Atasi Air Limbah Kota, Pemkot Bandung Lirik Alat Andrich Tech System
A
A
A
BATAM - Pemerintah Kota Bandung tertarik dengan kemampuan alat pengolahan air limbah Andrich Tech System yang diproduksi PT MJH Lestari Internasional. Namun, alat yang mampu mengolah air limbah domestik dan industrial sebanyak 50-80 liter per kubik itu belum diketahui harganya.
Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, alat pengolahan air limbah Andrich Tech System merupakan terobosan teknologi yang luar biasa. Dengan konsep yang sederhana tapi bisa menjadi solusi mengatasi air limbah domestik di kota besar.
"Saya tertarik sekali dengan alat ini. Tadi saya lihat langsung ke atas. Tapi, tinggal harganya saja," kata Oded saat menghadiri presentasi alat pengolahan air limbah Andrich Tech System di kawasan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik BP Batam, Jalan H Fisabilillah, Batam Center, Selasa (10/10/2017).
Menurut Oded, Kota Bandung membutuhkan alat semacam ini agar solusi air limbah bisa teratasi. Sebab, kata dia, di Kota Bandung masih banyak air limbah domestik (rumah tangga) yang belum masuk ke saluran IPAL.
"Kalau persoalan sanitasi limbah, di Bandung banyak yang belum tersentuh pengolahan air kotor. Tapi, tetap cost-nya yang kita belum tahu. Teknologinya cukup luar biasa, kita akan jajaki nanti," ungkap dia.
Oded mengungkapkan, dengan adanya temuan alat pengolahan air limbah Andrich Tech System karya anak bangsa tersebut bisa saja dibikin pilot project di Kota Bandung. Namun, keputusan itu tetap harus disesuaikan dengan dananya.
"Jadi kalau konsep harganya bagus, kita juga bisa bikin alternatif. Nanti boleh jadi kita akan coba, semacam pilot project di wilayah yang belum tersentuh pengolahan air limbah," kata dia.
Senada dengan Wakil Wali Kota Bandung, Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi mengaku, teknologi alat pengolahan air limbah ini sangat efisien, Fleksibel, dan mudah digunakan. Tetapi, yang menjadi kendala adalah persoalan harga yang belum diketahui.
"Dari sisi penggunaan, tempat yang diperlukan dan hasilnya bagus. Bisa saja PDAM menggunakan alat ini, hanya kita perlu melihat dari sisi anggarannya, sesuai atau tidak," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MJH Lestari Internasional, Andri yang juga penemu konsep teknologi Andrich Tech mengatakan, saat ini alat pengolahaan limbah Andrich Tech belum diproduksi secara massal.
Menurut dia, alat yang baru dibuat merupakan Tipe ATS 100.50 yang merupakan Waste Water Treatment Plan (WWTP) dengan kapasitas pengolahan 50 - 80 m3 per hari (CPD).
"Alat ini sesuai untuk lingkungan padat perkotaan yang mengalami masalah limbah dan kesulitan air bersih seperti Perumahan, Apartemen/Rumah Susun, Hotel dan sebagainya," pungkas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris PT MJH Lestari Internasional Jumhur Hidayat mengatakan, alat pengolahan air limbah Andrich Tech sudah pernah digunakaan di salah satu perusahaan gas and oil serta perusahaan tekstil di Tanah Air.
Terkait harga Andrich Tech, Jumhur enggan menyebutkan detailnya. Namun, kata dia, harga Andrich Tech jauh lebih murah dibandingkan alat lain yang sudah dipasarkan di Tanah Air.
"Pokoknya murah. Kalau, saya sebutkan anda pasti terkejut karena dengan teknologi yang istimewa, harganya sangat murah," pungkas dia.
Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, alat pengolahan air limbah Andrich Tech System merupakan terobosan teknologi yang luar biasa. Dengan konsep yang sederhana tapi bisa menjadi solusi mengatasi air limbah domestik di kota besar.
"Saya tertarik sekali dengan alat ini. Tadi saya lihat langsung ke atas. Tapi, tinggal harganya saja," kata Oded saat menghadiri presentasi alat pengolahan air limbah Andrich Tech System di kawasan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik BP Batam, Jalan H Fisabilillah, Batam Center, Selasa (10/10/2017).
Menurut Oded, Kota Bandung membutuhkan alat semacam ini agar solusi air limbah bisa teratasi. Sebab, kata dia, di Kota Bandung masih banyak air limbah domestik (rumah tangga) yang belum masuk ke saluran IPAL.
"Kalau persoalan sanitasi limbah, di Bandung banyak yang belum tersentuh pengolahan air kotor. Tapi, tetap cost-nya yang kita belum tahu. Teknologinya cukup luar biasa, kita akan jajaki nanti," ungkap dia.
Oded mengungkapkan, dengan adanya temuan alat pengolahan air limbah Andrich Tech System karya anak bangsa tersebut bisa saja dibikin pilot project di Kota Bandung. Namun, keputusan itu tetap harus disesuaikan dengan dananya.
"Jadi kalau konsep harganya bagus, kita juga bisa bikin alternatif. Nanti boleh jadi kita akan coba, semacam pilot project di wilayah yang belum tersentuh pengolahan air limbah," kata dia.
Senada dengan Wakil Wali Kota Bandung, Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi mengaku, teknologi alat pengolahan air limbah ini sangat efisien, Fleksibel, dan mudah digunakan. Tetapi, yang menjadi kendala adalah persoalan harga yang belum diketahui.
"Dari sisi penggunaan, tempat yang diperlukan dan hasilnya bagus. Bisa saja PDAM menggunakan alat ini, hanya kita perlu melihat dari sisi anggarannya, sesuai atau tidak," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MJH Lestari Internasional, Andri yang juga penemu konsep teknologi Andrich Tech mengatakan, saat ini alat pengolahaan limbah Andrich Tech belum diproduksi secara massal.
Menurut dia, alat yang baru dibuat merupakan Tipe ATS 100.50 yang merupakan Waste Water Treatment Plan (WWTP) dengan kapasitas pengolahan 50 - 80 m3 per hari (CPD).
"Alat ini sesuai untuk lingkungan padat perkotaan yang mengalami masalah limbah dan kesulitan air bersih seperti Perumahan, Apartemen/Rumah Susun, Hotel dan sebagainya," pungkas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris PT MJH Lestari Internasional Jumhur Hidayat mengatakan, alat pengolahan air limbah Andrich Tech sudah pernah digunakaan di salah satu perusahaan gas and oil serta perusahaan tekstil di Tanah Air.
Terkait harga Andrich Tech, Jumhur enggan menyebutkan detailnya. Namun, kata dia, harga Andrich Tech jauh lebih murah dibandingkan alat lain yang sudah dipasarkan di Tanah Air.
"Pokoknya murah. Kalau, saya sebutkan anda pasti terkejut karena dengan teknologi yang istimewa, harganya sangat murah," pungkas dia.
(sms)