Kementan Sebar Alat Mesin Pertanian di Jatim
A
A
A
TUBAN - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menggenjot hasil produksi pangan di berbagai daerah. Untuk mencapai target ini, Kementan memberikan bantuan berbagai jenis peralatan mesin pertanian (alsintan) kepada para petani di berbagai daerah.
Mulai dari peralatan prapanen seperti traktor, pompa air, alat penanaman padi (transplanter), cultivator, excavator, chopper, dan juga alat penyebaran benih (hand sprayer). Selain itu, juga ada bantuan peralatan atau mesin pascapanen seperti combine harvester, alat pengering padi, dan sejumlah peralatan lainnya.
Sekretaris Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Abdul Madjid menuturkan, pengembangan mekanisasi pertanian ini untuk meningkatkan produksi dan juga mutu hasil pertanian yang berdaya saing tinggi. "Misalnya di Kabupaten Tuban ini, dengan penggunaan mesin panen combine harvester, tingkat produksinya bisa meningkat hingga 10%," ujar Madjid saat meninjau lokasi pompanisasi Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) Tirto Tinoto di Desa Karang Tinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (12/10/2017).
Dijelaskannya, dengan mengoptimalkanan penggunaan mesin pertanian, para petani dapat mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, meningkatkan intensitas penanaman, efesiensi biaya produksi, penyelamatan kehilangan hasil, meningkatkan mutu hasil, dan pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan para petani.
Ada sejumlah komodisi pertanian yang diharapkan bisa swasembada seperti padi, jagubg, kedelai, cabai, bawang merah, sapi dan tebu.
Data Kementaan menyebutkan, pemberian bantuan alsintan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada 2012 hanya sebanyak 2.217 unit, tahun ini mencapai 79.150 unit. Total sejak 2012-2017 alsintan prapanen yang disebar ke berbagai pelosok daerah mencapai 314.188 unit.
Khusus untuk pengadaan alsistan prapanen tahun ini, pemerintah menghabiskan anggaran sekitar Rp3,5 triliun, naik signifikan dibanding tahun lalu yang hanya berkisar Rp2,5 triliun. Untuk tahun depan, diproyeksikan total pengadaan mencapai kisaran 90.000 unit dengan alokasi anggaran sekitar Rp3,7 triliun.
Sementara untuk alsintan pascapanen pada 2012 tercatat 1.271 unit sedangkan tahun ini meningkat menjadi 6.217 unit. Total dalam kurun waktu 2012-2017 bantuan alsintan pascapanen yang disebar ke berbagai daerah mencapai 41.816 unit.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban Murtadji menuturkan, bantuan alsintan yang diberikan kepada para petani di daerahnya sangat membantu meningkatkan hasil pertanian. Dia mencontohkan, sistem panen dengan menggunakan mesin combine harvester untuk lahan satu hektare bisa menghasilkan gabah kering panen sekitar 6 ton sedangkan dengan cara konvensional hasilnya tidak sampai 6 ton.
Pihaknya berharap agar bantuan alsintan terus dilakukan sehingga diharapkana kesejahteraan petani di daerah tetus bisa ditingkatkan. Selain itu, pihaknya mengharapkan pemenuhan pupuk bersubsisi yang masih jauh dari kebutuhan petani.
Di wilayahnya, misalnya, dari kebutuhan pupuk bersubsidi sekitar 373.000 ton per musim tanam, pasokan yang tersedia baru sekitar 110.000 ton.
Saat ini, di wilayah Tuban dengan luasan lahan padi sekitar 56.000 hektare, luas lahana tanamnya bisa 103.000 hektare dari target 101.000 hektare. Bahkan hasil panennya sudah surplus 54%.
Mulai dari peralatan prapanen seperti traktor, pompa air, alat penanaman padi (transplanter), cultivator, excavator, chopper, dan juga alat penyebaran benih (hand sprayer). Selain itu, juga ada bantuan peralatan atau mesin pascapanen seperti combine harvester, alat pengering padi, dan sejumlah peralatan lainnya.
Sekretaris Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Abdul Madjid menuturkan, pengembangan mekanisasi pertanian ini untuk meningkatkan produksi dan juga mutu hasil pertanian yang berdaya saing tinggi. "Misalnya di Kabupaten Tuban ini, dengan penggunaan mesin panen combine harvester, tingkat produksinya bisa meningkat hingga 10%," ujar Madjid saat meninjau lokasi pompanisasi Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) Tirto Tinoto di Desa Karang Tinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (12/10/2017).
Dijelaskannya, dengan mengoptimalkanan penggunaan mesin pertanian, para petani dapat mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, meningkatkan intensitas penanaman, efesiensi biaya produksi, penyelamatan kehilangan hasil, meningkatkan mutu hasil, dan pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan para petani.
Ada sejumlah komodisi pertanian yang diharapkan bisa swasembada seperti padi, jagubg, kedelai, cabai, bawang merah, sapi dan tebu.
Data Kementaan menyebutkan, pemberian bantuan alsintan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada 2012 hanya sebanyak 2.217 unit, tahun ini mencapai 79.150 unit. Total sejak 2012-2017 alsintan prapanen yang disebar ke berbagai pelosok daerah mencapai 314.188 unit.
Khusus untuk pengadaan alsistan prapanen tahun ini, pemerintah menghabiskan anggaran sekitar Rp3,5 triliun, naik signifikan dibanding tahun lalu yang hanya berkisar Rp2,5 triliun. Untuk tahun depan, diproyeksikan total pengadaan mencapai kisaran 90.000 unit dengan alokasi anggaran sekitar Rp3,7 triliun.
Sementara untuk alsintan pascapanen pada 2012 tercatat 1.271 unit sedangkan tahun ini meningkat menjadi 6.217 unit. Total dalam kurun waktu 2012-2017 bantuan alsintan pascapanen yang disebar ke berbagai daerah mencapai 41.816 unit.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban Murtadji menuturkan, bantuan alsintan yang diberikan kepada para petani di daerahnya sangat membantu meningkatkan hasil pertanian. Dia mencontohkan, sistem panen dengan menggunakan mesin combine harvester untuk lahan satu hektare bisa menghasilkan gabah kering panen sekitar 6 ton sedangkan dengan cara konvensional hasilnya tidak sampai 6 ton.
Pihaknya berharap agar bantuan alsintan terus dilakukan sehingga diharapkana kesejahteraan petani di daerah tetus bisa ditingkatkan. Selain itu, pihaknya mengharapkan pemenuhan pupuk bersubsisi yang masih jauh dari kebutuhan petani.
Di wilayahnya, misalnya, dari kebutuhan pupuk bersubsidi sekitar 373.000 ton per musim tanam, pasokan yang tersedia baru sekitar 110.000 ton.
Saat ini, di wilayah Tuban dengan luasan lahan padi sekitar 56.000 hektare, luas lahana tanamnya bisa 103.000 hektare dari target 101.000 hektare. Bahkan hasil panennya sudah surplus 54%.
(rhs)