Di Bintan, Anggaran Dana Desa Ditambah Rp12 Miliar
A
A
A
BANDARSERIBENTAN - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Bintan, memproyeksikan anggaran dana desa (ADD) dari APBD Bintan 2017 bertambah Rp12 miliar pada APBD-P nanti.
Kepala Dinas PMD Bintan Ronny Kartika, mengatakan, Rp12 miliar ini diperuntukkan 36 desa, setiap desanya ADDnya bertambah Rp300-an.
“Pada APBD ditetapkan Rp41 miliar, akan menjadi sekitar Rp53 miliar dengan adanya tambahan pada APBD-P,” kata Ronny di Toapaya, Rabu (4/10/2017).
Setiap desa, kata Ronny, awalnya hanya menerima Rp1,1 miliar, dengan ditambah Rp300 juta menjadi Rp1,4 miliar ADD. Sedangkan dari pemerintah pusat menganggarkan Rp31 miliar untuk 36 desa, dari pos dana desa (DD). Atau setiap desa menerima rata-rata menerima Rp860 juta DD.
“Total diterima setiap desa dari ADD dan DD Rp2,2 miliar sepanjang tahun anggaran 2017,” tambahnya.
ADD yang ditambahkan pada APBD-P ini, kata Ronny, diperuntukkan pembangunan non fisik. Dikarenakan waktu yang sempit selama dua bulan, yaitu November-Desember.
“Seperti program pemberdayaan, pengembangan sumberdaya manusia (SDM), contohnya pelatihan-pelatihan, atau pengembangan perekonomian ibu-ibu rumah tangga,” jelas mantan Kabag Humas Bintan ini.
Ia juga akan mengundang Assosiasi Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) guna membahas penggunaan penambahan ADD, agar apabila dana sudah turun dapat dipergunakan maksimal. Asosiasi BUM-Des ini terdiri dari 28 BUM-Des yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Tinggal 8 desa lagi yang belum memiliki BUM-Des,” ungkapnya.
Penggunaan ADD dan DD, lanjutnya, harus mengacu Permendes Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa 2017.
Kepala Desa Toapaya Selatan, Suhenda, mengatakan, pihaknya menyambut baik akan ditambahnya ADD, dari Rp1,1 miliar menjadi Rp1,4 miliar. Penambahan Rp300 juta akan ia pergunakan untuk meningkatkan ketrampilan warga dalam mengelola pariwisata berbasis masyarakat pertanian atau agrowisata yang menyatu dengan wisata berbasis lingkungan (ekowisata).
“Salah satunya kita membudidayakan semangka, yang akan panen dua kali dalam satu musim,” kata Suhenda.
Budidaya semangka yang pihaknya usahakan, di atas lahan 2 hektare (ha), ditargetkan panen 300 ton. Juga mengusahakan wisata mangrove yang mengeksplorasi keindahan dan keaslian ekosistem air payau.
Kepala Dinas PMD Bintan Ronny Kartika, mengatakan, Rp12 miliar ini diperuntukkan 36 desa, setiap desanya ADDnya bertambah Rp300-an.
“Pada APBD ditetapkan Rp41 miliar, akan menjadi sekitar Rp53 miliar dengan adanya tambahan pada APBD-P,” kata Ronny di Toapaya, Rabu (4/10/2017).
Setiap desa, kata Ronny, awalnya hanya menerima Rp1,1 miliar, dengan ditambah Rp300 juta menjadi Rp1,4 miliar ADD. Sedangkan dari pemerintah pusat menganggarkan Rp31 miliar untuk 36 desa, dari pos dana desa (DD). Atau setiap desa menerima rata-rata menerima Rp860 juta DD.
“Total diterima setiap desa dari ADD dan DD Rp2,2 miliar sepanjang tahun anggaran 2017,” tambahnya.
ADD yang ditambahkan pada APBD-P ini, kata Ronny, diperuntukkan pembangunan non fisik. Dikarenakan waktu yang sempit selama dua bulan, yaitu November-Desember.
“Seperti program pemberdayaan, pengembangan sumberdaya manusia (SDM), contohnya pelatihan-pelatihan, atau pengembangan perekonomian ibu-ibu rumah tangga,” jelas mantan Kabag Humas Bintan ini.
Ia juga akan mengundang Assosiasi Badan Usaha Milik Desa (BUM-Des) guna membahas penggunaan penambahan ADD, agar apabila dana sudah turun dapat dipergunakan maksimal. Asosiasi BUM-Des ini terdiri dari 28 BUM-Des yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Tinggal 8 desa lagi yang belum memiliki BUM-Des,” ungkapnya.
Penggunaan ADD dan DD, lanjutnya, harus mengacu Permendes Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa 2017.
Kepala Desa Toapaya Selatan, Suhenda, mengatakan, pihaknya menyambut baik akan ditambahnya ADD, dari Rp1,1 miliar menjadi Rp1,4 miliar. Penambahan Rp300 juta akan ia pergunakan untuk meningkatkan ketrampilan warga dalam mengelola pariwisata berbasis masyarakat pertanian atau agrowisata yang menyatu dengan wisata berbasis lingkungan (ekowisata).
“Salah satunya kita membudidayakan semangka, yang akan panen dua kali dalam satu musim,” kata Suhenda.
Budidaya semangka yang pihaknya usahakan, di atas lahan 2 hektare (ha), ditargetkan panen 300 ton. Juga mengusahakan wisata mangrove yang mengeksplorasi keindahan dan keaslian ekosistem air payau.
(rhs)