Dampak Kekeringan, Harga Rumput Pakan Kambing dan Sapi Naik 100%
A
A
A
BANJARNEGARA - Tak hanya harga hewan kurban yang mengalami kenaikan, harga rumput pakan ternak pun naik drastis. Musim kemarau yang berdampak kekeringan membuat pasokan rumput ke pasar hewan turun dan mulai langka.
Harga rumput di pasar hewan Banjarnegara Jawa Tengah, satu ikat biasa dijual Rp10.000, kini naik menjadi Rp20.000 atau naik sekitar 100%. Warga yang biasa mencari rumput mengalami kesulitan karena ladang yang biasa ditumbuhi rerumputan mengalami kekeringan akibat ketiadaan air.
Kualitas rumput pada musim kemarau ini juga menurun. Banyak rumput yang dijual pedagang berwarna kekuningan.
Suhadi yang sudah berjualan rumput selama 10 tahun terakhir mengatakan, musim kemarau saat ini menjadi musim yang paling sulit untuk mencari rumput. Omzet penjualan rumputpun turun drastis hingga 60% karena mahalnya harga dan banyak peternak yang beralih menggunakan ampas tahu untuk pakan ternak.
“Saat ini kami kesulitan mendapat pasokan rumput dari petani. Banyak desa penghasil rumput liar atau rumput gajah mengalami kekeringan. Kalau pun ada, harga dari para petani atau pencari rumput sudah tinggi, karena mereka harus berjalan kiloan meter untuk mendapatkannya,” kata Suhadi, Senin (21/8/2017).
Kondisi kekeringan yang terjadi saat ini membuat para pedagang dan pencari rumput di Banjarnegara harus bekerja ektra keras. Bahkan ada yang harus pergi ke luar daerah untuk mencari rumput sebagai pakan ternak sapi dan kambing.
Para pencari rumput ini berharap musim penghujan segera datang sehingga mereka tak lagi kesulitan mencari rumput yang biasa dijajakan di pasar hewan.
Harga rumput di pasar hewan Banjarnegara Jawa Tengah, satu ikat biasa dijual Rp10.000, kini naik menjadi Rp20.000 atau naik sekitar 100%. Warga yang biasa mencari rumput mengalami kesulitan karena ladang yang biasa ditumbuhi rerumputan mengalami kekeringan akibat ketiadaan air.
Kualitas rumput pada musim kemarau ini juga menurun. Banyak rumput yang dijual pedagang berwarna kekuningan.
Suhadi yang sudah berjualan rumput selama 10 tahun terakhir mengatakan, musim kemarau saat ini menjadi musim yang paling sulit untuk mencari rumput. Omzet penjualan rumputpun turun drastis hingga 60% karena mahalnya harga dan banyak peternak yang beralih menggunakan ampas tahu untuk pakan ternak.
“Saat ini kami kesulitan mendapat pasokan rumput dari petani. Banyak desa penghasil rumput liar atau rumput gajah mengalami kekeringan. Kalau pun ada, harga dari para petani atau pencari rumput sudah tinggi, karena mereka harus berjalan kiloan meter untuk mendapatkannya,” kata Suhadi, Senin (21/8/2017).
Kondisi kekeringan yang terjadi saat ini membuat para pedagang dan pencari rumput di Banjarnegara harus bekerja ektra keras. Bahkan ada yang harus pergi ke luar daerah untuk mencari rumput sebagai pakan ternak sapi dan kambing.
Para pencari rumput ini berharap musim penghujan segera datang sehingga mereka tak lagi kesulitan mencari rumput yang biasa dijajakan di pasar hewan.
(rhs)