Novi Lahirkan Tapir Ketujuh di Kebun Binatang Bandung
A
A
A
BANDUNG - Kebun Binatang Bandung (KBB) kini memiliki bayi tapir dari jenis Malayan tapir. Hewan yang masuk kategori terancam punah itu lahir pada 28 Juli 2017. Tapi, tapir tersebut baru diperkenalkan pada Selasa (29/8/2017).
Bayi tapir jantan itu lahir dari pasangan induk bernama Novi (11) dan Willy (12). Kelahirannya berlangsung normal di salah satu kandang di KBB. Bagi Novi, bayi itu jadi yang ketujuh dilahirkannya selama di KBB.
Kepala Divisi Konservasi KBB Dedi Trisasongko mengatakan, saat lahir tidak diketahui berapa bobot bayi tapir tersebut. Sebab, bayi tapir tidak boleh dipegang dalam kurun waktu tertentu sejak lahir.
"Saat ini bobotnya sekitar 8 kilogram dan usianya sudah 32 hari," kata Dedi di KBB.
Dengan adanya tapir tersebut, kini koleksi tapir di KBB otomatis bertambah. Total, saat ini KBB memiliki delapan ekor tapir. Untuk perawatan, pihaknya membiarkan bayi tapir itu dirawat secara alami oleh induknya. Perhatian KBB saat ini justru lebih banyak dilakukan untuk menjaga kesehatan induk tapir agar bisa merawat anaknya dengan baik. "Kami intens menjaga kesehatan dan perawatan induknya," ungkapnya.
Tapir memiliki masa mengandung sekitar 13 bulan. Tapir sudah bisa bereproduksi sejak usia tiga tahun. Rata-rata, seekor tapir betina bisa melahirkan satu anak dalam kurun satu hingga dua tahun dengan musim kawin pada April sampai Juni.
Sementara itu, Marketing Communication KBB Sulhan Syafii mengatakan, pihaknya membuka program orang tua asuh bagi publik. Siapa pun punya kesempatan sama untuk menjadi orang tua asuh dari bayi tapir tersebut. "Kami buka pendaftaran untuk program orang tua asuh tapir ini mulai hari ini sampai dua minggu ke depan," ujar Aan, sapaan akrabnya.
Setelah itu, pihak KBB akan melakukan wawancara terhadap calon orang tua asuh. Dari sana KBB akan bisa melihat sejauh mana keseriusan dan komitmen calon orang tua asuh sebelum diputuskan siapa pemenangnya.
Jika menjadi orang tua asuh, pemenangnya bisa mendapatkan akses khusus untuk datang ke KBB dan bertemu dengan bayi tapir tersebut secara gratis. Tapi, yang bersangkutan harus memenuhi kewajibannya terkait pakan dan kebutuhan tapir tersebut.
Bayi tapir jantan itu lahir dari pasangan induk bernama Novi (11) dan Willy (12). Kelahirannya berlangsung normal di salah satu kandang di KBB. Bagi Novi, bayi itu jadi yang ketujuh dilahirkannya selama di KBB.
Kepala Divisi Konservasi KBB Dedi Trisasongko mengatakan, saat lahir tidak diketahui berapa bobot bayi tapir tersebut. Sebab, bayi tapir tidak boleh dipegang dalam kurun waktu tertentu sejak lahir.
"Saat ini bobotnya sekitar 8 kilogram dan usianya sudah 32 hari," kata Dedi di KBB.
Dengan adanya tapir tersebut, kini koleksi tapir di KBB otomatis bertambah. Total, saat ini KBB memiliki delapan ekor tapir. Untuk perawatan, pihaknya membiarkan bayi tapir itu dirawat secara alami oleh induknya. Perhatian KBB saat ini justru lebih banyak dilakukan untuk menjaga kesehatan induk tapir agar bisa merawat anaknya dengan baik. "Kami intens menjaga kesehatan dan perawatan induknya," ungkapnya.
Tapir memiliki masa mengandung sekitar 13 bulan. Tapir sudah bisa bereproduksi sejak usia tiga tahun. Rata-rata, seekor tapir betina bisa melahirkan satu anak dalam kurun satu hingga dua tahun dengan musim kawin pada April sampai Juni.
Sementara itu, Marketing Communication KBB Sulhan Syafii mengatakan, pihaknya membuka program orang tua asuh bagi publik. Siapa pun punya kesempatan sama untuk menjadi orang tua asuh dari bayi tapir tersebut. "Kami buka pendaftaran untuk program orang tua asuh tapir ini mulai hari ini sampai dua minggu ke depan," ujar Aan, sapaan akrabnya.
Setelah itu, pihak KBB akan melakukan wawancara terhadap calon orang tua asuh. Dari sana KBB akan bisa melihat sejauh mana keseriusan dan komitmen calon orang tua asuh sebelum diputuskan siapa pemenangnya.
Jika menjadi orang tua asuh, pemenangnya bisa mendapatkan akses khusus untuk datang ke KBB dan bertemu dengan bayi tapir tersebut secara gratis. Tapi, yang bersangkutan harus memenuhi kewajibannya terkait pakan dan kebutuhan tapir tersebut.
(mcm)