OPM Yapen Timur Serahkan Senjata dan Ikrar Setia NKRI
A
A
A
SERUI - Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM) wilayah Yapen Timur, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, pimpinan Kris Nussy alias Kurinus Sireri akhirnya menyerahkan diri dan berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penyerahan diri Kris Nussy yang diikuti tujuh anggota setianya itu dilakukan di hutan Markas TPN-OPM di wilayah Wadafi, Distrik Wadamom, Yapen Timur kepada Kabinda Papua dan Satgas Amole Kodam XVII/Cenderawasih.
Dalam penyerahan diri tersebut juga dilakukan penyerahan 10 pucuk senjata api rakitan dan dua senjata organik jenis pistol yang dimiliki kelompok ini, termasuk 19 amunisi berbagai ukuran.
Dalam pernyataan sikapnya, Kris mengaku telah bosan hidup di hutan dengan ketidakjelasan iming-iming Kemerdekaan Papua Barat yang menurutnya adalah pembohongan semata.
"Semua tipu, kami sudah bosan. Bayangkan, sejak reformasi 1997 saya dan anak buah saya angkat senjata dan sampai saat ini iming-iming itu hanya tipu," katanya kepada SINDOnews, Selasa (15/8/2017).
Kris juga mendukung pembangunan di Yapen Timur, sekaligus meminta dukungan Pemerintah daerah dan seluruh masyarakat di Yapen Timur kepada dirinya bersama anggotanya yang telah berikrar sebagai warga negara Indonesia.
"Kami meminta kepada pemerintah Indonesia untuk membantu saya dan anggota berupa mesin tempel dan mesin sensor kayu (chainsaw) untuk kami mencari makan dan juga kami mohon pemerintah untuk membangunkan perumahan untuk keluarga kami berteduh," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, secara bersama-sama anggota TPN-OPM itu menyampaikan selamat HUT ke-72 RI.
Penyerahan diri Kris Nussy yang diikuti tujuh anggota setianya itu dilakukan di hutan Markas TPN-OPM di wilayah Wadafi, Distrik Wadamom, Yapen Timur kepada Kabinda Papua dan Satgas Amole Kodam XVII/Cenderawasih.
Dalam penyerahan diri tersebut juga dilakukan penyerahan 10 pucuk senjata api rakitan dan dua senjata organik jenis pistol yang dimiliki kelompok ini, termasuk 19 amunisi berbagai ukuran.
Dalam pernyataan sikapnya, Kris mengaku telah bosan hidup di hutan dengan ketidakjelasan iming-iming Kemerdekaan Papua Barat yang menurutnya adalah pembohongan semata.
"Semua tipu, kami sudah bosan. Bayangkan, sejak reformasi 1997 saya dan anak buah saya angkat senjata dan sampai saat ini iming-iming itu hanya tipu," katanya kepada SINDOnews, Selasa (15/8/2017).
Kris juga mendukung pembangunan di Yapen Timur, sekaligus meminta dukungan Pemerintah daerah dan seluruh masyarakat di Yapen Timur kepada dirinya bersama anggotanya yang telah berikrar sebagai warga negara Indonesia.
"Kami meminta kepada pemerintah Indonesia untuk membantu saya dan anggota berupa mesin tempel dan mesin sensor kayu (chainsaw) untuk kami mencari makan dan juga kami mohon pemerintah untuk membangunkan perumahan untuk keluarga kami berteduh," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, secara bersama-sama anggota TPN-OPM itu menyampaikan selamat HUT ke-72 RI.
(zik)