Densus 88 dan Polda Jabar Rekonstruksi Kasus Bom Panci Buahbatu
A
A
A
BANDUNG - Densus 88 dan Polda Jabar menggelar rekonstruksi kasus bom panci dengan tersangka Agus Wiguna (22) selama dua hari, Senin dan Selasa (28-29/8/2017).
Rekonstruksi digelar di 11 lokasi, di antaranya, di kamar kontrakan Agus di Sekejati, Buahbatu, Pagarsih dan RM Celengan, Jalan Astana Anyar, Kafe I Am Beer, Jalan Braga, Suniaraja, dan Jalan Pajajaran.
Rekonstruksi yang menghadirkan tersangka Agus Wuguna pada Selasa (29/8/2017), dimulai di Kafe I Am Beer (Bali Hai), Jalan Braga sekitar pukul 10.00 WIB.
Agus mengenakan topi biru, jaket dan celana jins, serta baju tahanan warna oranye. Sepenggal jalan ditutup dari arus lalu lintas kendaraan. Petugas kepolisian bersenjata lengkap berjaga di lokasi rekonstruksi.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, rekonstruksi hari kedua ini dilaksanakan untuk melengkapi berkas pemeriksaan tersangka Agus Wiguna.
Pada Senin (28/8/2017), tim Densus Antiteror 88 memggelar rekonstruksi di delapan lokasi. Di antaranya, kontrakan Agus, toko di Jalan Pagarsih, Babakan Ciparay, Masjid As-Syuhada (lokasi pengganti masjid di Majalaya), Jalan Pajajaran, dan lain-laiin.
Setelah selesai rekonstruksi di delapan lokasi pada Senin (28/8/2017), kegiatan dilanjutkan hari ini (Selasa 29/8/2017). Dimana hari ini tim Densus Antiteror 88 melaksanakan rekonstruksi di tiga lokasi, yakni RM Celengan, Jalan Astana Anyar Nomor 134, lalu Kafe I Am Beer, Jalan Braga, dan kontrakan Agus di Sekejati, Buahbatu.
"Ini hari kedua rekontruksi kasus terorisme dengan tersangka Agus Wiguna. Selain tersangka Agus, rekonstruksi ini juga dihadiri dari tim Kejaksaan Agung. Rekonstruksi dilakukan untuk mengetahui, apa yang telah disampaikan oleh yang bersangkutan (Agus Wiguna) saat pemeriksaan, dari awal sampai ke mana saja, termasuk sasaran teror," kata Yusri di sela-sela rekonstruksi di Jalan Braga, Selasa (29/8/2017).
Rekonstruksi sengaja dilaksanakan terlebih dulu di Kafe I Am Beer, Jalan Braga yang merupakan lokasi rekosstruksi ke-10. Di sini, pada 7 Juli 2017, ujar Yusri, tersangka Agus memperagakan beberapa adegan.
Antara lain, Agus turun dari angkutan kota (angkot) di Jalan Suniaraja. kemdian tersangka jalan kaki ke Jalan Braga untuk memantau situasi sekitar pukul 22.30 WIB. Dia sempat duduk di depan kafe.
Saat suasana ramai pengunjung sekitar pukul 23.00 WIB, dia masuk dengan membawa bom di dalam ransel. Dia duduk di meja tengah ruangan kafe. Setelah 20 menit di dalam kafe, Agus yang telah siap melakukan bunuh diri dengan bom panci, menekan tombol switch untuk meledakan bom berbobot 5 kilogram (kg) itu.
Namun bom panci tidak meledak. Lantaran gagal, Agus memutuskan pulang ke kontrakannya di Kampung Kubang Beureum, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung.
"Jika meledak, bok panci berbobot 5 kg itu bisa menghancurkan satu gedung. Kafe di Jalan Braga ini jadi sasaran teror karena banyak dikunjungi orang asing," ujar Yusri.
Kemudian di kontrakan, ujar Yusri, Agus merakit ulang bom yang gagal meledak itu. Ternyata saat Agus pergi berjualan, bom itu meledak di kontrakan Agus sekitar pukul 15.30 WIB, Sabtu (8/7/2017). Ledakan bom panci itu akhirnya menguak kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya terungkap.
