Galang Batang Resmi Ditetapkan Sebagai KEK Industri
A
A
A
GUNUNG KIJANG - Kawasan industri Galang Batang, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau seluas 2.590 hektare (ha) ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kawasan Ekonomi Khusu (KEK). Ini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2017 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo, Rabu lalu (11/10/2017).
Bupati Bintan Apri Sujadi mengatakan, keberadaan KEK Galang Batang, diyakini akan mampu memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, serta menyerap ribuan tenaga kerja.
“PP-nya sudah ditandatangani Presiden. Kita berharap investor segera berdatangan, membuka industri-industri baru dan menyerap ribuan tenaga kerja,” kata Apri, di Bandar Seri Bentan, Jum’at (13/10/2017).
Menurutnya, keberadaan KEK menawarkan sejumlah kemudahan bagi investor mulai dari insentif fiskal, jaminan investasi, kepastian hukum, pelayanan satu atap, hingga pembangunan infrastruktur.
“Pemerintah Kabupaten Bintan siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kepri dan pemerintah pusat, agar KEK ini segera diaplikasikan di lapangan,” ujarnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Bintan Hasfarizal Handra mengatakan, KEK Galang Batang akan dibangun di kawasan seluas 2.590 ha dengan nilai investasi berkisar Rp36,3 triliun untuk masa enam tahun. Pengusul dan pengelola dari pembangunan KEK ini PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) untuk pertambangan.
"PP No 42 Tahun 2017 tentang KEK Galang Batang sudah ditandatangani. Kalau tidak ada hambatan, rencananya Presiden juga yang akan meresmikan,” ujarnya.
Direktur PT BAI Santoni, mengatakan, setelah KEK Galang Batang ditetapkan presiden, pihaknya segera menyiapkan infrastruktur seperti membangun gedung pelayanan terpadu, melengkapi sarana prasarana fisik seperti penyempurnaan jembatan, jalan.
“Juga listrik, air, maupun telekomunikasi,” kata Santoni.
Untuk tahap pertama dalam satu dua tahun ini merekrut tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan. Tahun-tahun selanjutnya baru merekrut bidang operasional industri, diantaranya untuk smelter.
“Kita menargetkan lokasi industri ini 80 persen untuk perusahaan kita sendiri. Sisanya 20 persen kita alokasikan untuk investor pihak lain,” tambah Santoni.
Bupati Bintan Apri Sujadi mengatakan, keberadaan KEK Galang Batang, diyakini akan mampu memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, serta menyerap ribuan tenaga kerja.
“PP-nya sudah ditandatangani Presiden. Kita berharap investor segera berdatangan, membuka industri-industri baru dan menyerap ribuan tenaga kerja,” kata Apri, di Bandar Seri Bentan, Jum’at (13/10/2017).
Menurutnya, keberadaan KEK menawarkan sejumlah kemudahan bagi investor mulai dari insentif fiskal, jaminan investasi, kepastian hukum, pelayanan satu atap, hingga pembangunan infrastruktur.
“Pemerintah Kabupaten Bintan siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kepri dan pemerintah pusat, agar KEK ini segera diaplikasikan di lapangan,” ujarnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Bintan Hasfarizal Handra mengatakan, KEK Galang Batang akan dibangun di kawasan seluas 2.590 ha dengan nilai investasi berkisar Rp36,3 triliun untuk masa enam tahun. Pengusul dan pengelola dari pembangunan KEK ini PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) untuk pertambangan.
"PP No 42 Tahun 2017 tentang KEK Galang Batang sudah ditandatangani. Kalau tidak ada hambatan, rencananya Presiden juga yang akan meresmikan,” ujarnya.
Direktur PT BAI Santoni, mengatakan, setelah KEK Galang Batang ditetapkan presiden, pihaknya segera menyiapkan infrastruktur seperti membangun gedung pelayanan terpadu, melengkapi sarana prasarana fisik seperti penyempurnaan jembatan, jalan.
“Juga listrik, air, maupun telekomunikasi,” kata Santoni.
Untuk tahap pertama dalam satu dua tahun ini merekrut tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan. Tahun-tahun selanjutnya baru merekrut bidang operasional industri, diantaranya untuk smelter.
“Kita menargetkan lokasi industri ini 80 persen untuk perusahaan kita sendiri. Sisanya 20 persen kita alokasikan untuk investor pihak lain,” tambah Santoni.
(rhs)