Aceng Fikri Ungkap Alasan Mendasar Hanura Tinggalkan Ridwan Kamil
A
A
A
BANDUNG - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Jabar Aceng HM Fikri mengungkapkan kekecewaannya atas gagalnya komunikasi politik yang dibangun dengan poros baru yang digagas Partai Nasional Demokrat (NasDem). Poros baru itu mengusung Ridwan Kamil sebagai Calon Gubernur Jawa Barat.
Meski enggan menyudutkan sosok, pernyataan Aceng tersebut diduga mengarah kepada Ridwan Kamil. Sebab, pria yang akrab disapa Emil itu merupakan satu-satunya sosok calon gubernur (cagub) Jabar yang diusung poros baru di Pilgub Jabar 2018.
Aceng pun melontarkan sindiran pedas atas komunikasi politik yang telah dicoba dibangunnya dengan Emil. Menurut dia, cagub Jabar yang diusung NasDem tersebut seharusnya menghargai komunikasi politik yang dibangun.
"Kami dianggap tamu, tamunya sendiri menganggap orang yang punya rumah (parpol). Itu dalam fatsun politik tidak elok," sindir Aceng dalam konferensi pers di Hotel Amaroossa, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin (4/9/2017).
Aceng pun mengaku kecewa karena merasa diatur. Padahal, parpol merupakan penentu maju tidaknya Emil ke ajang Pilgub Jabar 2018. "Kita sebagai partai, pemegang kuasa tiket. Masak kita mau diatur oleh yang tidak berpartai," ujarnya.
Karena itu, partainya kini lebih condong memilih bergabung dengan Partai Golkar. Terlebih, komunikasi yang dibangun partainya dengan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi pun sangat baik.
Aceng pun menilai pola komunikasi sosok calon gubernur yang diusung Golkar Jabar itu sangat mengedepankan kultur ketimuran, jauh berbeda dengan pola komunikasi yang dibangunnya dengan Emil.
"Timur itu saling sapa, saling silaturahmi, menggunakan etika yang bagus. Itu personal touch jauh lebih kualitatif ketimbang yang lain," tuturnya.
Karenanya, Aceng siap berpasangan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2018 jika pihak DPP, baik DPP Hanura maupun Golkar merestui. Terlebih, dengan kepemilikan 17 kursi Golkar dan tiga kursi Hanura di DPRD Jabar, koalisi Golkar-Hanura dipastikan sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur/wakil gubernur. "Saya sangat siap berpasangan dengan Dedi Mulyadi," tandasnya.
Meski enggan menyudutkan sosok, pernyataan Aceng tersebut diduga mengarah kepada Ridwan Kamil. Sebab, pria yang akrab disapa Emil itu merupakan satu-satunya sosok calon gubernur (cagub) Jabar yang diusung poros baru di Pilgub Jabar 2018.
Aceng pun melontarkan sindiran pedas atas komunikasi politik yang telah dicoba dibangunnya dengan Emil. Menurut dia, cagub Jabar yang diusung NasDem tersebut seharusnya menghargai komunikasi politik yang dibangun.
"Kami dianggap tamu, tamunya sendiri menganggap orang yang punya rumah (parpol). Itu dalam fatsun politik tidak elok," sindir Aceng dalam konferensi pers di Hotel Amaroossa, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin (4/9/2017).
Aceng pun mengaku kecewa karena merasa diatur. Padahal, parpol merupakan penentu maju tidaknya Emil ke ajang Pilgub Jabar 2018. "Kita sebagai partai, pemegang kuasa tiket. Masak kita mau diatur oleh yang tidak berpartai," ujarnya.
Karena itu, partainya kini lebih condong memilih bergabung dengan Partai Golkar. Terlebih, komunikasi yang dibangun partainya dengan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi pun sangat baik.
Aceng pun menilai pola komunikasi sosok calon gubernur yang diusung Golkar Jabar itu sangat mengedepankan kultur ketimuran, jauh berbeda dengan pola komunikasi yang dibangunnya dengan Emil.
"Timur itu saling sapa, saling silaturahmi, menggunakan etika yang bagus. Itu personal touch jauh lebih kualitatif ketimbang yang lain," tuturnya.
Karenanya, Aceng siap berpasangan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2018 jika pihak DPP, baik DPP Hanura maupun Golkar merestui. Terlebih, dengan kepemilikan 17 kursi Golkar dan tiga kursi Hanura di DPRD Jabar, koalisi Golkar-Hanura dipastikan sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon gubernur/wakil gubernur. "Saya sangat siap berpasangan dengan Dedi Mulyadi," tandasnya.
(zik)