Berdasarkan BAP dan rekobstruksi, tutur Yusri, tersangka Agus jadi pengantin (pelaku bom bunuh diri) ini sendirian. Namun dia merakit bom panci itu bersama-sama dengan temannya yang juga telah diamankan, antara lain, Kodar (25), Ade Arip Suryana (25), Ramlan Suryadi (24), Andri Rosadi (24), dan Yuki Chandra (25).
Setelah di Kafe I Am Beer selesai, petugas melanjutkan rekonstruksi di lokasi ke-9 di RM Celengan Jalan Astana Anyar Nomor 134. Di lokasi ini pun petugas bersenjata lengkap menutup jalan dari arus kendaraan.
Tersangka Agus memperagakan sejumlah adegan. Antara lain, sekitar pukul 20.00 WIB, dia mampir ke Celengan. Sambil membawa bom panci, di sini dia memesan teh manis.
20 menit kemudian, dia menekan tombol switch bom, namun tidak meledak. Akhirnya Agus keluar dari Celengan menuju masjid yang berada di belakang rumah makan itu. Di masjid itu, Agus sempat meneriksa bom panci yang dia bawa. "Restoran ini menjadi sasaran karena menjual makanan babi," ungkap Yusri.
Selanjutnya Agus menuju sasaran kefua Kafe I Am Beer di Jalan Braga. Karena bom tidak meledak, tersangka singgah ke masjid yang berada di kawasan Jalan Braga. Bom itu dia bakar dengan api rokok. "Ternyata bom tidak meledak karena ada campuran inti bom yang masih basah. Kemudian dia kembali ke kontrakannya," pungkas Yusri.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh, rekontruksi pada Senin (28/8/2017) di Pagarsih, Kecamatan Astana Anyar berlangsung di beberapa toko.
Ini dilakukan untuk memastikan tersangka Agus membeli panci dan bahan bom di lokasi tersebut. "Rekonstruksi hanya berlangsung sekitar 30 menit. Polsek Astana Anyar hanya membantu pengamanan dan pengaturan jalur," kata sumber yang layak dipercaya.
Rekonstruksi digelar di 11 lokasi, di antaranya, di kamar kontrakan Agus di Sekejati, Buahbatu, Pagarsih dan RM Celengan, Jalan Astana Anyar, Kafe I Am Beer, Jalan Braga, Suniaraja, dan Jalan Pajajaran.
Rekonstruksi yang menghadirkan tersangka Agus Wuguna pada Selasa (29/8/2017), dimulai di Kafe I Am Beer (Bali Hai), Jalan Braga sekitar pukul 10.00 WIB.
Agus mengenakan topi biru, jaket dan celana jins, serta baju tahanan warna oranye. Sepenggal jalan ditutup dari arus lalu lintas kendaraan. Petugas kepolisian bersenjata lengkap berjaga di lokasi rekonstruksi.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, rekonstruksi hari kedua ini dilaksanakan untuk melengkapi berkas pemeriksaan tersangka Agus Wiguna.
Pada Senin (28/8/2017), tim Densus Antiteror 88 memggelar rekonstruksi di delapan lokasi. Di antaranya, kontrakan Agus, toko di Jalan Pagarsih, Babakan Ciparay, Masjid As-Syuhada (lokasi pengganti masjid di Majalaya), Jalan Pajajaran, dan lain-laiin.
Setelah selesai rekonstruksi di delapan lokasi pada Senin (28/8/2017), kegiatan dilanjutkan hari ini (Selasa 29/8/2017). Dimana hari ini tim Densus Antiteror 88 melaksanakan rekonstruksi di tiga lokasi, yakni RM Celengan, Jalan Astana Anyar Nomor 134, lalu Kafe I Am Beer, Jalan Braga, dan kontrakan Agus di Sekejati, Buahbatu.
