Wacana Poros Baru di Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Kami Tak Terpengaruh
Wacana Poros Baru di Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Kami Tak Terpengaruh
A
A
A
PURWAKARTA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, merasa tidak terpengaruh dengan munculnya wacana dua poros baru sebagai penyeimbang kekuatan koalisi PDIP-Golkar. Kedua poros baru yang belakangan diwacanakan itu adalah NasDem, Hanura, PKB, dan PPP, serta poros PPP, Demokrat, PAN.
Dedi justru mengapresiasi jika ada poros koalisi lain karena itu bentuk dinamika politik. Hal itu juga merupakan hak setiap orang atau partai politik menjelang Pilgub Jabar 2018 mendatang. Selain itu, munculnya wacana dua poros baru tersebut justru semakin mengintensifkan konsolidasi dalam rangka penguatan koalisi PDIP-Golkar.
“Konsolidasi tidak hanya di Pilgub Jabar, namun juga pada tingkat pilkada di 16 kota/kabupaten di Jabar. Kami juga sudah komitmen untuk terus menggalang kekuatan agar memenangkan pesta demokrasi di Jawa Barat,” ungkap Dedi kepada SINDOnews, Rabu (23/8/2018).
Selain itu, Dedi pun menegaskan komitmennya untuk patuh terhadap setiap keputusan DPP Partai Golkar, dan bukan keputusan perorangan. Sebagaimana pernyataan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Wilayah Jawa dan Sumatera Nusron Wahid, masih terbuka peluang bagi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) untuk ditetapkan menjadi calon gubernur Jabar.
“Saya patuh dan siap mengamankan apapun keputusan Partai Golkar secara kelembagaan. Tetapi tentu saja bukan keputusan perorangan. Niatnya harus berangkat dari penguatan kelembagaan partai, bukan niat perorangan,” kata dia.
Dedi juga mengucapkan terima kasih atas pernyataan Nusron tersebut. Menurut dia, hal itu menjadi suplemen untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya menjelang pesta demokrasi di Jabar. “Saya malah terima kasih kepada Pak Nusron karena dengan pernyataan beliau akhirnya saya banyak dibicarakan orang. Saya menganggap itu suplemen untuk terus bekerja,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan Dedi, fokusnya selama ini tinggal meningkatkan elektabilitas personal. Sebelumnya dia berhasil meningkatkan elektabilitas Partai Golkar di Jabar dengan menempati posisi tertinggi.
Dedi justru mengapresiasi jika ada poros koalisi lain karena itu bentuk dinamika politik. Hal itu juga merupakan hak setiap orang atau partai politik menjelang Pilgub Jabar 2018 mendatang. Selain itu, munculnya wacana dua poros baru tersebut justru semakin mengintensifkan konsolidasi dalam rangka penguatan koalisi PDIP-Golkar.
“Konsolidasi tidak hanya di Pilgub Jabar, namun juga pada tingkat pilkada di 16 kota/kabupaten di Jabar. Kami juga sudah komitmen untuk terus menggalang kekuatan agar memenangkan pesta demokrasi di Jawa Barat,” ungkap Dedi kepada SINDOnews, Rabu (23/8/2018).
Selain itu, Dedi pun menegaskan komitmennya untuk patuh terhadap setiap keputusan DPP Partai Golkar, dan bukan keputusan perorangan. Sebagaimana pernyataan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Wilayah Jawa dan Sumatera Nusron Wahid, masih terbuka peluang bagi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) untuk ditetapkan menjadi calon gubernur Jabar.
“Saya patuh dan siap mengamankan apapun keputusan Partai Golkar secara kelembagaan. Tetapi tentu saja bukan keputusan perorangan. Niatnya harus berangkat dari penguatan kelembagaan partai, bukan niat perorangan,” kata dia.
Dedi juga mengucapkan terima kasih atas pernyataan Nusron tersebut. Menurut dia, hal itu menjadi suplemen untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya menjelang pesta demokrasi di Jabar. “Saya malah terima kasih kepada Pak Nusron karena dengan pernyataan beliau akhirnya saya banyak dibicarakan orang. Saya menganggap itu suplemen untuk terus bekerja,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan Dedi, fokusnya selama ini tinggal meningkatkan elektabilitas personal. Sebelumnya dia berhasil meningkatkan elektabilitas Partai Golkar di Jabar dengan menempati posisi tertinggi.
(mcm)
Explore More