UNY Kembali Kukuhkan Guru Besar
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali menambah guru besar. Kali ini Margana, dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY dikukuhkan sebagai guru besar ilmu lingustik perguruan tinggi kependidikan tersebut.
Pengukuhan guru besar baru di UNY ini dilakukan oleh Senat Akademik UNY di kampus setempat, Rabu (27/9/2017).
Dalam acra pengukuhan itu, Margana menyampaikan pidatonya berjudul ‘Alih Kode dalam Tinjauan Linguistik dan Kebermaknaannya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris’. Melalui pengukuhan tersebut, Margana merupakan guru besar UNY ke-134 dan guru besar FBS ke-27.
Doktor bidang Linguistik UGM tersebut membahas bahwa secara linguistik peralihan bahasa tersebut telah memenuhi kaidah-kaidah linguistik dan bentuk-bentuk kebahasaan yang dialihkan terikat dengan aturan yang berlaku.
“Secara semantis, peralihan bahasa dari bahasa satu kebahasa lain memiliki pertautan yang tidak menyebabkan terjadinya distorsi makna,” katanya dalam pidato pengukuhan.
Menurutnya, dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris alih kode memiliki berbagai fungsi di antaranya pemahaman materi yang diajarkan, penguatanunsur-unsur tertentu dan strategi pembelajaran bahasa Inggris dalammen jaga keberlangsungan berkomunikasi.
“Di samping itu fungsi non akademis dimaknai sebagai fungsi alih kode yang berhubungan dengan penanda wacana atau discourse marker yang dimiliki oleh para penutur,” paparnya.
Rapat senat terbuka pengukuhan guru besar tersebut dipimpin langsung oleh Rektor UNY, Sutrisno Wibowo.
Pengukuhan guru besar baru di UNY ini dilakukan oleh Senat Akademik UNY di kampus setempat, Rabu (27/9/2017).
Dalam acra pengukuhan itu, Margana menyampaikan pidatonya berjudul ‘Alih Kode dalam Tinjauan Linguistik dan Kebermaknaannya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris’. Melalui pengukuhan tersebut, Margana merupakan guru besar UNY ke-134 dan guru besar FBS ke-27.
Doktor bidang Linguistik UGM tersebut membahas bahwa secara linguistik peralihan bahasa tersebut telah memenuhi kaidah-kaidah linguistik dan bentuk-bentuk kebahasaan yang dialihkan terikat dengan aturan yang berlaku.
“Secara semantis, peralihan bahasa dari bahasa satu kebahasa lain memiliki pertautan yang tidak menyebabkan terjadinya distorsi makna,” katanya dalam pidato pengukuhan.
Menurutnya, dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris alih kode memiliki berbagai fungsi di antaranya pemahaman materi yang diajarkan, penguatanunsur-unsur tertentu dan strategi pembelajaran bahasa Inggris dalammen jaga keberlangsungan berkomunikasi.
“Di samping itu fungsi non akademis dimaknai sebagai fungsi alih kode yang berhubungan dengan penanda wacana atau discourse marker yang dimiliki oleh para penutur,” paparnya.
Rapat senat terbuka pengukuhan guru besar tersebut dipimpin langsung oleh Rektor UNY, Sutrisno Wibowo.
(rhs)