"Ini hari kedua rekontruksi kasus terorisme dengan tersangka Agus Wiguna. Selain tersangka Agus, rekonstruksi ini juga dihadiri dari tim Kejaksaan Agung. Rekonstruksi dilakukan untuk mengetahui, apa yang telah disampaikan oleh yang bersangkutan (Agus Wiguna) saat pemeriksaan, dari awal sampai ke mana saja, termasuk sasaran teror," kata Yusri di sela-sela rekonstruksi di Jalan Braga, Selasa (29/8/2017).
Rekonstruksi sengaja dilaksanakan terlebih dulu di Kafe I Am Beer, Jalan Braga yang merupakan lokasi rekosstruksi ke-10. Di sini, pada 7 Juli 2017, ujar Yusri, tersangka Agus memperagakan beberapa adegan.
Antara lain, Agus turun dari angkutan kota (angkot) di Jalan Suniaraja. kemdian tersangka jalan kaki ke Jalan Braga untuk memantau situasi sekitar pukul 22.30 WIB. Dia sempat duduk di depan kafe.
Saat suasana ramai pengunjung sekitar pukul 23.00 WIB, dia masuk dengan membawa bom di dalam ransel. Dia duduk di meja tengah ruangan kafe. Setelah 20 menit di dalam kafe, Agus yang telah siap melakukan bunuh diri dengan bom panci, menekan tombol switch untuk meledakan bom berbobot 5 kilogram (kg) itu.
Namun bom panci tidak meledak. Lantaran gagal, Agus memutuskan pulang ke kontrakannya di Kampung Kubang Beureum, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung.
"Jika meledak, bok panci berbobot 5 kg itu bisa menghancurkan satu gedung. Kafe di Jalan Braga ini jadi sasaran teror karena banyak dikunjungi orang asing," ujar Yusri.
Kemudian di kontrakan, ujar Yusri, Agus merakit ulang bom yang gagal meledak itu. Ternyata saat Agus pergi berjualan, bom itu meledak di kontrakan Agus sekitar pukul 15.30 WIB, Sabtu (8/7/2017). Ledakan bom panci itu akhirnya menguak kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya terungkap.
Berdasarkan BAP dan rekobstruksi, tutur Yusri, tersangka Agus jadi pengantin (pelaku bom bunuh diri) ini sendirian. Namun dia merakit bom panci itu bersama-sama dengan temannya yang juga telah diamankan, antara lain, Kodar (25), Ade Arip Suryana (25), Ramlan Suryadi (24), Andri Rosadi (24), dan Yuki Chandra (25).
Setelah di Kafe I Am Beer selesai, petugas melanjutkan rekonstruksi di lokasi ke-9 di RM Celengan Jalan Astana Anyar Nomor 134. Di lokasi ini pun petugas bersenjata lengkap menutup jalan dari arus kendaraan.
Tersangka Agus memperagakan sejumlah adegan. Antara lain, sekitar pukul 20.00 WIB, dia mampir ke Celengan. Sambil membawa bom panci, di sini dia memesan teh manis.
20 menit kemudian, dia menekan tombol switch bom, namun tidak meledak. Akhirnya Agus keluar dari Celengan menuju masjid yang berada di belakang rumah makan itu. Di masjid itu, Agus sempat meneriksa bom panci yang dia bawa. "Restoran ini menjadi sasaran karena menjual makanan babi," ungkap Yusri.
Selanjutnya Agus menuju sasaran kefua Kafe I Am Beer di Jalan Braga. Karena bom tidak meledak, tersangka singgah ke masjid yang berada di kawasan Jalan Braga. Bom itu dia bakar dengan api rokok. "Ternyata bom tidak meledak karena ada campuran inti bom yang masih basah. Kemudian dia kembali ke kontrakannya," pungkas Yusri.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh, rekontruksi pada Senin (28/8/2017) di Pagarsih, Kecamatan Astana Anyar berlangsung di beberapa toko.
Ini dilakukan untuk memastikan tersangka Agus membeli panci dan bahan bom di lokasi tersebut. "Rekonstruksi hanya berlangsung sekitar 30 menit. Polsek Astana Anyar hanya membantu pengamanan dan pengaturan jalur," kata sumber yang layak dipercaya.
(nag)