Poros Baru Tak Beri Batas Waktu untuk PKS Jika Ingin Bergabung
A
A
A
BANDUNG - Partai yang tergabung dalam poros baru membuka pintu untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jika ingin menjadi mitra koalisi. Sejauh ini, poros baru sendiri beranggotakan Demokrat, PPP, PAN, dan Gerindra.
"Kalau PKS mau gabung di poros baru, kita sangat senang. Tapi, dengan catatan, jangan paksakan skenario Demiz-Syaikhu (Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu) karena poros ini tidak setuju," kata Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi, Kamis (12/10/2017).
Mulyadi menegaskan, koalisi Gerindra-PKS untuk Pilgub Jawa Barat 2018 sudah berakhir. Hal itu sesuai dengan keinginan DPD dan direstui langsung Prabowo Subianto. Tapi, khusus untuk pilkada di 16 kabupaten/kota se-Jawa Barat, Gerindra-PKS masih berkomitmen untuk bekerja sama dalam sebuah koalisi.
"Kan Pak Prabowo juga konsisten, beliau sudah mengeluarkan statement terakhir sangat mendengarkan rekomendasi daerah (terkait pilgub). Prabowo sudah sangat tegas saya pikir," ungkapnya.
Disinggung soal PKS yang meyakini koalisi dengan Gerindra untuk pilgub akan tetap bertahan, Mulyadi menyebut itu sebagai pandangan yang berbeda. Apalagi, PKS selalu berkomunikasi langsung ke tingkat DPP Gerindra tanpa memandang tingkat DPD. "Kalau PKS masih keukeuh seperti itu, frekuensinya beda. Mereka selalu bypass ke atas," cetusnya.
Meski begitu, PKS diberi kesempatan besar untuk bergabung ke poros baru. Bahkan, poros baru tidak memberikan batas waktu tertentu. "Kapanpun, selama belum diumumkan (kandidat cagub-cawagub oleh poros baru), silakan saja, tidak ada limit waktu," ucap Mulyadi.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Iwan Sulandjana juga menegaskan hal yang sama. Poros baru tidak akan membatasi diri bagi partai lain yang ingin bergabung. Bahkan, jika PKS ngotot membawa Demiz-Syaikhu untuk diusulkan diusung, hal itu tidak masalah.
Yang penting, kata Ian, PKS tidak memaksa poros baru untuk mengusung Demiz-Syaikhu. Kalaupun poros baru menerima pasangan Demiz-Syaikhu, mereka harus diseleksi dulu bersama kandidat lain yang sudah dimunculkan masing-masing partai. "Kita akan terima dengan senang hati, tapi (kandidatnya) nanti kita tes. Boleh aja dimasukkan, asal nanti dibahas bersama. Nanti kita adu saja," papar Iwan.
"Kalau PKS mau gabung di poros baru, kita sangat senang. Tapi, dengan catatan, jangan paksakan skenario Demiz-Syaikhu (Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu) karena poros ini tidak setuju," kata Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi, Kamis (12/10/2017).
Mulyadi menegaskan, koalisi Gerindra-PKS untuk Pilgub Jawa Barat 2018 sudah berakhir. Hal itu sesuai dengan keinginan DPD dan direstui langsung Prabowo Subianto. Tapi, khusus untuk pilkada di 16 kabupaten/kota se-Jawa Barat, Gerindra-PKS masih berkomitmen untuk bekerja sama dalam sebuah koalisi.
"Kan Pak Prabowo juga konsisten, beliau sudah mengeluarkan statement terakhir sangat mendengarkan rekomendasi daerah (terkait pilgub). Prabowo sudah sangat tegas saya pikir," ungkapnya.
Disinggung soal PKS yang meyakini koalisi dengan Gerindra untuk pilgub akan tetap bertahan, Mulyadi menyebut itu sebagai pandangan yang berbeda. Apalagi, PKS selalu berkomunikasi langsung ke tingkat DPP Gerindra tanpa memandang tingkat DPD. "Kalau PKS masih keukeuh seperti itu, frekuensinya beda. Mereka selalu bypass ke atas," cetusnya.
Meski begitu, PKS diberi kesempatan besar untuk bergabung ke poros baru. Bahkan, poros baru tidak memberikan batas waktu tertentu. "Kapanpun, selama belum diumumkan (kandidat cagub-cawagub oleh poros baru), silakan saja, tidak ada limit waktu," ucap Mulyadi.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Iwan Sulandjana juga menegaskan hal yang sama. Poros baru tidak akan membatasi diri bagi partai lain yang ingin bergabung. Bahkan, jika PKS ngotot membawa Demiz-Syaikhu untuk diusulkan diusung, hal itu tidak masalah.
Yang penting, kata Ian, PKS tidak memaksa poros baru untuk mengusung Demiz-Syaikhu. Kalaupun poros baru menerima pasangan Demiz-Syaikhu, mereka harus diseleksi dulu bersama kandidat lain yang sudah dimunculkan masing-masing partai. "Kita akan terima dengan senang hati, tapi (kandidatnya) nanti kita tes. Boleh aja dimasukkan, asal nanti dibahas bersama. Nanti kita adu saja," papar Iwan.
(wib)