Penjelasan PVMBG Soal Rekahan Selebar 100 Meter di Gunung Agung
A
A
A
KARANGASEM - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merekam secara visual adanya rekahan selebar 100 meter lebih pada kawah Gunung Agung.
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menilai rekahan itu bisa menjadi pertanda baik atau buruk.
"Kemungkinan saja itu bisa terjadi. Adanya pelebaran hingga 100 meter bertanda baik dan bisa bertanda buruk. Kabar buruknya menandakan jika Gunung Agung akan segera meletus," kata Devy di Karangasem, Minggu 1 Oktober 2017.
Secara visual, asap putih yang keluar dari kawah terus menebal. "Adanya rekahan yang sangat lebar itu menjadi jalan bagi keluarnya asap fluida," ucapnya.
Dia mengatakan, keberadaan tekanan gas dalam magma menjadi salah satu penentu apakah akan terjadi letusan yang dahsyat atau sebaliknya tidak terjadi letusan.
Menurut dia, permasalahannya sampai sekarang ini magma dalam kawah Gunung Agung sedang berlangsung. Artinya, kata dia, potensi letusan yang cukup besar masih tinggi. Kecuali jika input magma itu habis keluar maka bisa saja tidak terjadi letusan.
Bila dilihat secara visual Gunung Agung saat ini terlihat tenang. Menurut dia, potensi terjadi letusan dalam waktu dekat bisa sangat tinggi.
Seperti dikabarkan sebelumnya bahwa kegempaan dalam Gunung Agung setiap hari semakin meningkat. Bahkan satu hari bisa terjadi 1.000 kali gempa.
Status Gunung Agung menjadi awas sejak Jumat 22 September 2017 sekira pukul 20.30 Wita. Adanya hal tersebut membuat warga Karangasem berbondong-bondong mengungsi.
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menilai rekahan itu bisa menjadi pertanda baik atau buruk.
"Kemungkinan saja itu bisa terjadi. Adanya pelebaran hingga 100 meter bertanda baik dan bisa bertanda buruk. Kabar buruknya menandakan jika Gunung Agung akan segera meletus," kata Devy di Karangasem, Minggu 1 Oktober 2017.
Secara visual, asap putih yang keluar dari kawah terus menebal. "Adanya rekahan yang sangat lebar itu menjadi jalan bagi keluarnya asap fluida," ucapnya.
Dia mengatakan, keberadaan tekanan gas dalam magma menjadi salah satu penentu apakah akan terjadi letusan yang dahsyat atau sebaliknya tidak terjadi letusan.
Menurut dia, permasalahannya sampai sekarang ini magma dalam kawah Gunung Agung sedang berlangsung. Artinya, kata dia, potensi letusan yang cukup besar masih tinggi. Kecuali jika input magma itu habis keluar maka bisa saja tidak terjadi letusan.
Bila dilihat secara visual Gunung Agung saat ini terlihat tenang. Menurut dia, potensi terjadi letusan dalam waktu dekat bisa sangat tinggi.
Seperti dikabarkan sebelumnya bahwa kegempaan dalam Gunung Agung setiap hari semakin meningkat. Bahkan satu hari bisa terjadi 1.000 kali gempa.
Status Gunung Agung menjadi awas sejak Jumat 22 September 2017 sekira pukul 20.30 Wita. Adanya hal tersebut membuat warga Karangasem berbondong-bondong mengungsi.
(dam)