pada hari Kamis, 19 Oktober 2017.
Rombongan diajak mengenali sejarah perminyakan dan seni budaya untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Blora. Setelah menyaksikan pertunjukan seni tradisional barongan, mereka mengunjungi kawasan Perhutani KPH Cepu.
Di lokasi ini terdapat benda bersejarah berupa loko uap buatan Jerman, peninggalan Belanda kepada masyarakat Blora dan sekitarnya. "Saya suka. Itu kereta lama yang unik," kata Moses Isdor Mgunda, mahasiswa dari Tanzania yang fasih berbahasa Indonesia.
Para mahasiswa asing itu kemudian diajak ke objek wisata edukasi sumur pengeboran minyak peninggalan Belanda di Desa Ledok, Kecamatan Sambong. Mereka ditunjukkan sumur minyak pertama di Indonesia yang dieksploitasi oleh Belanda.
Perjalanan menempuh kawasan hutan jati dilanjutkan melihat aktivitas para penambang minyak di sumur 142 dan sumur 98 yang dikelola oleh Pertamina. Para mahasiswa asing itu tertarik dan melihat dari dekat proses menimba minyak dari kedalaman sumur 600 meter. Selain itu, mereka juga melihat dari dekat sumur angguk yang ada di kawasan setempat.
"Kami mengapresiasi kedatangan para mahasiswa ke Blora. Selamat datang, ini baru sebagian yang bisa ditampilkan Kabupaten Blora. Tentu saja bisa lebih dikenalkan dan dipromosikan melalui agen wisata," ujar Wakil Bupati Blora Arief Rohman.
(zik)