Cerita Korban Selamat KM Baku Sayang yang Terkatung-Katung di Lautan
A
A
A
TALAUD - Hian Tamaka merupakan salah satu korban KM Baku Sayang 03 yang tenggelam dan berhasil diselamatkan. Dia bersama tujuh korban lainnya yang diselamatkan Tim SAR, Rabu (23/8/2017) pun memiliki kisah yang cukup memilukan.
Seperti yang diceritakan kembali Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Talaud, Boni Wangkanusa yang kini tengah merawat korban, Hian Tamaka mengaku sudah tiga hari terkatung-katung di tengah lautan sejak kapal yang ditumpanginya tenggelam pada Senin 21 Agustus 2017 dinihari pukul 01.00 Wita.
“Dia bersama temannya bertahan di atas rakit dari KM Baku Sayang 03, tapi keduanya berpisah,” timpalnya.
Namun kemudian Hian Tamaka hanyut dan bertemu dengan rakit milik Ferdi dan Opo di antara Kepulauan Sangihe dan Talaud. Hian pun ditolong naik rakit oleh keduanya. “Hian mengaku temannya yang satu rakit tidak bisa diselamatkan,” katanya.
Setelah bertemu Ferdi dan Opo itulah Hian Tamaka baru menemukan makanan. Ketiganya kemudian diselamatkan oleh Kapal Perang KRI Singa 651 sekira pukul 16.30 Wita di Pulau Nelongwane, Talaud.
Saat ini, kata Boni, korban masih ada di RSUD Mala. “Sementara ini sedang dirawat. Tak banyak keluhan hanya mengaku sakit dada karena tiga hari di lautan,” ujarnya.
Korban yang hanya mengenakan baju di badan itu kemudian dijemput Lanal Talaud, Kepala Kesbang Talaud dan Kepala BPBD Talaud serta Direktur RSUD Mala.
Diberitakan sebelumnya, KM Baku Sayang 03 tujuan Bitung ke Siau dilaporkan tenggelam di Perairan Siau, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut, Senin 21 Agustus 2017.
Akibat tenggelamnya kapal ikan milik PT Sari Cakalang Bitung yang mengangkut 23 ABK tersebut, 12 orang dinyatakan hilang.
Sementara 11 ABK berhasil menyelamatkan diri. Kemudian tujuh korban juga berhasil ditemukan kembali. Dengan demikian korban yang selamat sudah 18 orang.
Seperti yang diceritakan kembali Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Talaud, Boni Wangkanusa yang kini tengah merawat korban, Hian Tamaka mengaku sudah tiga hari terkatung-katung di tengah lautan sejak kapal yang ditumpanginya tenggelam pada Senin 21 Agustus 2017 dinihari pukul 01.00 Wita.
“Dia bersama temannya bertahan di atas rakit dari KM Baku Sayang 03, tapi keduanya berpisah,” timpalnya.
Namun kemudian Hian Tamaka hanyut dan bertemu dengan rakit milik Ferdi dan Opo di antara Kepulauan Sangihe dan Talaud. Hian pun ditolong naik rakit oleh keduanya. “Hian mengaku temannya yang satu rakit tidak bisa diselamatkan,” katanya.
Setelah bertemu Ferdi dan Opo itulah Hian Tamaka baru menemukan makanan. Ketiganya kemudian diselamatkan oleh Kapal Perang KRI Singa 651 sekira pukul 16.30 Wita di Pulau Nelongwane, Talaud.
Saat ini, kata Boni, korban masih ada di RSUD Mala. “Sementara ini sedang dirawat. Tak banyak keluhan hanya mengaku sakit dada karena tiga hari di lautan,” ujarnya.
Korban yang hanya mengenakan baju di badan itu kemudian dijemput Lanal Talaud, Kepala Kesbang Talaud dan Kepala BPBD Talaud serta Direktur RSUD Mala.
Diberitakan sebelumnya, KM Baku Sayang 03 tujuan Bitung ke Siau dilaporkan tenggelam di Perairan Siau, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut, Senin 21 Agustus 2017.
Akibat tenggelamnya kapal ikan milik PT Sari Cakalang Bitung yang mengangkut 23 ABK tersebut, 12 orang dinyatakan hilang.
Sementara 11 ABK berhasil menyelamatkan diri. Kemudian tujuh korban juga berhasil ditemukan kembali. Dengan demikian korban yang selamat sudah 18 orang.
(sms)