Tak Tahan Bau Limbah, Ratusan Warga Demo PT Ultra Jaya
A
A
A
BANDUNG BARAT - Ratusan warga yang berasal dari RW 5, 11, 8, dan 6, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menggelar aksi unjuk rasa ke kantor PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, Senin (21/8/2017) pagi.
Mereka memprotes bau limbah dari perusahaan susu ini yang semakin hari kian menyengat. Tidak hanya itu suplai air yang diberikan ke warga juga mengandung limbah sehingga membuat banyak warga yang mengalami gatal-gatal.
Salah seorang warga Kampung Bunisari, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, yang juga guru di SD Bunisari, Muhamad Satori mengatakan, bau limbah Susu Ultra sudah membuat warga dan juga murid tersiksa.
Sebab baunnya membuat sesak nafas, mual-mual, dan mau muntah. Padahal SD Bunisari dan Langensari yang sudah berdiri sejak 1968 dan memiliki 765 siswa hanya berjarak 8 meter dari lokasi pabrik.
"Kondisi bau limbah ini sudah terjadi puluhan tahun tapi tidak pernah hilang. Kasihan warga dan murid-murid kami yang harus belajar sambil menahan bau busuk," ucapnya saat berorasi.
Koordinator aksi yang juga ketua RW 15 Sulaeman Mubarock meminta perusahaan untuk mendengarkan tuntutan warga. Yakni jangan ada lagi bau limbah yang menyengat yang mengganggu, membersihkan lingkungan di sekitar lokasi pabrik, termasuk memberikan prioritas kerja bagi warga lokal.
"Perusahaan jangan hanya memberikan janji karena selama ini mereka selalu ingkar. Buktinya bau busuk limbah ini tidak pernah tuntas padahal sudah terjadi puluhan tahun," tuturnya.
Sedangkan Kepala Desa Gadobangkong Entis Sutisna mengaku akibat adanya bau limbah yang menyengat menbuat pihaknya gagal dalam penilaian lomba posyandu tingkat kabupaten.
"Persoalan ini sudah lama dan membuat warga resah. Karena itu kami meminta pihak perusahaan memenuhi tuntutan warga terutama soal adanya bau busuk dari limbah susu," tegasnya.
Pada aksi ini ratusan warga membawa berbagai spanduk protes. Seperti yang bertuliskan, waspada bau busuk limbah susu PT Ultra yang jadi penyakit, hentikan bau busuk, limbahmu lebih busuk dari susumu.
Akibat aksi ini membuat arus lalu lintas menjadi macet, bahkan beberapa truk pengangkut susu yang akan masuk ke lokasi pabrik pun harus balik lagi karena jalan masuk diblokir warga.
Mereka memprotes bau limbah dari perusahaan susu ini yang semakin hari kian menyengat. Tidak hanya itu suplai air yang diberikan ke warga juga mengandung limbah sehingga membuat banyak warga yang mengalami gatal-gatal.
Salah seorang warga Kampung Bunisari, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, yang juga guru di SD Bunisari, Muhamad Satori mengatakan, bau limbah Susu Ultra sudah membuat warga dan juga murid tersiksa.
Sebab baunnya membuat sesak nafas, mual-mual, dan mau muntah. Padahal SD Bunisari dan Langensari yang sudah berdiri sejak 1968 dan memiliki 765 siswa hanya berjarak 8 meter dari lokasi pabrik.
"Kondisi bau limbah ini sudah terjadi puluhan tahun tapi tidak pernah hilang. Kasihan warga dan murid-murid kami yang harus belajar sambil menahan bau busuk," ucapnya saat berorasi.
Koordinator aksi yang juga ketua RW 15 Sulaeman Mubarock meminta perusahaan untuk mendengarkan tuntutan warga. Yakni jangan ada lagi bau limbah yang menyengat yang mengganggu, membersihkan lingkungan di sekitar lokasi pabrik, termasuk memberikan prioritas kerja bagi warga lokal.
"Perusahaan jangan hanya memberikan janji karena selama ini mereka selalu ingkar. Buktinya bau busuk limbah ini tidak pernah tuntas padahal sudah terjadi puluhan tahun," tuturnya.
Sedangkan Kepala Desa Gadobangkong Entis Sutisna mengaku akibat adanya bau limbah yang menyengat menbuat pihaknya gagal dalam penilaian lomba posyandu tingkat kabupaten.
"Persoalan ini sudah lama dan membuat warga resah. Karena itu kami meminta pihak perusahaan memenuhi tuntutan warga terutama soal adanya bau busuk dari limbah susu," tegasnya.
Pada aksi ini ratusan warga membawa berbagai spanduk protes. Seperti yang bertuliskan, waspada bau busuk limbah susu PT Ultra yang jadi penyakit, hentikan bau busuk, limbahmu lebih busuk dari susumu.
Akibat aksi ini membuat arus lalu lintas menjadi macet, bahkan beberapa truk pengangkut susu yang akan masuk ke lokasi pabrik pun harus balik lagi karena jalan masuk diblokir warga.
(nag)