Panglima TNI Ziarah ke Makam Panglima Besar Jenderal Sudirman

Selasa, 19 September 2017 - 18:49 WIB
Panglima TNI Ziarah ke Makam Panglima Besar Jenderal Sudirman
Panglima TNI Ziarah ke Makam Panglima Besar Jenderal Sudirman
A A A
YOGYAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama tiga kepala staf Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut berziarah ke makam Panglima Besar Jenderal TNI Sudirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara, Yogyakarta, Selasa (19/9/2017). Ziarah ini merupakan rangkaian memperingati hari TNI, 5 Oktober mendatang.

Sebelumnya Panglima TNI melakuka ziarah ke makam mantan presiden, Soeharto di Karanganyar pada pagi harinya dan dua presiden lainnya. Yakni presiden Soekarno di Blitar dan Abdurrahman Wahid (Gusdur) di Jombang, pada Senin (18/9/2017).

“Kegiatan ini merupakan rangkaian ziarah dalam rangka hari TNI 5 Oktober,” kata Gatot Nurmantyo usai ziarah di makam Panglima Besar Jenderal Sudirman di TMP Kusumanegara, Yogyakarta, Selasa (19/9/2017).

Gatot menjelaskan, kegiatan ini penting, sebab Jenderal Sudirman bukan hanya sebagai panglima pertama TNI yang terkenal sederhana, dekat dengan prajurit sekaligus merupakan kiai, beliau juga panglima termuda yang meninggal dalam usia 34 tahun lebih lima hari. Sehingga menjadi panglima yang legendaris.

“Karena itu kami mewakili keluarga besar TNI melakukan ziaran ini untuk memanjatkan doa, agar almarhum dan ahli kubur yang ada disini dijadikan syuhada di sisi Tuhan yang maha esa,” tandas Gatot.

Sudirman, kata dia, juga merupakan gambaran prajurit yang pantang menyerah, hal itu dibuktikan meski hanya dengan setengah paru-paru tetap berjuang dan bertempur melawan Belanda serta menang dalam pertempuran.

Karena itu, kobaran api perjuangan dan semangat beliau harus bisa mematri prajurit saat bertugas termasuk patang menyerah dimanapun mereka bertugas. “Prajurit harus dapat meneladani perjuangan beliau,” ungkapnya.

Gatot menambahkan hal penting lainnya dari diri Jenderal Sudirman, yaitu beliau yang meletakkan doktrin TNI lahir, berjuang, bersama dan untuk rakyat. Sehingga tidak bisa dipisahkan dengan rakyat. Sebab rakyat merupakan ibu kandung dari TNI.

“Doktrin ini tidak mengenal zaman, beda dengan tentara lain. Apalagi tentara lahir setelah kemerdekaan. Yaitu dengan cikal bakal BKR, yang merupakan pejuang. Dari TNI berasal dari rakyat yang berjuang. Sehingga tema HUT TNI bersama rakyat TNI kuat. Pasti itu,” tegasnya.

Soal penyelamatan sejarah. Menurut Gatot karena fakta sejarah hanya satu, maka meminta tidak melupakan sejarah. Karena dari sejarahlah, bisa belajar agar bangsa ini menjadi besar. Tanpa itu tidak bisa dan akan dipengaruhi budaya lain.

“Kita ini mempunyai budaya lokal yang sangat arif dan luar biasa. Gotong royong tidak ada di negara lain. Kita bisa merdeka karena kebersamaan dan gotong royong,” ungkapnya.

Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto menambahkan, untuk rangkaian ziarah dalam rangka HUT TNI 5 Oktober mendatang. Setelah dari Yogyakarta, Panglima TNI bersama rombongan akan melanjutan ziaran ke Makan Seroja di Dili dan Baucau Timor Leste, pada Rabu (20/9/2017) setelah itu Panglima TNI bersama rombongan akan kembali ke Jakarta.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5441 seconds (0.1#10.140)