Hasil Pemeriksaan BPK Rawan Dipolitisasi untuk Pilkada

Rabu, 18 Oktober 2017 - 15:58 WIB
Hasil Pemeriksaan BPK...
Hasil Pemeriksaan BPK Rawan Dipolitisasi untuk Pilkada
A A A
SEMARANG - Hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) rawan digunakan untuk kepentingan politik terutama menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada).

Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) akan diklaim sebagai bukti keberhasilan sehingga digunakan sebagai modal untuk calon tertentu kembali maju pada kontestasi pilkada.

"Memang salah satu keberhasilan pemda, dia berhasil mengolah keduangan daerah yang akuntabel dan transparan. Proxy yang paling dekat dengan ukuran akuntabel dan tranpasransi adalah opini BPK," kata Kepala BPK Perwakilan Jateng, Hery Subowo, usai diskusi tentang Mekanisme Pemberian Opini atas Laporan Keuangan dan Pemeriksaan Dana Desa, di Kantor BPK Perwakilan Jateng, Semarang, Rabu (18/10/2017).

Meski mendapat opini WTP, namun tidak bisa dijadikan sebagai ukuran kinerja dan bebas dari praktik korupsi. Pasalnya, laporan keuangan yabg mendapat opini WTP itu hanya bersifat sebagai pencatatan yang telah sesuai dengan standar akuntasi. Untuk itu, masyarakat diminta untuk semakin cerdas mencermati setiap kampanye calon tertentu yang mencatut hasil pemeriksaan BPK.

"Ini harusnya dibatasi pada kewajaran laporan keuangan sesuai standar akuntasi. Hanya kulit-kulitnya. Bahwa itu dianggap sebagai prestasi, keberhasilan, itu sah-sah saja, karena dibanding yang tidak atau belum WTP. Tapi apakah BPK bisa mencegah itu dipolitidasi? Itu sudah di luar kewenangan kami untuk melarang-larang, jangan diplesetkan ke kepentingan politik," terangnya.

Dia pun memastikan, setiap auditor BPK yang melakukan pemeriksaan keuangan bebas dari kepentingan politik. Pemeriksaan itu untuk mengetahui kinerja pemda dalam mempertanggungjawabkan keuangan yang dikelola dan bukan sebagai alat maju pilkada.

"Kami yakin dalam merumuskan opini kita steril dari kepentingan politik. Jadi kita enggak peduli mau nyalob atau tidak. Mau dijadikan amunisi bagi lawan politik atau tidak. Opini tetep opini, bukan dikaitkan dengan agenda politik, tapi upaya yang dilakukan pemda. bukan ukuran yang bersangkutan maju di pilkada," pungkasnya.
(nag)
Berita Terkait
Jadwal dan Tahapan Pilkada...
Jadwal dan Tahapan Pilkada Serentak Tahun 2024
Masyarakat Harus Mengutamakan...
Masyarakat Harus Mengutamakan Aspek Rasionalitas saat Pilkada
738 Bakal Pasangan Calon...
738 Bakal Pasangan Calon Terdaftar Dalam Pilkada 2020
Mencegah Konflik Pilkada...
Mencegah Konflik Pilkada Serentak
Peringatan Protokol...
Peringatan Protokol Kesehatan Pilkada Ditengah Masa Pandemi Corona
Pilkada 2020 Tanpa APD,...
Pilkada 2020 Tanpa APD, Bawaslu Ingatkan Potensi Konflik
Berita Terkini
2 Pejabat Disdik Sumut...
2 Pejabat Disdik Sumut Terjaring OTT Korupsi Dana BOS, Kejaksaan Sita Rp319 Juta
4 jam yang lalu
Heboh! Dipepet Motor...
Heboh! Dipepet Motor Anggota Patwal Polres Bogor di Jalur Puncak, Pengendara Terjungkal
6 jam yang lalu
Pangdam XIV Hasanuddin...
Pangdam XIV Hasanuddin Dukung Smelter Ceria Group Jadi Perusahaan Level Dunia
6 jam yang lalu
Mantan Gubernur Maluku...
Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba Meninggal Dunia
6 jam yang lalu
Kepala Sekolah SDN 02...
Kepala Sekolah SDN 02 Srogol Apresiasi Kegiatan Literasi MNC Peduli dan MNC Land
8 jam yang lalu
Matangkan Jakarta Kota...
Matangkan Jakarta Kota Global, QRIS Tap dengan NFC Resmi Diterapkan di MRT
8 jam yang lalu
Infografis
Arab Saudi Gunakan AI...
Arab Saudi Gunakan AI untuk Cetak Penghafal Al-Quran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved