Masyarakat Diminta Waspada Fenomena Munculnya Simbol Komunis
A
A
A
BANYUWANGI - Masyarakat diminta hati-hati terkait fenomena munculnya simbol-simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) di berbagai daerah. Ideologi komunis tak boleh dibiarkan berkembang di masyarakat.
Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Banyuwangi KH Ahmad Hisyam Syafaat mengatakan, komunisme itu adalah ideologi sehingga betapa pun susahnya dibasmi perkembangannya tetap harus dibasmi karena bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI sebagai ideologi dan falsafah berbangsa. Dalam konteks sejarah ke-Indonesia-an yang mengusung ideologi komunisme itu ya PKI.
"Namanya ideologi itu ibarat seperti iman atau kepercayaan, dia datang seperti cahaya bahkan mampu menembus celah-celah dinding", ujar KH Ahmad Hisyam Syafaat dalam dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Senin (11/9/2017)
Menurut KH Hisyam, fenomena munculnya sombol-simbol PKI di berbagai daerah termasuk di Banyuwangi yang bertopeng unjuk rasa berbagai aspirasi masyarakat, tidaklah muncul tiba-tiba dan bukan tanpa campur tangan pihak luar yang inginkan paham itu kembali menguat.
"Jadi hati-hati dengan berbagai demo karena pasti akan ditunggangi kelompok komunis ini", tegasnya. Dia menambahkan, itu sebabnya harus dibasmi ideologi komunis ini, tak boleh dibiarkan berkembang di masyarakat.
"Dibutuhkan 'goodwill' pemerintah melalui pendidikan karakter, pendidikan Pancasila atau kalau di pesantren ya pendidikan akhlakul karimah", ujarnya.
Terpisah, Letjen (Purn) Syarwan Hamid mantan Kasospol TNI mengatakan, masifnya lambang PKI (palu arit) yang muncul diberbagai daerah menunjukan PKI masih eksis.
"Komunisme tetap ingin kembali di pentas politik di Indonesia. Kenapa September selalu marak kegiatan PKI, karena di bulan inilah digunakan sebagai momentum kebangkitan PKI", sebut mantan Mendagri era Soeharto ini.
Syarwan menuturkan, TNI tak akan membiarkan PKI untuk bangkit kembali karena TNI cinta Pancasila dan cinta senior TNI yang telah dibantai PKI.
"Jadi masyarakat harus tetap waspada terhadap maraknya simbol-simbol PKI yang muncul dan menumpang dan memanfaatkan berbagai unjuk rasa warga di berbagai daerah", ucap Syarwan.
Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Banyuwangi KH Ahmad Hisyam Syafaat mengatakan, komunisme itu adalah ideologi sehingga betapa pun susahnya dibasmi perkembangannya tetap harus dibasmi karena bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI sebagai ideologi dan falsafah berbangsa. Dalam konteks sejarah ke-Indonesia-an yang mengusung ideologi komunisme itu ya PKI.
"Namanya ideologi itu ibarat seperti iman atau kepercayaan, dia datang seperti cahaya bahkan mampu menembus celah-celah dinding", ujar KH Ahmad Hisyam Syafaat dalam dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Senin (11/9/2017)
Menurut KH Hisyam, fenomena munculnya sombol-simbol PKI di berbagai daerah termasuk di Banyuwangi yang bertopeng unjuk rasa berbagai aspirasi masyarakat, tidaklah muncul tiba-tiba dan bukan tanpa campur tangan pihak luar yang inginkan paham itu kembali menguat.
"Jadi hati-hati dengan berbagai demo karena pasti akan ditunggangi kelompok komunis ini", tegasnya. Dia menambahkan, itu sebabnya harus dibasmi ideologi komunis ini, tak boleh dibiarkan berkembang di masyarakat.
"Dibutuhkan 'goodwill' pemerintah melalui pendidikan karakter, pendidikan Pancasila atau kalau di pesantren ya pendidikan akhlakul karimah", ujarnya.
Terpisah, Letjen (Purn) Syarwan Hamid mantan Kasospol TNI mengatakan, masifnya lambang PKI (palu arit) yang muncul diberbagai daerah menunjukan PKI masih eksis.
"Komunisme tetap ingin kembali di pentas politik di Indonesia. Kenapa September selalu marak kegiatan PKI, karena di bulan inilah digunakan sebagai momentum kebangkitan PKI", sebut mantan Mendagri era Soeharto ini.
Syarwan menuturkan, TNI tak akan membiarkan PKI untuk bangkit kembali karena TNI cinta Pancasila dan cinta senior TNI yang telah dibantai PKI.
"Jadi masyarakat harus tetap waspada terhadap maraknya simbol-simbol PKI yang muncul dan menumpang dan memanfaatkan berbagai unjuk rasa warga di berbagai daerah", ucap Syarwan.
(sms)