Ratusan Angkot Mogok, Pelajar dan Warga Salatiga Telantar
A
A
A
SALATIGA - Aksi mogok kerja ratusan kru angkutan kota (angkot) Salatiga, Jawa Tengah, untuk menolak transportasi berbasis online berdampak pada pelajar dan warga. Mereka telantar dan kesulitan pulang ke rumah lantaran tidak ada moda transportasi yang bisa dinaiki. Akhirnya mereka memilih pulang jalan kaki atau naik angkutan pedesaan.
Namun, untuk menuju jalur angkutan pedesan, mereka juga harus berjalan kaki sejauh ratusan meter hingga ribuan meter. Hal serupa juga dialami para pedagang di Pasar Raya Salatiga. Mereka kesulitan pulang ke rumah lantaran tidak ada satu pun angkot yang beroperasi. Para pedagang yang sebagian besar ibu-ibu, akhirnya juga memilih jalan kaki untuk pulang. Sedangkan yang rumahnya jauh baru bisa mendapatkan angkutan umum setelah berjalan menuju Jalan Osamaliki.
”Sebelumnya saya tidak tahu kalau angkot sedang mogok jalan. Saya baru tahu setelah lama menunggu angkot di depan sekolah. Akhirnya saya pilih jalan kaki ke jalan raya untuk naik angkutan pedesaan,” kata Siti (16) siswi SMK Negeri 1 Salatiga, Senin (21/8/2017).
Siswi SMKN 1 Salatiga lainnya, Heni (15) mengatakan, apabila aksi mogok kerja para kru angkot berlangsung lama, maka para pelajar yang tidak memiliki sepeda motor atau tidak ada yang mengantar dan menjemput, tentu akan kerepotan. Mereka harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat masuk sekolah.
“Kalau besok angkot masih mogok, ya saya harus berangkat lebih pagi agar bisa sampai sekolah tepat waktu. Sebab saya harus jalan sejauh sekitar 3 km dari jalan raya ke sekolah,” ucap Heni.
Namun, untuk menuju jalur angkutan pedesan, mereka juga harus berjalan kaki sejauh ratusan meter hingga ribuan meter. Hal serupa juga dialami para pedagang di Pasar Raya Salatiga. Mereka kesulitan pulang ke rumah lantaran tidak ada satu pun angkot yang beroperasi. Para pedagang yang sebagian besar ibu-ibu, akhirnya juga memilih jalan kaki untuk pulang. Sedangkan yang rumahnya jauh baru bisa mendapatkan angkutan umum setelah berjalan menuju Jalan Osamaliki.
”Sebelumnya saya tidak tahu kalau angkot sedang mogok jalan. Saya baru tahu setelah lama menunggu angkot di depan sekolah. Akhirnya saya pilih jalan kaki ke jalan raya untuk naik angkutan pedesaan,” kata Siti (16) siswi SMK Negeri 1 Salatiga, Senin (21/8/2017).
Siswi SMKN 1 Salatiga lainnya, Heni (15) mengatakan, apabila aksi mogok kerja para kru angkot berlangsung lama, maka para pelajar yang tidak memiliki sepeda motor atau tidak ada yang mengantar dan menjemput, tentu akan kerepotan. Mereka harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat masuk sekolah.
“Kalau besok angkot masih mogok, ya saya harus berangkat lebih pagi agar bisa sampai sekolah tepat waktu. Sebab saya harus jalan sejauh sekitar 3 km dari jalan raya ke sekolah,” ucap Heni.
(mcm)