30 Tahun Teknik Mesin ITB Angkatan 1987, Gelar FGD Energi Terbarukan
A
A
A
BANDUNG - Alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1987 menggelar focus group discussion (FGD) bertema Peluang dan Tantangan Investasi di Bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Aula Timur ITB, Jalan Geneca Nomor 10, Kota Bandung, Kamis 28 September 2017.
FGD tersebut menghadirkan pembicara, Kapuslitbang Ketenagalistrikan EBTKE Balitman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sugeng Mujiyanto, Kadiv EBT PT PLN Tohari Hadiat, Senior Vice President Manajemen Strategi Operasi PT LEN Industri (Persero) Tarmizi Kamal Fasya Lubis, dan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma.
Mudi Sakinah, salah satu panitia peringatan 30 tahun alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1987, mengatakan, dewasa ini, konsumsi minyak bumi Indonesia melebihi produksi sehingga menjadikan Indonesia sebagai importir minyak bumi. Di sisi lain, cadangan penyangga energi lain yang dapat memberikan jaminan pasokan dalam waktu tertentu apabila terjadi kondisi krisis dan darurat energi belum bisa diandalkan.
Dalam upaya mengatasi ketergantungan terhadap impor minyak dari negara tertentu saat ini, mengharuskan perlu lebih agresif mencari sumber-sumber pasokan (energi fosil) baru dan melakukan perubahan radikal untuk pembangunan energi baru terbarukan.
Indonesia, kata Mudi, dikaruniai sumber daya energi primer yang sangat potensial untuk membangun pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan: nuklir, tenaga panas bumi, tenaga air, biomassa, tenaga angin, tenaga surya, serta energi gelombang laut yang belum termanfaatkan secara optimal.
“Hal ini jelas suatu peluang sangat potensial dalam bidang energi. Agar peluang tersebut bisa diraih, perlu dicari solusi tentang bagaimana terhadap hal-hal terkait," kata Mudi melalui sambungan telepon tadi malam.
Karena itu, ujar Mudi, FGD ini digelar dengan tujuan, pertama mengenal lebih jauh tentang permasalahan dalam dunia energi baru terbarukan dan konservasi energi di pemerintahan, BUMN, perguruan tinggi, dan para industriawan. Kedua, untuk memberikan masukan kepada para stakeholder EBTKE tentang bentuk kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan industri swasta dalam memanfaatkan Peluang dalam bidang EBTKE di dalam negeri.
“Ketiga memberikan usulan dan solusi bentuk investasi dalam bidang industri EBTKE yang mampu memberikan daya tarik bagi para pelaku industri. Juga memberi masukan kepada pemerintah. Saat ini, investasi di bidang EBTKE sulit, peraturan tumpang tindih, tarif murah sementara investasinya mahal. Akibatnya, investor, terutama swasta malas bergelut di bidang ini," ujarnya.
Selain FGD, ungkap Mudi, alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1987 juga menggelar kegiatan donor darah dan uji emisi kendaraan di kampus ITB, Jalan Ganeca Nomor 10, Kota Bandung.
"Sedangkan pada Jumat 29 September 2017, kami mengadakan kuliah umum tentang permesinan. Para pembicarannya alumni yang menjadi praktisi di bidang mesin."
FGD tersebut menghadirkan pembicara, Kapuslitbang Ketenagalistrikan EBTKE Balitman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sugeng Mujiyanto, Kadiv EBT PT PLN Tohari Hadiat, Senior Vice President Manajemen Strategi Operasi PT LEN Industri (Persero) Tarmizi Kamal Fasya Lubis, dan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma.
Mudi Sakinah, salah satu panitia peringatan 30 tahun alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1987, mengatakan, dewasa ini, konsumsi minyak bumi Indonesia melebihi produksi sehingga menjadikan Indonesia sebagai importir minyak bumi. Di sisi lain, cadangan penyangga energi lain yang dapat memberikan jaminan pasokan dalam waktu tertentu apabila terjadi kondisi krisis dan darurat energi belum bisa diandalkan.
Dalam upaya mengatasi ketergantungan terhadap impor minyak dari negara tertentu saat ini, mengharuskan perlu lebih agresif mencari sumber-sumber pasokan (energi fosil) baru dan melakukan perubahan radikal untuk pembangunan energi baru terbarukan.
Indonesia, kata Mudi, dikaruniai sumber daya energi primer yang sangat potensial untuk membangun pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan: nuklir, tenaga panas bumi, tenaga air, biomassa, tenaga angin, tenaga surya, serta energi gelombang laut yang belum termanfaatkan secara optimal.
“Hal ini jelas suatu peluang sangat potensial dalam bidang energi. Agar peluang tersebut bisa diraih, perlu dicari solusi tentang bagaimana terhadap hal-hal terkait," kata Mudi melalui sambungan telepon tadi malam.
Karena itu, ujar Mudi, FGD ini digelar dengan tujuan, pertama mengenal lebih jauh tentang permasalahan dalam dunia energi baru terbarukan dan konservasi energi di pemerintahan, BUMN, perguruan tinggi, dan para industriawan. Kedua, untuk memberikan masukan kepada para stakeholder EBTKE tentang bentuk kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan industri swasta dalam memanfaatkan Peluang dalam bidang EBTKE di dalam negeri.
“Ketiga memberikan usulan dan solusi bentuk investasi dalam bidang industri EBTKE yang mampu memberikan daya tarik bagi para pelaku industri. Juga memberi masukan kepada pemerintah. Saat ini, investasi di bidang EBTKE sulit, peraturan tumpang tindih, tarif murah sementara investasinya mahal. Akibatnya, investor, terutama swasta malas bergelut di bidang ini," ujarnya.
Selain FGD, ungkap Mudi, alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1987 juga menggelar kegiatan donor darah dan uji emisi kendaraan di kampus ITB, Jalan Ganeca Nomor 10, Kota Bandung.
"Sedangkan pada Jumat 29 September 2017, kami mengadakan kuliah umum tentang permesinan. Para pembicarannya alumni yang menjadi praktisi di bidang mesin."
(zik,whb)