Alasan Diksar Capraja IPDN Dilakukan di Akpol Semarang
A
A
A
SEMARANG - Pendidikan dasar (diksar) bagi calon praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, kali ini merupakan angkatan ketiga. Dua angkatan sebelumnya dinyatakan berhasil dan berjalan lancar tanpa insiden.
"Sejak angkatan 01 itu jadi bahan evaluasi kami, ternyata nilai tertinggi diperoleh oleh praja yang telah mengikuti diksar di Akpol. Makanya kita lanjutkan yang kedua dan ketiga ini. Karena dasar itulah, kami meminta persetujuan Mendagri, dan beliau menyetujui makanya kita lakukan di Akpol lagi," kata Gubernur IPDN Ermaya Suradinata, kepada wartawan di RS Bhayangkara Semarang, Minggu (1/10/2017).
Dia menjelaskan, institusi pendidikan IPDN dan Akpol berperan mencetak abdi negara yang memiliki tugas serta fungsi yang nyaris sama. Apalagi, dalam pelaksanaan tugas juga akan selalu bersinergi untuk melayani masyarakat.
"Tugas dan fungsi pamong praja dengan polisi itu seringnya bersamaan dan lebih dekat. Saat memberikan pengayoman, perlindungan, pelayanan itu kan tugasnya pokok sama. Jadi semangat melayani, melindungi, jauh lebih tinggi (setelah mengikuti diksar)," ujarnya.
Hal senada disampaikan Gubernur Akpol Irjen Rycko Amelza Dahniel, yang menyatakan IPDN dan kepolisian mempunyai tugas serupa untuk mengedukasi masyarakat. Gagasan diksar itu muncul pertama kali saat dia masih di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) bertemu dengan Gubernur IPDN Ermaya Suradinata, tiga tahun silam.
"Ini angkatan ketiga. Diksar ini gagasan Prof Maya (Gubernur IPDN), yang ingin mereformasi pendidikan di IPDN. Karena ada kesamaan tugas pokok, oleh karena itu pendidikan dasar dilakukan di kepolisian. Sejak awal anak-anak kita sudah diperkenalkan dengan taruna di Akpol, hubungan saudara asuh sudah dibangun, karena tugas di masyarakat nanti mereka akan paralel," tandasnya. (Baca Juga: Tak Ada Memar di Tubuh Capraja IPDN yang Meninggal di Akpol(zik)
"Sejak angkatan 01 itu jadi bahan evaluasi kami, ternyata nilai tertinggi diperoleh oleh praja yang telah mengikuti diksar di Akpol. Makanya kita lanjutkan yang kedua dan ketiga ini. Karena dasar itulah, kami meminta persetujuan Mendagri, dan beliau menyetujui makanya kita lakukan di Akpol lagi," kata Gubernur IPDN Ermaya Suradinata, kepada wartawan di RS Bhayangkara Semarang, Minggu (1/10/2017).
Dia menjelaskan, institusi pendidikan IPDN dan Akpol berperan mencetak abdi negara yang memiliki tugas serta fungsi yang nyaris sama. Apalagi, dalam pelaksanaan tugas juga akan selalu bersinergi untuk melayani masyarakat.
"Tugas dan fungsi pamong praja dengan polisi itu seringnya bersamaan dan lebih dekat. Saat memberikan pengayoman, perlindungan, pelayanan itu kan tugasnya pokok sama. Jadi semangat melayani, melindungi, jauh lebih tinggi (setelah mengikuti diksar)," ujarnya.
Hal senada disampaikan Gubernur Akpol Irjen Rycko Amelza Dahniel, yang menyatakan IPDN dan kepolisian mempunyai tugas serupa untuk mengedukasi masyarakat. Gagasan diksar itu muncul pertama kali saat dia masih di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) bertemu dengan Gubernur IPDN Ermaya Suradinata, tiga tahun silam.
"Ini angkatan ketiga. Diksar ini gagasan Prof Maya (Gubernur IPDN), yang ingin mereformasi pendidikan di IPDN. Karena ada kesamaan tugas pokok, oleh karena itu pendidikan dasar dilakukan di kepolisian. Sejak awal anak-anak kita sudah diperkenalkan dengan taruna di Akpol, hubungan saudara asuh sudah dibangun, karena tugas di masyarakat nanti mereka akan paralel," tandasnya. (Baca Juga: Tak Ada Memar di Tubuh Capraja IPDN yang Meninggal di Akpol(zik)